Ibu dan ayah baru
pulang dari perjalanan safari pengantin. Sehari tiga acara, di tiga tempat
berbeda, dan berjauhan.
“Barakallahu
laka wa baraka ‘alaika wa jama'a bainakuma fii khair,” gumam ibu diiringi
helaan nafas panjang.
“Doa apa itu,
Mam?” tanya Putri.
“Doa untuk pasangan
pengantin,” sambar Irvan. “Artinya: Semoga Allah memberikan keberkahan
kepadamu. Dan semoga Allah memberikan berkah atasmu. Semoga Allah menghimpun
kalian berdua di dalam kebaikan.”
Putri
mengangguk-angguk.
“Keberkahan dalam
hidup berumah tangga itu pilar penopang. Karena pernikahan itu perjalanan
panjang,” tutur ibu.
“Maaf ya, keluar
topik. Irvan pernah membaca angka perceraian meningkat, di antaranya dipicu
acara reuni. Kok bisa?!?”
“Kalau rumah
tangga bermasalah, hidup tanpa berkah, maka yang halal nampak buruk. Sebaliknya
yang haram nampak indah,” kata ibu.
“CLBK. Cinta Lama
Bersemi Kembali,” celetuk Putri.
“Cinta Lama Belum Kelar,” timpal Irvan.
“Husss!” Suara
Ibu mengeras. “Jangan bercanda dengan pernikahan. Itu sakral. Mestinya kamu
berdua bermohon agar yang buruk itu tidak menimpamu, pernikahanmu kelak penuh
berkah.”
Irvan dan adiknya terdiam, menunduk. Kedua kakak beradik itu
komat-kamit berdoa.
Irvan kemudian
bercerita tentang perceraian di suatu daerah yang dipicu adanya ponsel dan
acara reuni. Reuni memicu kecurigaan terhadap suami atau istri yang berujung
retaknya hubungan. Tercatat sepanjang bulan Mei saja, per harinya sekitar 100
pasangan mengurus cerai.
“Sebenarnya
ketika benang pengikat kehidupan pasangan sudah mulai longgar, sudah jarang
saling memperhatikan, jarang ngobrol, enggan jalan bareng, itulah saatnya
mereka membangun kembali cinta. Bukan malah buru-buru berpisah!” kata ayah
nimbrung.
“Mungkin karena
pasangan itu sudah tidak saling mencintai,” komentar Putri.
“Ya justru karena sudah tak mencintai lagi, maka cintailah
pasanganmu. Bangun kembali cinta.
Suami istri memang harus jatuh cinta berkali-kali. Cinta itu pekerjaan jiwa
sekaligus raga. Dua-duanya harus
melakukan kerja itu,” kata ayah bersemangat.
“Cinta kita
kepada Rasulullah Muhammad kan juga tidak datang dengan sendirinya. Kita
mencintai beliau setelah mengenal kemuliaan beliau, sebagai Nabi maupun sebagai
pribadi. Itu artinya cinta itu memang harus diupayakan, diperjuangkan,”
timpal ibu.
“Itulah pentingnya pasangan berhenti melihat kekurangan
pasangannya. Setidaknya lihatlah kebaikan dan keburukan pasangan secara
seimbang, adil.”
“Putri pernah membaca nasihat Imam Asy Syafi’i: Mata
kerelaan itu buta terhadap segala aib sebagaimana mata kebencian membuka
keburukan. Begitu.”
“Kata penyanyi Gombloh, kalau cinta sudah melekat, pasti ada
coklat,” kelakar Irvan.
“Ada definisi
cinta dari seorang kiai. Cinta adalah kecenderungan hati kepada sesuatu
diiringi kesediaan berkorban demi sesuatu itu,” tutur ibu.
“Jadi, yang perlu
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sudah melonggar adalah menata ulang
hatinya dalam mencintai. Jangan merepotkan diri dengan urusan dicintai
pasangan. Karena posisi mencintai itu lebih elegan, lebih terhormat.”
“Dan menjadi lebih
mudah karena kendalinya ada pada orang yang mencintai. Dia tidak
menunggu dicintai.”
Rubrik
Pojok Majalah Al Falah Edisi Juli 2023
Sedekah Mudah di YDSF
Artikel Terkait:
CARA MENGHITUNG ZAKAT PENGHASILAN | YDSF
Batasan Air untuk Wudhu | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
Menikah Tapi Tidak Cinta Suami | YDSF
MENGELUARKAN SEDEKAH DARI BUNGA BANK | YDSF
Tips Awal Memilih Pasangan Untuk Menumbuhkan Generasi Shalih | YDSF
APA ITU WAKAF? PENGERTIAN, DALIL, DAN HUKUM WAKAF | YDSF