Saat ini seluruh platform sedang ramai dengan slogan “All
Eyes on Rafah Semua Mata Tertuju pada Rafah” sebagai bentuk dukungan kepada
Palestina dan protes keras atas negara-negara besar yang masih tidak peduli
dengan tindakan Israel yang semakin tidak masuk akal. Konflik Israel-Palestina
telah menciptakan krisis kemanusiaan dan kini Jalur Gaza menjadi symbol harapan
terakhir warga Palestina, Rafah.
Rafah, Harapan Terakhir Palestina
Sebagai kota kecil yang berada di ujung selatan Gaza, Rafah
menjadi gerbang perbatasan utama antara Gaza dan Mesir. Rafah dulunya dikenal
sebagai salah satu wilayah yang dianggap relatif aman bagi warga Palestina di
tengah konflik. Kota ini dianggap sebagai tempat perlindungan terakhir, di mana
warga sipil yang terusir dari rumah mereka dapat mencari perlindungan dari
gempuran udara Israel.
Pada awalnya, ada harapan bahwa Israel tidak akan
menargetkan daerah ini, sebagaimana yang dijanjikan oleh otoritas mereka.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa harapan itu kini semakin rapuh. Seiring
meningkatnya intensitas serangan Israel, Rafah kini menjadi saksi kehancuran
serupa yang terjadi di wilayah lain di Gaza. Tempat-tempat yang seharusnya
menjadi perlindungan, seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat-pusat
pengungsian, telah hancur akibat serangan udara.
Banyak warga Palestina yang kini terperangkap di Rafah tanpa
adanya jaminan keselamatan atau akses kepada kebutuhan dasar. Keadaan semakin
diperparah oleh terbatasnya akses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Serangan Israel di Rafah
Israel melancarkan serangan udara terhadap area kemanusiaan
yang menjadi tempat berlindung pengungsi di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan,
pada Minggu (26 Mei 2024). Setidaknya 50 orang ditemukan tewas akibat serangan
tersebut, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan udara tersebut menghantam area pengungsi di Tel Al
Sultan, bagian barat Rafah, yang menampung ribuan orang yang berlindung. Hampir
1,4 juta orang mengungsi di kawasan ini setelah melarikan diri dari pertempuran
sengit di wilayah Gaza lainnya.
Militer Israel terus membombardir wilayah ini, di mana
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan di Rafah
ditujukan untuk menghancurkan apa yang mereka anggap sebagai benteng terakhir
kelompok militan Hamas.
Baca juga: 4 Cara Membantu Palestina | YDSF
Perhatian Dunia & All Eyes on Rafah
Makna frasa "All Eyes on Rafah" bukan sekadar simbolis, melainkan sebuah seruan global yang mencerminkan urgensi perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Di tengah situasi konflik yang kian memburuk, Rafah menjadi tumpuan harapan bagi warga Palestina yang mencari perlindungan dari serangan udara Israel. Kota ini juga merupakan titik kritis bagi masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh jutaan warga Gaza yang terisolasi akibat blokade. Namun, harapan itu kini semakin pudar karena serangan terus-menerus yang menghantam wilayah ini, membuat Rafah tidak lagi sepenuhnya aman.
"All Eyes on Rafah" mencerminkan besarnya
tanggung jawab yang diemban oleh komunitas internasional untuk memastikan bahwa
bantuan kemanusiaan dapat terus mengalir ke Gaza, khususnya melalui jalur Rafah.
Lebih dari sekadar slogan, All Eyes on Rafah menjadi sebuah “senjata” untuk memberikan
penekanan pada pentingnya tindakan cepat dan konkret dunia dalam mencegah terjadinya
krisis kemanusiaan yang lebih parah bagi rakyat Palestina.
Namun, tantangan yang dihadapi tidak hanya bersifat fisik,
seperti serangan udara dan blokade, tetapi juga politik. Rafah kini menjadi
ujian nyata terhadap komitmen dunia internasional untuk menghentikan krisis
kemanusiaan di Gaza.
Organisasi internasional seperti PBB, Palang Merah, dan
lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya telah berulang kali menyerukan dibukanya
jalur aman untuk distribusi bantuan, serta mendesak dilakukannya gencatan
senjata. Meskipun begitu, upaya-upaya ini sering kali terhambat oleh dinamika
politik yang kompleks di wilayah tersebut.
Krisis kemanusiaan yang terjadi di Rafah dan Gaza secara
keseluruhan adalah cerminan dari penderitaan yang tak kunjung usai akibat
konflik Israel-Palestina. Rafah, yang dulunya menjadi simbol harapan dan
perlindungan, kini berubah menjadi medan keputusasaan di tengah intensitas
serangan yang terus berlanjut. Tanpa adanya tindakan konkret dari komunitas
internasional, krisis ini akan terus memburuk dan semakin banyak nyawa yang
hilang. (berbagai sumber).
Donasi Palestina
Artikel Terkait
Perbedaan Zakat Profesi dan Zakat Pertanian l YDSF
Apa Itu Wakaf? Pengertian, Dalil, dan Hukum Wakaf | YDSF
Perhitungan Zakat Rumah Kontrakan l YDSF
Wakaf Tunai Jadi Investasi Syariah yang Penuh Berkah l YDSF
Beda Zakat Maal dan Zakat Penghasilan l YDSF
YDSF Kelola Potensi Wakaf demi Umat