Saat berbagi, terkadang
kita merasa minder dengan jumlah yang sedikit. Padahal, dalam kisah perang Khandaq,
makanan yang sedikit dapat menjadi berlimpah atas rahmat Allah Swt. Makanan
tersebut merupakan pemberian dari keluarga Jabir bin Abdullah untuk pasukan
muslim yang mengalami kelaparan selama perang.
Dalam kehidupan
berjamaah, sering kali Allah menganugerahkan keberkahan. Segala sesuatu yang
bagi kita terlihat sedikit, ternyata bisa mencukupi kebutuhan banyak orang.
Bila Allah menghendaki, akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari berbagai
arah yang tak disangka. Seperti firman-Nya dalam Surat At-Talaq ayat 3, berikut
ini.
“Dan memberinya
rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Tentu kita sering
mendengar sangat banyak kisah penuh hikmah yang terjadi di masa Rasulullah saw.
Kisah-kisah penuh teladan sekaligus untuk menjadi pelajaran. Allah Swt.
memberikan mukjizat kepada baginda Nabi Muhammad saw. sebagai bentuk kasih
sayang-Nya.
Kisah tentang
keberkahan terjadi pada masa Perang Khandaq. Saat itu, para sahabat mengalami
keterbatasan di banyak hal, bahkan juga makanan. Namun atas kuasa Allah Swt.,
sebuah kisah menunjukkan mukjizat Rasulullah saw. melalui makanan yang
diberkahi.
Dalam peristiwa
Khandaq, Rasulullah saw. dan kaum muslim bekerja keras menggali parit di
sekeliling Madinah. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri atas sepuluh orang. Setiap kelompok ditugasi menggali parit
sepanjang 40 hasta.
Semua bekerja
keras tanpa lelah karena pasukan musyrik Quraisy dan sekutu mereka telah
bersiap-siap menyerang Madinah. Rasulullah saw. juga ikut bekerja keras
memimpin kaum muslim hingga lupa memperhatikan makan. Tiga hari beliau tidak
makan layak.
Salah seorang
sahabat, yang sangat mencintai Rasulullah, yakni Jabir bin Abdullah mengetahui
keadaan beliau dan merasa iba. Rasul terlihat lelah dan lapar. Pada sebuah
riwayat disebutkan, untuk menahan lapar, beliau mengganjal bagian perut dengan
tiga buah batu. Jabir ingin menjamu Rasulullah saw., dan meminta izin untuk
pulang ke rumahnya.
Saat tiba di
rumah, Jabir berkata kepada istrinya, "Aku melihat Rasulullah sangat lemah
dan lapar. Namun, beliau tetap bersabar. Apakah kita punya sesuatu untuk
dimasak?"
Istri Jabir
menjawab, "Kita punya secangkir gandum dan anak kambing yang kurus."
Jabir segera
menyembelih kambing itu, lalu istrinya memasaknya, kemudian membuat beberapa
potong roti gandum. Setelah makanan siap disajikan, Jabir bergegas pergi
menemui Rasulullah saw.
Baca juga: KISAH QARUN DALAM AL-QUR’AN, ORANG KAYA BINASA TAK MAU ZAKAT | YDSF
"Wahai
Rasulullah, aku punya sedikit makanan di rumah. Sudilah kiranya Engkau datang
ke rumahku bersama dua atau tiga orang untuk menyantapnya," ujar Jabir.
"Apa yang
telah kau siapkan?" tanya Rasulullah.
Jabir menuturkan
apa adanya. Lalu, Rasulullah berkata, "Makanan yang banyak dan baik.
Tolong katakan kepada istrimu agar jangan dulu membuka tutup panci dan
menghidangkan rotinya hingga aku datang."
Mengikuti titah
Rasulullah, Jabir bergegas pulang ke rumahnya mendahului. Sementara itu,
Rasulullah berseru kepada para sahabat, "Berhentilah kalian semua. Mari
kita pergi ke rumah Jabir."
Jabir tiba di
rumahnya dan menceritakan obrolannya dengan Rasulullah kepada sang istri,
termasuk pesan beliau untuk tidak membuka tutup panci. Namun, beberapa saat
kemudian Jabir terhenyak kaget dan panik melihat di depan rumahnya, Rasulullah
datang bersama semua sahabat Anshar dan Muhajirin. Ada riwayat yang menyebutkan
jumlahnya mencapai 1.000 orang.
Ia berpaling
kepada istrinya dan berkata gugup, "Celaka, beliau datang bersama semua
sahabat."
"Apakah
beliau telah bertanya sebelumnya kepadamu?" tanya istrinya.
"Ya,
sudah," jawab Jabir.
"Maka, kau
tidak perlu kaget," jawab istrinya.
Jabir kemudian
mempersilahkan Rasulullah saw. dan para sahabat masuk untuk makan di rumahnya.
Rasulullah
kemudian membuka tutup panci, kemudian mengambil sesendok masakan daging
kambing itu serta mengambil sepotong roti. Lalu, para sahabat mengikutinya
hingga semua orang yang datang ke rumah Jabir bisa makan dengan kenyang.
Setelah semua
orang makan, Rasulullah mempersilakan istri Jabir untuk makan. Ternyata, di
panci itu masih tersisa masakan untuk Jabir dan istrinya, begitu pula dengan
rotinya. Makanan ini diberkahi Allah Swt. lewat perantara Rasulullah saw.
Bila dilihat
secara langsung, jumlah makanan tersebut tak cukup untuk banyak orang. Namun
makanan itu telah mendapatkan keberkahan Allah, sehingga yang terlihat sedikit
pun cukup untuk begitu banyak orang. Tanpa ada yang kekurangan.
Demikianlah, bila
Allah menghendakinya, sangat mudah bagi-Nya mencukupi kebutuhan setiap
hamba-Nya. Asalkan, kita lebih dulu memantaskan diri sebagai hamba Allah, yang
mematuhi dan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
“Dan bahwa
manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sesungguhnya
usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan
kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (Surat An-Najm: 39-41).
Sumber Majalah Al Falah Edisi Februari 2023
Zakat di YDSF
Artikel Terkait
ZAKAT DARI UANG PESANGON PENSIUN | YDSF
Sejarah Datangnya Islam di Qatar | YDSF
FIDYAH DALAM ISLAM DAN KETENTUANNYA | YDSF
Kisah Mualaf, Musibah Membuatku Hijrah | YDSF
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Kisah Abu Dahdah, Si Pemilik Kebun Kurma di Surga | YDSF