Fakta September Ceria dan Amalan Tepat Saat Muharram | YDSF

Fakta September Ceria dan Amalan Tepat Saat Muharram | YDSF

5 September 2020

Lagu September Ceria memanglah sering kita dengar saat telah memasuki bulan September. Bukan hanya masyarakat saja yang menyambutnya dengan lantunan lagu yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata tersebut. Bahkan karena lagu ini, beberapa pusat perbelanjaan pun juga banyak yang menjadikan September sebagai salah satu momen untuk memberikan diskon besar-besaran.

Fakta September Ceria

Arti September Bukan Kesembilan

September berasal dari kata latin “septum” yang berarti tujuh dalam kalender Romawi kuno. Dan sempat menjadi bulan ketujuh. Sebelum kemudian bergeser menjadi bulan kesembilan dengan dimasukkannya Januari dan Februari.

Semarak September Sebagai Momen Pergantian Musim

Bukan hanya lagu September Ceria yang berhasil menggema ketika September datang. Banyak lagu asing yang juga dipopulerkan khusus untuk menyambut datangnya bulan September. September menjadi istimewa karena merupakan awal untuk memasuki musim baru.

Di luar negeri, September menjadi fase perpindahan memasuki musim gugur. Yang mana banyak digemari karena pada musim ini, banyak dedaunan yang warnanya menjadi canti merona berwarna merah. Berbeda dengan di Indonesia. Secara normal, September merupakan satu bulan menuju musim hujan. Yang juga banyak ditunggu-tunggu setelah kemarau yang cukup membakar kulit.

Tragedi WTC 9/11

Peristiwa yang sempat mencekam dunia karena adanya peristiwa pengeboman di menara World Trade Center (WTC) di tahun 2001, terjadi pada bulan September, tepatnya pada tanggal 11. Bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok terorisme ini tak ayal menjadi salah satu titik bersejarah yang membuat dunia internasional diselimuti islamophobia.

Baca juga: 5 Hajat Asasi Manusia Menurut Islam | YDSF

September 2020 dan Muharram 1442 H

Alhamdulillah, separuh bagian dari September 2020 ini juga masih dalam hitungan bulan Muharram dalam kalender Hijriyah. Salah satu bulan haram dalam Islam. Dan merupakan bulan pertama kalender Hijriyah.

Dari Abu Bakrah r.a., Rasulullah saw. bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari & Muslim).

Sebagaimana dalam bulan harram lainnya, maka kita pun juga sangat dilarang untuk melakukan hal-hal yang haram dan memperbanyak segala amal kebaikan. Karena dalam bulan haram, segala pahala dan ganjaran akan dilipatgandakan.

Beberapa amalan yang dapat kita lakukan selama Muharram:

 

Puasa Tasu’a dan Asyura

Anjuran untuk berpuasa pada 10 Muharram disampaikan langsung oleh Rasulullah saw. Bahkan memiliki keutamaan pula untuk membantu menghapuskan dosa-dosa setahun lalu. Bukan hanya berpuasa pada hari Asyura, umat Muslim juga diperintahkan untuk berpuasa pada 9 Muharram guna menyelisihi Yahudi yang merayakan Paskah Perdamaian dan berpuasa 25 jam di 10 Muharram.

Baca juga: YOM KIPPUR, ALASAN MUSLIM TIDAK HANYA PUASA ASYURA | YDSF

Memperbanyak Taubat dan Amalan Saleh

Taubat itu dilakukan seumur hidup. Karena kita tak akan pernah lepas dari kesalahan. Namun, bukan berarti setelah bertaubat, kita bisa bebas melakukan kesalahan yang sama dan fatal. Taubat bukan hanya sudah selesai meninggalkan hal-hal haram yang dibenci Allah, tetapi juga harus mau mendekatkan diri selalu pada Allah.

Selain itu, kita juga diperintahkan untuk memperbanyak amalan saleh selama bulan-bulan haram. Sebagaimana Allah Swt. berfirman,

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36).

 

Rajin Bersedekah

Salah satu amalan yang juga bisa kita perbanyak selama bulan haram adalah dengan rajin bersedekah. Menyisihkan sebagian rezeki yang dimiliki untuk dibelanjakan di jalan Allah. Meski keadaan diri juga sedang tidak lapang, bukan berarti kita tidak mau bersedekah.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,

“Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat disertai pelit (sulit mengeluarkan harta), saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari dan Muslim). (asm)

 

Baca juga:

ANJAY DILARANG, BEGINI ADAB BERBICARA DALAM ISLAM | YDSF

Sempurnakan Ibadah dengan Muhasabah | YDSF

tips Agar Tidak Konsumtif | YDSF

KEUTAMAAN PUASA SENIN KAMIS | YDSF

 

 Bersedekah Online:

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: