Memanjatkan
doa agar ibadah puasa diterima Allah Swt. merupakan salah satu bentuk kepasrahan
agar ikhtiar yang telah kita lakukan mendapatkan ridha dan berkah terbaik
dari-Nya. Sehingga, saat mendapatkan ganjaran dari berpuasa, bukan hanya
berguna saat masi berada didunia, melainkan kelak ketika di akhirat. Karena
sejatinya menunaikan ibadah puasa bukan sekadar menahan nafsu untuk tidak makan
dan minum, tetapi juga ada perjuangan batin agar kita mampu menghadapi segala ujian
saat berpuasa.
Di bulan
Ramadhan, setiap Muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan puasa yaitu dengan
menahan lapar dan dahaga mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari. Namun
sebagian di antara mereka, tidaklah mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan
dahaga saja yang menghinggapi tenggorokannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut
kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir bahwa
hadits ini shahih).
Mengapa
demikian? Ada beberapa hal yang menyebabkan amalan puasa seorang hamba menjadi
sia-sia padahal kita sudah menahan lapar dan dahaga. Di antaranya:
1. Berkata Dusta (Az Zuur)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari
rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Apa yang dimaksud dengan az zuur? As Suyuthi mengatakan bahwa az
zuur adalah berkata dusta dan memfitnah (buthan). Sedangkan
mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang koesekuensinya telah Allah
larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah).
2. Berkata Lagwu (Sia-sia) dan Rofats (Kata-Kata
Porno)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Puasa bukanlah hanya
menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri
dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau
berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.””
(HR. Ibnu Majah dan Hakim, Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082).
Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan, “Lagwu adalah
perkataan sia-sia, menggunjing orang lain dan semisalnya yang tidak berfaedah.”
Berikutnya, masih dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan, “Rofats
digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan
keji.”
Al Azhari mengatakan, “Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal
yang diinginkan laki-laki pada Wanita.” Atau dengan kata lain Rofats adalah
kata-kata porno.
Baca juga: Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
3. Melakukan Berbagai Macam Maksiat
Sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga saja, sedangkan
maksiat masih terus dilakukan. Ibnu Rojab mengatakan, “Tingkatan puasa yang
paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus:
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu
dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu
menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah
kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168,
Asy Syamilah).
Apakah dengan berkata dusta dan melakukan maksiat, puasa seseorang
menjadi batal? Ibnu Rojab berkata:
“Mendekatkan diri pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan perkara yang
mubah tidaklah akan sempurna sampai seseorang menyempurnakannya dengan
meninggalkan perbutan haram. Barangsiapa melakukan perbuatan haram (seperti
berdusta) lalu dia mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan yang mubah
(seperti makan di bulan Ramadhan), maka ini sama halnya dengan seseorang
meninggalkan yang wajib lalu dia mengerjakan yang sunnah. Walaupun puasa orang
semacam ini tetap dianggap sah menurut pendapat jumhur (mayoritas ulama) yaitu
orang yang melakukan semacam ini tidak diperintahkan untuk mengulangi
(mengqodho’) puasanya. Alasannya karena amalan itu batal jika seseorang
melakukan perbuatan yang dilarang karena sebab khusus dan tidaklah batal jika
melakukan perbuatan yang dilarang yang bukan karena sebab khusus.” (Berdasarkan para ulama jumhur).
Doa Agar Amalan Puasa
Diterima
Maka, sebelum
melaksanakan ibadah puasa, terkhususnya di bulan Ramadhan alangkah baiknya
sebagai seorang Muslim mengiringinya dengan doa, supaya puasa kita dapat
mendatangkan pahala dan ketenangan jiwa. Berikut amalan doanya:
Allahumma
taqabbal minni shauma yaumin. Allahumma taqabbal minni sholatan. Allahumma
taqabbal minni hasanatan. Innama yataqabbalahu minal muttaqin.
Artinya:
“Ya Allah, terimalah dariku puasa hari ini. Ya Allah, terimalah shalat dariku.
Ya Allah, terimalah kebaikan-kebaikan dariku. Sesungguhnya Allah hanya menerima
dari orang-orang yang bertakwa.”
Semoga
segala hal baik yang kita ikhtiarkan selama berpuasa dapat menjadi catatan
amalan terbaik kelak. (berbagai sumber).
Sucikan Harta & Jiwa, Zakat di YDSF
Artikel Terkait:
ZAKAT DARI HASIL PANEN | YDSF
Ubah Wasiat Tanah Wakaf Jadi Rumah Kos | YDSF
KAAFAH MILAD KE-36 YDSF
Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DITUNAIKAN SETIAP BULAN? | YDSF
Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF