Bulan Dzuhijjah Waktu Terbaik untuk Menikah?  | YDSF

Bulan Dzuhijjah Waktu Terbaik untuk Menikah? | YDSF

25 Juni 2024

Bulan Dzulhijjah sering kali identik menjadi waktu terbaik menikah, namun apakah penyematan istilah tersebut tepat? Sedangkan dalam Islam, bulan Dzulhijjah lebih populer dan identik dengan ibadah haji dan qurban.

Bulan Dzulhijjah atau disebut bulan Besar oleh orang jawa merupakan salah satu dari bulan haram. Secara keseluruhan, ada empat bulan yang disebut dengan asyhurul hurum (bulan mulia) dalam Islam, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Disebut bulan haram, lantaran diharamkan berbuat keji dan diharamkan melakukan perbuatan yang dilarang (diharamkan). Haram pula untuk melakukan peperangan pada bulan tersebut.

Sebagaimana firman Allah Swt., yang artinya, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36).

Dalam tradisi masyarakat kita, bulan Dzulhijjah dipercaya sebagai bulan istimewa dengan banyaknya ritual keagamaan. Bulan ini juga disebut dengan bulan haji dan bulan menikah. Meskipun tidak ada waktu khusus dalam menikah, melangsungkan akad nikah pada bulan Dzulhijjah sangatlah dianjurkan oleh orang terdahulu karena banyak keberkahan dari momentum Dzulhijjah. Lantas, seperti apa pandangan Islam mengenai kepercayaan Dzulhijjah sebagai bulan terbaik untuk menikah?

Dzuhijjah Sebagai Bulan Menikah dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, pernikahan merupakan akad terkuat yang sifatnya luhur dan sakral. Orang yang telah siap lahir batin, baik secara fisik, mental, maupun finansial, maka diwajibkan baginya untuk segera melangsungkan pernikahan. Dari Uqbah bin Amir ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik pernikahan adalah yang dipermudah dan disegerakan.”

Walaupun demikian, banyak orang yang masih menganggap bahwa pernikahan akan jauh lebih baik apabila dilakukan pada bulan-bulan tertentu, termasuk bulan Dzulhijjah. Padahal, tidak ada dasar atau dalil yang menerangkan secara gamblang terkait waktu-waktu tertentu untuk melakukan pernikahan. Justru, pernikahan tersebut hendaknya dilakukan dengan segera apabila sudah tidak ada faktor apapun yang menghalangi niat baik dalam rangka menyempurnakan separuh agama Allah Swt.

Baca juga: Perhitungan Weton Pernikahan, Tidak Cocok Menurut Islam | YDSF

Pada prinsipnya, tidak ada larangan menikah di bulan tertentu dalam syariat Islam termasuk larangan melaksanakan pernikahan di bulan Dzulhijjah. Kalau dilaksanakan di bulan Dzulhijjah adalah baik, karena bulan tersebut termasuk salah satu dari empat bulan yang haram dalam Islam yang memiliki banyak keistimewaan. Namun demikian, bukan berarti bulan-bulan lain dilarang atau tidak diperbolehkan untuk menikah.

Rasulullah saw. menikahi Aisyah r.a. pada bulan Syawal. Ketika itu, orang-orang menganggap menikah pada bulan syawal dapat mendatangkan kesialan, untuk menepis kepercayaan itu, Rasulullah saw. menikahi Aisyah pada bulan Syawal.

Walaupun demikian, seseorang yang tidak mau melangsungkan pernikahan di bulan tertentu dan memilih waktu yang menurutnya tepat sesuai dengan kebiasaan yang berlaku tidaklah sepenuhnya salah. Asalkan, keyakinannya tetap bertumpu pada kepercayaan bahwa yang memberi pengaruh baik atau buruk adalah Allah Swt. Perihal hari, tanggal dan bulan tertentu itu hanya diperlakukan sebagai adat dan kebiasaan yang diketahui oleh manusia, terkhususnya masyarakat yang menganut pemahaman dan kepercayaan dari adat-adat terdahulu.

Dijelaskan pula dalam Kitab Ghayatu Talkhishi Al-Murad min Fatawi ibn Ziyad, menyebutkan:

“Apabila seorang bertanya kepada orang lain, apakah malam tertentu atau hari tertentu cocok untuk akad nikah atau pindah rumah? Maka tidak perlu dijawab, sebab syariat melarang meyakini hal yang demikian itu bahkan sangat menentang orang yang melakukannya. Dari Imam Syafi’i Ibnul Farkah menyebutkan apabila ahli nujum berkata dan meyakini yang memengaruhi adalah Allah, dan Allah yang menjalankan kebiasaan bahwa terjadi di hari tersebut sedangkan yang memengaruhi adalah Allah, maka hal ini menurut Imam Syafi’i Ibnul Barkah tidaklah apa-apa, karena yang dicela apabila meyakini bahwa yang berpengaruh adalah nujum dan makhluk-makhluk.” (berbagai sumber).

 

 

Wakaf di YDSF


 

Artikel Terkait

Jenis Cinta dalam Islam Menurut Ibnu Qayyim | YDSF

Perbedaan Zakat, Sedekah, dan Wakaf l YDSF

Kecelakaan Tidak Sesuai Doa Sapu Jagad l YDSF

Mata Memerah, Pesantren Pamekasan Butuh Air Bersih l YDSF

Zakat dari Hasil Gaji l YDSF

Bolehkah Zakat Maal Ditunaikan Setiap Bulan l YDSF

Tags: ydsf, bulan menikah dzulhijjah, dzulhijjah bulan menikah, waktu terbaik menikah, bulan dzulhijjah waktu terbaik menikah

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: