Mata Memerah, Pesantren Pamekasan Butuh Air Bersih | YDSF

Mata Memerah, Pesantren Pamekasan Butuh Air Bersih | YDSF

4 Maret 2024

Berbagai penyakit kulit hingga mata memerah hantui para santri di Ponpes Babus Salam Pamekasan akibat kondisi air yang tidak higienis. Dilaporkan, setidaknya ada 120 santri yang mengalami kondisi tersebut.

Ada yang berspekulasi bahwa mata merah diidap santri hasil tular-menular penyakit kulit yang kerap melanda. Seperti halnya penyakit gatal (kudis, disebut juga scabies atau gudik). Saking lumrahnya terjadi, hingga muncul anggapan nek durung gudiken, durung berkah mondoke.

Anggapan menganggap wajar sebaran penyakit tersebut, diluruskan oleh Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D. “Bahwa ini penyakit, bukan berkah,” tegas dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) ini.

Lantas apa yang menyebabkan ratusan santri bermata merah?

Lebih lanjut, pria yang juga merupakan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNUSA ini, menerangkan bahwa itu disebabkan air.

Air yang berasal dari sumur di pondok terlihat sangat keruh. Pasalnya, letak sumur hanya berjarak 3 meter saja dari lokasi septic tank. Padahal, jika mengacu pada rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jarak sumber mata air dan septic tank sekurang-kurangnya berjarak 10 meter.

Pengasuh pondok juga mengakui secara gamblang, kalau masalah di pesantrennya akibat air. Dan itu sudah menjadi kendala bertahun-tahun yang tak kunjung teratasi.

Pesantren Bersemi

Berangkat dari keprihatinan atas kondisi tersebut, YDSF bekerja sama dengan Unusa. Program ini menjadi wujud ikhtiar menyediakan air bersih yang berkelanjutan. Unusa sendiri menjadi pusat implementasi penyediaan air bersih di pesantren seluruh Indonesia.

Melalui Center for Environment Health of Pesantren, Achmad Syafiuddin menggagas konsep Program Pesantren bersih, sehat, dan mandiri (bersemi). Harapan yang ingin diwujudkan adalah mewujudkan transformasi dari pesantren tradisional menjadi Pesantran bersemi.

Hal itu, memerlukan 4 tahapan. Yakni, penyediaan air bersih, penyediaan sarana yang layak, perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan manajemen air bersih, serta terciptanya pesantrenpreneur.

Tentang kondisi yang terjadi di pondok, Syafiuddin menjabarkan, bahwa kontaminasi air dengan bakteri sudah jelas. Galian tampungan tinja terserap, tercampur, dan terdistribusi kembali melalui air sumur yang kemudian dimanfaatkan santri. Air itu dipakai untuk keperluan sehari-hari mengandung polusi organik/inorganik dan mikrobiologi berbahaya. Dan itu langsung dipakai tanpa melalui proses pemurnian.

Syafiuddin bersama tim riset telah mengembangkan teknologi bernama UNU Water. Alat filtrasi pengubah air keruh menjadi air siap pakai.

Standar kekeruhan atau turbiditas air ditetapkan antara 5-25 Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Sedangkan hasil uji laboratorium atas sumber air di Ponpes Babus Salam menunjukkan 26,8 NTU. Itu artinya, sumber air itu sangat keruh, yang disebabkan tingginya kandungan kadar total padatan terlarut (TDS) dan ion logam seperti besi (Fe) dan lain-lain.

Lantaran tak ada pilihan lain, para santri tetap menggunakan air itu.

Baca juga: Peresmian Pesantren Wakaf Ihya Ul Qur’an Wonossalam Jombang | YDSF

Kolaborasi Pendampingan Berkelanjutan

Sumber air sebagai sumber penghidupan santri dijajal dengan teknologi terbarukan agar tidak terinfeksi bakteri. Tidak menutup kemungkinan air dapat dikonsumsi setelah dikembangkan lebih lanjut nanti.

“Karena mungkin septic tank-nya tidak bisa dipindah, maka harus mencari sumber air baru dengan mengebor,” ujar doktor kelahiran Madura ini.

Setelah mendapatkan sumber mata air baru dari sumur bor, ternyata tingkat kekeruhannya tidak jauh lebih baik. Kondisi tanah setempat yang identik berkapur dan dekat dengan laut menjadi salah satu sebab. Namun temuan sumber baru setidaknya lolos dari standar kekeruhan air untuk kebutuhan sanitasi, 21 NTU.

“Nah memang dari awal kita desain untuk keperluan hygiene sanitation seperti mandi, nyuci dan sebagainya,” tutur yang masuk dalam World's Top 2 % Scientists oleh Stanford University dan Elsevier ini.

Menggunakan metode filter dengan lapisan penyaringan, teknologi ini dirancang agar mudah digunakan. Poin penting yang harus diingat sebelum menerapkan teknologi yang dikembangkan, khususnya di pondok tradisional, di antaranya murah, baik bahan baku dan maintenence teknologi.

Yang kedua adalah mudah digunakan, dan ketiga bahan baku mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan baku seperti arang yang mengandung karbon aktif dan pasir sungai lokal berwarna putih dimanfaatkan lantaran mudah ditemui di sekitar Pondok Pesantren Babus Salam.

Setelah didapatkan sumber mata air yang baik, Kepala Divisi Pendayagunaan YDSF Imron Wahyudi, menyebutkan ingin mengupayakan pembangunan sarana tempat mandi. Setelah proses filtrasi air bersih berhasil, kebersihan dan kelayakan kamar mandi perlu diperhatikan.

Hal penting untuk menciptakan kesinambungan program adalah dengan pelatihan dan pendampingan. YDSF bersama UNUSA berkolaborasi dan berbagi peran dengan Universitas Islam Madura (UIM) untuk memberikan pendampingan terhadap Ponpes Babus Salam.

Pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian Pesantren Babus Salam. Bahkan, potensi untuk membuka usaha air minum kemasan juga terbuka. Asalkan, dilakukan uji kelayakan terlebih dulu dan dibuat sistem penyaringan hingga air layak minum.

Kisah ini merupakan ikhtiar nyata YDSF dan UNUSA dalam menyediakan air bersih bagi Ponpes Babus Salam di Pamekasan. Bismillah semakin banyak pondok pesantren tradisional di Indonesia yang bisa kita bantu penyediaan air bersihnya.

Rasulullah saw. pun bersabda, “Tidak ada sedekah, yang pahalanya lebih besar dari air.” (HR. Al Baihaqi).

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Maret 2024

 

 

Sedekah Air Bersih di YDSF


Artikel Terkait:

ZAKAT DARI HASIL PANEN | YDSF
Ubah Wasiat Tanah Wakaf Jadi Rumah Kos | YDSF
KAAFAH MILAD KE-36 YDSF
Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DITUNAIKAN SETIAP BULAN? | YDSF
Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF


Program YDSF | Air Bersih untuk 100 Pesantren di Indonesia 

Tags: sedekah air bersih, air bersih pesantren, air bersih pesantren ydsf, air bersih ydsf, sedekah air bersih ydsf, sedekah air ydsf

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: