Saat Imsak
berkumandang, sering kali kita berhenti menyantap hidangan sahur, memangnya
benarkah Imsak adalah batas sahur?
Sahur
merupakan bagian penting dari ibadah puasa dalam Islam. Bukan hanya sebagai
persiapan fisik untuk menahan lapar dan dahaga selama sehari penuh, sahur juga
merupakan sunah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. karena banyak
mengandung berkah. Sehingga, untuk bisa mengetahui kapan batas sahur berakhir
juga menjadi hal sederhana yang cukup penting. Jangan sampai, kita masih terlena
dalam makan padahal waktu sudah menunjukkan Subuh.
Waktu Imsak
sering dianggap sebagai penanda untuk berhenti makan dan minum saat sahur.
Biasanya terjadi sekitar sepuluh menit sebelum adzan Subuh. Namun, sebagian
lainnya menganggap waktu Imsak merupakan batas waktu yang tepat untuk mulainya
puasa. Lantas manakah yang benar?
Pengertian Imsak
Dalam bahasa
Arab, Imsak berasal dari kata amsaka-yumsiku-imsakan yang berarti
“menahan”. Hal ini, sama dengan arti puasa yang berasal dari kata shaum
atau shiyam “menahan diri dari sesuatu”. Syaikh Sayyid Sabiq dalam kitab
Fiqh as-Sunah mengatakan As-shaum fial-lughat al-imsak yang
bermakna shaum merupakan bahasa lain dari imsak.
Kemudian,
dijelakan pada masa Rasulullah saw. ada salah satu istilah yang menunjukkan
peringatan sebelum adzan Subuh berkumandang yang dikenal dengan kata tanbihun/tanbih.
Dalam bahasa Arab, tanbihun atau kata lainnya dzikrun berarti
pengingat atau peringatan. Jadi pada zaman dahulu, khusus bulan Ramadhan
terdapat adzan yang dikumandangkan sebanyak dua kali. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad saw., “Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan
minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Bukhari).
Umat Muslim
pada masa itu dianjurkan makan sahur setelah mendengar adzan pertama dari Bilal,
tak lama setelahnya Abdullah bin Mas’ud diperintahkan Nabi Muhammad saw. untuk
membaca 50 ayat Al-Qur’an yang berlangsung kurang lebih sepuluh menit.
Kemudian, tatkala keduanya selesai, umat Muslim zaman dulu lantas berkata, “Tanbihun,
tanbihun, tanbihun, percepat makan sahurnya sebentar lagi fajar (subuh) tiba.”
Barulah Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan kedua yakni adzan subuh sebagai
pertanda waktu puasa dimulai dan saatnya melaksanakan shalat subuh.
Baca juga: Cara Mencari Berkah (Tabarruk) Allah Sesuai Syariat Islam | YDSF
Kapan Batas Waktu Berhenti
Makan dan Minum saat Sahur?
Berdasarkan
penjelasan dan bagaimana umat Muslim pada zaman Rasulullah saw. menerapkan
sahur dan imsak, maka jelas imsak bukanlah batas waktu untuk sahur. Namun,
hanya sebagai pengingat atau penanda bahwa waktu sahur akan segera berakhir.
Maka dari
itu pada saat waktu imsak tiba, seseorang harus segera bersiap untuk
menjalankan ibadah puasa, dan berhati-hati dengan menghindari segala sesuatu
yang bisa membatalkan puasa atau suatu hal yang membuat ibadah puasa tidak sah.
Sedangkan,
waktu untuk berhenti makan dan minum saat sahur adalah ketika telah fajar
(Subuh). Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 187, “Dan
makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar
(Subuh). Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.”
Untuk lebih
jelasnya, penjelasan mengenai hukum makan sahur berdasarkan keadaan-keadaan
tertentu maka bisa dengan penjelasan berikut ini:
1. Memasuki waktu imsak
Untuk hati-hati dan mempersiapkan diri (sebagai penanda lampu kuning).
Pada kondisi demikian seseorang masih diperbolehkan untuk makan dan minum,
namun sudah harus waspada dan sebaiknya segera selesaikan dan mulai
mengakhirinya.
2. Saat adzan Subuh berkumandang
Apabila adzan Subuh sudah berkumandang maka wajib untuk menghentikan
aktivitas makan dan minum, serta hal-hal yang bisa membatalkan puasa, karena
adzan Subuh merupakan batas waktu sahur. Jika terdapat sisa makanan yang ada di
dalam mulut maka wajib untuk “dilepeh” (Imam Nawawi).
3. Saat sendok sudah berada di tangan
namun terdengan adzan Subuh
Pada saat kondisi demikian, maka baiknya untuk tidak dilanjutkan
aktivitas menyantap makan sahur. Hal ini dikarenakan waktu sahur telah habis
dan waktu puasa dimulai.
Waktu sahur
memang lebih baik dilakukan di akhir waktu, namun tetap harus bisa
memperkirakan waktu yang tepat agar bisa menyantap makanan dan minuman tanpa
terburu-buru, sebelum adzan Subuh berkumandang. (berbagai sumber).
Sucikan Harta & Jiwa, Zakat di YDSF
Artikel Terkait:
ZAKAT DARI HASIL PANEN | YDSF
Ubah Wasiat Tanah Wakaf Jadi Rumah Kos | YDSF
KAAFAH MILAD KE-36 YDSF
Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DITUNAIKAN SETIAP BULAN? | YDSF
Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF