Dalam kitabullah
Al-Qur’an, pada saat sampai di surah ketiga, kita akan membaca surah Al-Imran.
Berbeda dengan nama-nama surah lain (selain Luqman), pada surah ini merupakan
nama dari seseorang. Meski bukan termasuk golongan nabi dan rasul, tetap
kisahnya berhasil diabadikan dalam Al-Qur’an. Lantas, apakah yang membuat sosok
ini istimewa bagi Allah Swt.?
Al-Qur’an surah
Ali Imran merupakan surat Madaniyah yang memuat kisah keluarga Imran bin Matsan
bin al-Azar bin al-Yud... bin Sulaiman a.s. bin Daud a.s.. Nasabnya tersambung
hingga ke Nabi Daud a.s. Beliau memiliki istri bernama Hanna binti Faquda (ada
yang menyebutkan Hannah binti Faquz). Bersama istrinya, beliau melahirkan dua
putri. Putri sulungnya bernama Asy-ya’ (istri Nabi Zakariya a.s.) dan si bungsu
bernama Maryam (ibunda Nabi Isa a.s.).
Imran bin Matsan
bukanlah nabi, bukan pula rasul. Meski demikian, mereka mendapatkan posisi
mulia di sisi Allah Swt. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya Allah telah
memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat
(pada masa masing-masing).” (QS. Ali Imran: 33)
Dalam tafsir
Muyassar disebutkan bahwa dari para nabi dan keluarga yang disebutkan pada ayat
tersebut merupakan teladan terbaik di zaman mereka. Sehingga, dapat menjadi
contoh untuk kaum di masa berikutnya.
Teladan dalam Menyiapkan
Generasi Terbaik
Kisah keluarga
Imran sangat terkenal dalam hal menyiapkan generasi. Imran dan istrinya Hanna
telah merencanakan generasi terbaiknya, bahkan sebelum Hanna mengandung. Istri
Imran selalu memohon dan bernazar agar Allah menjadikan anaknya sebagai hamba
terpilih, selalu taat, dan mendapat penjagaan dari Allah Swt.
Adapun beberapa
teladan yang dilakukan oleh keluarga Imran dalam mendidik anaknya, dapat
dirangkum menjadi poin-poin sebagai berikut:
1.
Memulainya dengan doa atau nadzar agar diberi keturunan yang shalih
Nadzarnya diabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 35, “(Ingatlah),
ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu,
apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi
(kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.”
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Muhammad ibnu Ishaq mengatakan
Hannah merupakan seorang wanita yang lama tidak pernah hamil. Suatu hari,
dirinya melihat seekor burung sedang memberi makan anak-anaknya, ia pun
menginginkan dapat memiliki anak. Akhirnya, berdoalah dia sebagaimana pada ayat
di atas. Saat itu ia tidak mengetahui apakah anak yang dikandungnya itu
laki-laki atau perempuan.
Memang,
pada riwayat disebutkan bahwa Imran dan Hanna memiliki dua orang putri. Namun,
dalam surah Al-Imran lebih banyak dikisahkan tentang Maryam. Kelak, putri
bungsunya inilah yang melahirkan Nabi Isa a.s. tanpa ayah tetapi atas kuasa
Allah Swt.
Baca juga:
Kisah Dzulqarnain, Bapak Metalurgi, dalam Al-Qur’an | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
Selain
itu, juga dikisahkan bagaimana doa Nabi Zakariya a.s. agar bisa diberi
keturunan yang shalih kepada Allah Swt. Masya Allah, doa beliau terkabul. Dari
pernikahannya bersama Asy-ya’ (putri sulung Imran), mereka dikaruniai putra
bernama Yahya, yang kemudian Allah angkat pula menjadi nabi dan rasul.
2.
Mendoakan dan memberikan nama yang baik
Sedangkan, pada ayat ke-36, disebutkan bahwa anak yang mereka lahirkan
adalah perempuan. Mereka pun memberikan nama terbaik bagi putri-putrinya.
Selain itu, Hanna berdoa agar anak cucunya mendapatkan perlindungan dari Allah
Swt.
3.
Membesarkannya dengan cara terbaik
Sebagai orang tua muslim, memberikan perlindungan dan membesarkan anak
dengan cara-cara yang baik sesuai syariat Islam sudah sepatutnya dilakukan. Langkahnya,
dapat dimulai dari hal yang sederhana. Yaitu mencari pekerjaan yang halal.
Orang tua dengan pekerjaan yang halal maka akan memberikan asupan halal pula
bagi keluarga. Sehingga, pendidikan yang diberikan pun akan diteruskan dengan
cara-cara yang halal.
4.
Mengumpulkannya dengan orang shalih
Memang
sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anak dengan baik. Namun, orang
tua juga dapat menyambung atau menambahkan pendidikan anak dengan mencarikannya
guru atau pelindung terbaik. Dalam kasus Maryam ini, Allah telah mengirimkan
Nabi Zakariya sebagai pendidik dan pelindung Maryam.
Semoga dengan
mengetahui kisah keluarga ini dapat menjadi teladan terbaik bagi kita. Aamiin.
Artikel Terkait:
Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF
HUTANG, BISAKAH MENJADI FAKTOR PENGURANG ZAKAT? | YDSF
Waktu Terbaik Terkabulnya Doa | YDSF
BOLEHKAH UMRAH TAPI BELUM ZAKAT MAAL? | YDSF
Ragam Penyaluran Program YDSF Desember 2022
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Belajar dari Amu Al-Huzni, Tahun Kesedihan Rasulullah saw. | YDSF