Meski telah bebas
dari belenggu pandemi Covid-19, bukan berarti kita tidak dengan ketat menjaga
kesehatan diri dan keluarga. Sebagai umat muslim, rujukan hidup sehat yang hendaknya
diteladani adalah apa yang diterapkan oleh Rasulullah saw. Oleh karenanya, YDSF
adakan pelatihan bekam tingkat dasar untuk donatur, Ahad (29/01).
Kegiatan yang
berlangsung di Graha Zakat 2 YDSF, Jl. Kertajaya 8C No. 11, Surabaya ini diikuti
oleh sekitar 100 orang peserta. Selain mendapatkan teori dan modul pelatihan,
peserta juga langsung dapat melakukan praktik bekam. Dengan cara, antar peserta
bergantian menjadi pembekam dan yang dibekam. Meskipun, beberapa peserta
mengaku sudah memiliki ilmu teori dan praktik dasar membekam, mereka tetap
anustias menghadiri pelatihan yang diadakan oleh YDSF berkolaborasi dengan FK2D
dan NaturaID ini.
“Seperti yang
kita ketahui, bekam sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Sayangnya, semakin ke
sini, kurang marak dilakukan oleh umat muslim. Sehingga, terdapat budaya
pengobatan dari kaum-kaum lain yang mengklaim terapi bekam berasal dari mereka,”
ujar Moh Ismail M, S. Th. I, pemateri pada pelatihan ini.
Pria yang juga
merupakan Ketua NaturaID Indonesia ini menyebutkan bahwa bekam baiknya
dilakukan minimal satu bulan sekali. Bila tidak memiliki gejala lelah atau
penyakit tertentu, bekam tetap dapat dilakukan di tiga titik sesuai sunah
Rasulullah saw. Yaitu, al kaahil (di bawah tengkuk leher) dan al
katifain (dua bahu, kanan dan kiri).
Memasuki proses
praktik bekam, para peserta semakin antusias. Ingin bisa membekam sendiri,
setidaknya untuk penanganan mandiri keluarga. Beberapa peserta yang mengaku
memiliki phobia melihat darah pun berusaha memberanikan diri agar tetap bisa
melakukan praktik bekam.
Sebagaimana yang
dilontarkan oleh Rini, salah satu anggota FK2D YDSF. Dirinya mengatakan bahwa tidak
kuat melihat darah, bahkan membayangkan melihatnya saja membuat ngeri. “Tapi
kan rasa itu harus dilawan,” ucapnya bertekad melawan rasa ngeri melihat darah.
Dengan berbekal basmalah, proses praktik membekam dapat dilakukan Rini dengan
lancar.
Sebelum memulai
proses bekam, pastikan terlebih dahulu alat-alat yang digunakan steril. Jarum
yang digunakan pun harus baru. Proses bekam dimulai dengan meraba daerah yang
dikeluhkan terlebih dahulu. Bila pada area sekitar yang dikeluhkan bersuhu
dingin, tetapi terdapat yang area yang berbeda suhunya (lebih hangat), maka di yang
berbeda itulah titik yang bermasalah.
Berikutnya,
melumuri area yang akan dibekam dengan minyak zaitun. Ada pula yang mencampuri
minyak zaitunnya dengan bidara. Fungsinya adalah untuk memberikan relaksasi. Ada
yang hanya melumurinya dengan memberikan sedikit tekanan, tetapi juga ada yang
dengan pijatan.
Bila area minyak
telah rata, maka dapat dilanjutkan dengan memasang 1 kop bekam (ukuran sedang) sembari
menguncinya satu hingga satu setengah putaran. Kop yang terpasang itu lantas
digerakkan ke seluruh area yang telah dibaluri minyak.
Barulah kemudian,
proses inti pembekaman dapat dilakukan. Diawali dengan memasang beberapa kop di
titik-titik yang dikeluhkan atau yang sesuai sunah, dan menguncinya pada satu
setengah hingga dua putaran. Dengan catatan, yang dibekam tidak merasakan ngilu
atau pusing akibat dari kop yang terkunci tersebut. Selanjutnya, lepas kop
tersebut dan mulai buat lubang-lubang kecil dengan menembakkan jarum (ukuran
21) ke area kop, lalu langsung tutup kembali area yang sudah berlubang dengan
kop yang terkunci. Lakukan tahapan ini di titik-titik kop yang lain.
Bila darah pada
kop tersebut sudah mulai tidak keluar atau tidak deras volume yang keluar, maka
bisa segera dicabut kopnya. Pastikan, di sekitar area kop yang akan dicabut
sudah disediakan lap atau tisu agar darah tidak bercecer kemana-mana.
Titik-titik yang
telah mendapatkan terapi bekam diusahakan untuk tidak dibekam kembali dalam
waktu dekat. Paling tidak diberi rentang waktu satu bulan setelah bekam
terakhir.
Purnomo, Manajer
GIS YDSF, sekaligus Penanggung Jawab kegiatan ini menyebutkan bahwa pascaRamadhan
tahun ini insya Allah akan diadakan kembali pelatihan bekam. Yang mana akan
dibagi menjadi dua agenda, yaitu untuk tingkat dasar (diadakan kembali karena
masih banyak peminat yang antre) dan tingkat lanjutan (bagi peserta tingkat
dasar gelombang pertama ini).
Jazakumullah
khair kepada seluruh
pihak yang telah memberikan partisipasi terbaik dalam kegiatan ini.
Artikel Terkait:
YDSF Salurkan Rp134 juta untuk Masjid & Mushala
HUTANG, BISAKAH MENJADI FAKTOR PENGURANG ZAKAT? | YDSF
Wakil Bupati Halmahera Selatan Hadiri Khitanan Massal YDSF
BOLEHKAH UMRAH TAPI BELUM ZAKAT MAAL? | YDSF
Ragam Penyaluran Program YDSF Desember 2022
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Zakat di YDSF