Ajak Masyarakat Sehat ala Rasulullah, YDSF Adakan Pelatihan Bekam Tingkat Dasar

Ajak Masyarakat Sehat ala Rasulullah, YDSF Adakan Pelatihan Bekam Tingkat Dasar

30 Januari 2022

Meski telah bebas dari belenggu pandemi Covid-19, bukan berarti kita tidak dengan ketat menjaga kesehatan diri dan keluarga. Sebagai umat muslim, rujukan hidup sehat yang hendaknya diteladani adalah apa yang diterapkan oleh Rasulullah saw. Oleh karenanya, YDSF adakan pelatihan bekam tingkat dasar untuk donatur, Ahad (29/01).

Kegiatan yang berlangsung di Graha Zakat 2 YDSF, Jl. Kertajaya 8C No. 11, Surabaya ini diikuti oleh sekitar 100 orang peserta. Selain mendapatkan teori dan modul pelatihan, peserta juga langsung dapat melakukan praktik bekam. Dengan cara, antar peserta bergantian menjadi pembekam dan yang dibekam. Meskipun, beberapa peserta mengaku sudah memiliki ilmu teori dan praktik dasar membekam, mereka tetap anustias menghadiri pelatihan yang diadakan oleh YDSF berkolaborasi dengan FK2D dan NaturaID ini.

“Seperti yang kita ketahui, bekam sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Sayangnya, semakin ke sini, kurang marak dilakukan oleh umat muslim. Sehingga, terdapat budaya pengobatan dari kaum-kaum lain yang mengklaim terapi bekam berasal dari mereka,” ujar Moh Ismail M, S. Th. I, pemateri pada pelatihan ini.

Pria yang juga merupakan Ketua NaturaID Indonesia ini menyebutkan bahwa bekam baiknya dilakukan minimal satu bulan sekali. Bila tidak memiliki gejala lelah atau penyakit tertentu, bekam tetap dapat dilakukan di tiga titik sesuai sunah Rasulullah saw. Yaitu, al kaahil (di bawah tengkuk leher) dan al katifain (dua bahu, kanan dan kiri).

Memasuki proses praktik bekam, para peserta semakin antusias. Ingin bisa membekam sendiri, setidaknya untuk penanganan mandiri keluarga. Beberapa peserta yang mengaku memiliki phobia melihat darah pun berusaha memberanikan diri agar tetap bisa melakukan praktik bekam.

Sebagaimana yang dilontarkan oleh Rini, salah satu anggota FK2D YDSF. Dirinya mengatakan bahwa tidak kuat melihat darah, bahkan membayangkan melihatnya saja membuat ngeri. “Tapi kan rasa itu harus dilawan,” ucapnya bertekad melawan rasa ngeri melihat darah. Dengan berbekal basmalah, proses praktik membekam dapat dilakukan Rini dengan lancar.

Sebelum memulai proses bekam, pastikan terlebih dahulu alat-alat yang digunakan steril. Jarum yang digunakan pun harus baru. Proses bekam dimulai dengan meraba daerah yang dikeluhkan terlebih dahulu. Bila pada area sekitar yang dikeluhkan bersuhu dingin, tetapi terdapat yang area yang berbeda suhunya (lebih hangat), maka di yang berbeda itulah titik yang bermasalah.

Berikutnya, melumuri area yang akan dibekam dengan minyak zaitun. Ada pula yang mencampuri minyak zaitunnya dengan bidara. Fungsinya adalah untuk memberikan relaksasi. Ada yang hanya melumurinya dengan memberikan sedikit tekanan, tetapi juga ada yang dengan pijatan.

Bila area minyak telah rata, maka dapat dilanjutkan dengan memasang 1 kop bekam (ukuran sedang) sembari menguncinya satu hingga satu setengah putaran. Kop yang terpasang itu lantas digerakkan ke seluruh area yang telah dibaluri minyak.

Barulah kemudian, proses inti pembekaman dapat dilakukan. Diawali dengan memasang beberapa kop di titik-titik yang dikeluhkan atau yang sesuai sunah, dan menguncinya pada satu setengah hingga dua putaran. Dengan catatan, yang dibekam tidak merasakan ngilu atau pusing akibat dari kop yang terkunci tersebut. Selanjutnya, lepas kop tersebut dan mulai buat lubang-lubang kecil dengan menembakkan jarum (ukuran 21) ke area kop, lalu langsung tutup kembali area yang sudah berlubang dengan kop yang terkunci. Lakukan tahapan ini di titik-titik kop yang lain.

Bila darah pada kop tersebut sudah mulai tidak keluar atau tidak deras volume yang keluar, maka bisa segera dicabut kopnya. Pastikan, di sekitar area kop yang akan dicabut sudah disediakan lap atau tisu agar darah tidak bercecer kemana-mana.

Titik-titik yang telah mendapatkan terapi bekam diusahakan untuk tidak dibekam kembali dalam waktu dekat. Paling tidak diberi rentang waktu satu bulan setelah bekam terakhir.

Purnomo, Manajer GIS YDSF, sekaligus Penanggung Jawab kegiatan ini menyebutkan bahwa pascaRamadhan tahun ini insya Allah akan diadakan kembali pelatihan bekam. Yang mana akan dibagi menjadi dua agenda, yaitu untuk tingkat dasar (diadakan kembali karena masih banyak peminat yang antre) dan tingkat lanjutan (bagi peserta tingkat dasar gelombang pertama ini).

Jazakumullah khair kepada seluruh pihak yang telah memberikan partisipasi terbaik dalam kegiatan ini.

 

Artikel Terkait:

YDSF Salurkan Rp134 juta untuk Masjid & Mushala
HUTANG, BISAKAH MENJADI FAKTOR PENGURANG ZAKAT? | YDSF
Wakil Bupati Halmahera Selatan Hadiri Khitanan Massal YDSF
BOLEHKAH UMRAH TAPI BELUM ZAKAT MAAL? | YDSF
Ragam Penyaluran Program YDSF Desember 2022
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF

 

Zakat di YDSF


 

Zakat dari Hasil Panen



Tags: ydsf, kegiatan ydsf, program ydsf, pelatihan ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: