Lailatul qadr
merupakan malam yang paling dinantikan oleh umat muslim saat Ramadhan. Meski
datangnya tidak dapat dipastikan, tetapi hampir setiap umat muslim di dunia ini
selalu berlomba-lomba melakukan amalan kebaikan. Salah satu amalan yang populer
saat lailatul qadr adalah memperbanyak shalat sunah.
Surah dalam Al-Qur’an
yang langsung memiliki relevansi dengan lailatul qadr adalah surah Al-Qadr ayat
1-5. Secara gamblang Allah Swt. berfirman bagaimana mulianya sebuah malam di
bulan Ramadhan yang hendaknya dapat kita raih.
Kisah di Balik Lailatul Qadr
Terdapat beberapa
riwayat tentang sebab diturunkannya surah Al-Qadr ayat 1-5. Salah satu di
antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Meski memang kurang jelas
jalur perawinya, tetapi kisah ini cukup populer.
Yakni tentang
kisah seorang pemuka atau tokoh masyarakat (ada yang menyebutkannya sebagai
seorang nabi) dari Bani Israil yang giat beribadah. Tak tanggung-tanggung,
ibadah yang dilakukannya bahkan telah mencapai waktu seribu bulan.
Namanya, Sam’un
al-Ghazi. Ia merupakan seorang pahlawan berambut panjang yang diberikan
kelebihan mampu melunakkan besi. Sam’un juga memiliki senjata tajam dari tulang
rahang unta yang mampu menebas ribuan kaum kafir. Meski demikian, diriwayatkan
bahwa beliau tidak memiliki pengikut satu pun karena saat itu banyak Bani
Israil yang telah kafir.
Ketangguhan dan
kehebatan itu membuatnya dibenci oleh musuh, terutama raja Israil yang kafir.
Hingga, dibuatlah rencana untuk membunuhnya dengan menghadiahkan emas dan
permata bagi siapa saja yang bisa.
Tak disangka,
justru istrinya yang mengadukan kelemahan Sam’un ke sang raja. Alhasil, ia
dibawa ke istana dan disiksa kejam di depan umum, termasuk istrinya yang tak
punya rasa bersalah sedikit pun. Astaghfirullahalazdim.
Saking hebatnya
siksaan yang diterima Sam’un, ia memohon, “Ya Allah, berikanlah kekuatan
kepadaku hingga aku mampu menggerakkan tiang istana ini, dan akan kuhancurkan
mereka dengan kekuatan dari-Mu!”
Maka, seketika
itu pula tiang beserta seluruh istana tempat siksaan Sam’un roboh dan hancur,
hingga menimpa seluruh kaum kafir termasuk istrinya. Mereka mati tertimpa
reruntuhan bangunan dan terkubur didalamnya.
Pascaperistiwa
itu, Sam’un bersumpah untuk menebus semua dosanya dengan menyibukkan diri
dengan beribadah kepada-Nya. Malam hari dilalui dengan memperbanyak shalat,
sedang siangnya berpuasa. Ia juga berjanji akan berjuang menumpas semua kebathilan
dan kekufuran di muka bumi. Disebutkan bahwa ia menjalankan semua amalan itu
selama seribu bulan hingga ajalnya tiba.
Baca juga:
Doa Dimudahkan Segala Urusan | YDSF
Zakat untuk Rumah Lebih dari Satu | YDSF
Kisah ini pun
diceritakan oleh Rasulullah saw. kepada para sahabat, dan membuat mereka kagum.
Hingga salah seorang sahabat yang berkata, “Ya Rasulullah, kami ingin juga
beribadah seperti Sam'un al-Ghazi.” Maka, diturunkanlah surah Al-Qadr ayat 1-5
tentang kemuliaan beribadah di bulan Ramadhan hingga meraih lailatul qadar
(malam yang lebih baik dari seribu bulan).
Sayangnya, kisah
yang disebutkan tadi banyak menimbulkan perdebatan di kalangan ulama.
Dikarenakan, banyak yang berpendapat bahwa jalur perawinya tidak jelas.
Namun, Ibnu
Katsir di dalam kitabnya menyebutkan kisah lain. Yaitu, “Nabi telah menyebutkan
seorang dari Bani Israil yang (selalu) mengenakan persenjataan untuk berjihad
di jalan Allah selama seribu bulan,” berkata (Mujahid), “Maka kaum Muslimin
(para sahabat) terheran-heran kagum dari hal itu, maka Allahpun menurunkan,
“Satu malam (yang sama dengan) amalan orang yang (selalu) mengenakan
persenjataan untuk berjihad di jalan Allah selama seribu bulan tersebut (surah
Al-Qadr).”
Amalan Lailatul Qadr
Telah kita ketahui
bersama bahwa terdapat beberapa versi sebab diturunkannya surah Al-Qadr. Namun,
dari kesekian itu hendaknya membuat kita dapat meneladaninya. Mengingat betul
bahwa diturunkannya surah yang terdiri dari lima ayat itu merupakan wujud cinta
Allah Swt. kepada umat muslim. Karena Dia-lah, kita dapat meraih berlipat
amalan yang hanya ada di bulan Ramadhan. Utamanya saat berjumpa dengan lailatul
qadr.
Tentu, untuk
dapat berjumpa dengan malam penuh kemuliaan tersebut, kita harus berjuang
dengan gigih melalui amalan-amalan. Memang, dalam beberapa riwayat disebutkan
(intinya) lailatul qadr jatuh pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir
Ramadhan. Namun, bukan berarti kita hanya giat saat malam-malam ganjil itu
saja. Alangkah baiknya bila kita benar-benar melakukan amalan-amalan sunah Lillahi
Ta’ala pada keseluruhan sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Bagaimana dengan shalat saat
lailatul qadr?
Dari Abu Hurairah
r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam
lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya
yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari).
Berlandaskan
hadits tersebut, banyak masyarakat yang suka memperbanyak shalat untuk dapat
meraih lailatul qadr. Untuk penunaiannya cukup dengan dua rakaat saja dan
diniatkan menunaikan shalat sunah lailatul qadr. Dan, sama seperti shalat sunah
lainnya untuk tata caranya. Memang, untuk jumlah rakaat ada pula yang
menyebutkan empat rakaat tanpa tahiyat awal.
Istiqamah Berbagi Kebaikan
Artikel Terkait:
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM | YDSF
Keutamaan Membaca Ayat Kursi Dan Anjuran Sedekah | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Nikmatnya Membaca Al Kahfi | YDSF
DOA AGAR DIBERIKAN HIKMAH & MASUK GOLONGAN SHALIH | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF