Pola Pengasuhan Khusus untuk Si Bungsu | YDSF

Pola Pengasuhan Khusus untuk Si Bungsu | YDSF

23 Mei 2023

Adil dalam mendidik anak bukan berarti semua hal harus disamakan. Ada pola pengasuhan khusus yang harus dibedakan antara anak sulung, si bungsu, bahkan saat memiliki anak tunggal. Tidak semua anak harus mendapatkan hal yang sama. Semua harus melihat kondisi dari masing-masing, baik secara gender, usia, hingga kondisi psikis si anak.

Sayangnya, banyak kejadian ketika orang tua ingin merasa adil, maka semua harus mendapatkan perlakuan yang sama. Tanpa melihat kondisi anak sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Hingga saat dewasa terbentuk karakter-karakter tak terduga. Misal, si sulung yang merasa selama ini dibedakan perlakuan hingga ada iri yang selalu terpendam. Atau si bungsu yang telah menginjak usia dewasa tetapi masih berperilaku childish, manja, dan ingin diperlakukan spesial.

Oleh karenanya, perlu adanya pola pengasuhan yang tepat, secara syariat dan psikologis anak. Pola pengasuhan yang diikhtiarkan dengan sebaik mungkin, insya Allah akan membuahkan hasil yang baik pula.

Dalam artikel ini, kita akan lebih spesifik membahas tentang pola pengasuhan untuk si bungsu. Sebagaimana konsultasi yang pernah masuk di Tim Majalah Al Falah terkait hal tersebut. Pertanyaannya sebagai berikut:

Saya ibu dengan tiga anak. Anak pertama dan kedua sekarang sudah duduk di kelas 2 SMA dan kelas 3 SMP. Sementara bungsu saya masih usia 4 tahun dan belajar di Play Group. Saya tidak menemui kesulitan saat mengasuh anak pertama dan kedua. Justru pada anak ketiga inilah saya merasakan kesulitan. Sulit mengikuti omongan orangtua, kalau sedang marah sering bertindak ekstrem, dan selalu harus dituruti. Memang saya akui sikap bapak dan kakaknya sering memperlakukannya seperti anak bayi, menciuminya dan menggodanya karena ia lucu. Bagaimana saya menghadapinya?

Pertanyaan ini lantas dijawab melalui artikel yang telah dimuat pada Majalah Al Falah Edisi Juli 2012 dalam rubrik Konsultasi Parenting. Dengan pemaparan sebagai berikut:

Putra ketiga ibu tersebut sebenarnya bukanlah anak tunggal di keluarga ibu. Tetapi dengan jarak umur yang jauh dari kakak-kakaknya menjadikannya seperti anak tunggal. Ia  menjadi pusat perhatian dalam keluarga, semua anggota keluarga seringkali melayaninya pada hal-hal yang sebenarnya anak tersebut dapat untuk melakukannya sendiri.

Baca juga:
Cara Membentuk Karakter Baik pada Anak Menurut Islam | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF

Dengan kondisi seperti di atas, maka anak ini selalu mendapat perhatian berlebih dari orang tua dan kakaknya. Semua orang berusaha melayaninya dan tidak tega ia mendapatkan kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya. Dan biasanya amat berat bagi keluarga lainnya untuk menolak permintaannya.

Ia merasa bahwa dirinya adalah penguasa tunggal keluarga tersebut. Meminta, memaksa, dan mendorong semua untuk menurutinya. Kondisi ini diperparah dengan sikap bapaknya yang sering memperlakukannya seperti anak bayi. Sikap ini dinamakan Syndrome Baby Forever, yaitu keinginan tanpa disadari untuk menjadikan seorang anak tetap menjadi bayi walaupun ia telah tumbuh.

Ada beberapa hal yang dapat ibu lakukan beserta seluruh anggota keluarga, baik bapak maupun kakak-kakaknya, yaitu:

1.       Berikan perhatian secukupnya, tidak kurang dan tidak berlebih. Dengan perhatian yang cukup maka ia akan belajar bagaimana memperhatikan orang selain dirinya. Selama ini ia tidak mampu memperhatikan luar dirinya karena terlalu besarnya perhatian orang lain terhadap dirinya.

2.       Tidak selalu membantu adik kecil pada kegiatan dan tugas yang sebenarnya mampu ia lakukan sendiri. Sikap ini dapat mendorong adik untuk lebih mandiri dan tidak tergantung pada orang lain di keluarga.

3.       Kadang menolak permintaan adik walaupun ia menangis histeris dapat menjadikan ia belajar bahwa tidak semua permintaannya mesti dituruti. Sikap ini dapat membantunya untuk dapat mengontrol emosi dan dirinya.

4.       Tidak memperlakukan adik seperti seorang bayi, tetapi memperlakukan semestinya sesuai dengan umur dan perkembangannya. Sikap ini dapat merangsang anak untuk tumbuh dengan normal dan wajar sesuai dengan usia perkembangannya. Tidak layak bagi kita untuk menjadikan anak-anak bungsu kita tetap menjadi seorang bayi yang merengek, manja, dan tidak mandiri.

Ayah Bunda, terkadang menjadi tegas dan disiplin itu susah. Rasa tidak tega dan kasihan kepada sang anak dapat sering muncul. Namun, mari kita ikhtiarkan hal-hal tersebut agar anak dapat memiliki karakter yang lebih baik. Insya Allah.

 

Sedekah Penolak Musibah


 

Artikel Terkait:

PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF

 

Riyadhus Shalihin Bab Taubat (BAGIAN 2) | Ustadz Isa Saleh Kuddeh


Tags: pola pengasuhan, pola pengasuhan anak bungsu, ysdf, parenting anak bungsu, parenting ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: