Adil dalam
mendidik anak bukan berarti semua hal harus disamakan. Ada pola pengasuhan
khusus yang harus dibedakan antara anak sulung, si bungsu, bahkan saat memiliki
anak tunggal. Tidak semua anak harus mendapatkan hal yang sama. Semua harus
melihat kondisi dari masing-masing, baik secara gender, usia, hingga kondisi
psikis si anak.
Sayangnya, banyak
kejadian ketika orang tua ingin merasa adil, maka semua harus mendapatkan
perlakuan yang sama. Tanpa melihat kondisi anak sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya. Hingga saat dewasa terbentuk karakter-karakter tak
terduga. Misal, si sulung yang merasa selama ini dibedakan perlakuan hingga ada
iri yang selalu terpendam. Atau si bungsu yang telah menginjak usia dewasa
tetapi masih berperilaku childish, manja, dan ingin diperlakukan
spesial.
Oleh karenanya,
perlu adanya pola pengasuhan yang tepat, secara syariat dan psikologis anak.
Pola pengasuhan yang diikhtiarkan dengan sebaik mungkin, insya Allah
akan membuahkan hasil yang baik pula.
Dalam artikel
ini, kita akan lebih spesifik membahas tentang pola pengasuhan untuk si bungsu.
Sebagaimana konsultasi yang pernah masuk di Tim Majalah Al Falah terkait hal
tersebut. Pertanyaannya sebagai berikut:
Saya ibu dengan
tiga anak. Anak pertama dan kedua sekarang sudah duduk di kelas 2 SMA dan kelas
3 SMP. Sementara bungsu saya masih usia 4 tahun dan belajar di Play Group. Saya
tidak menemui kesulitan saat mengasuh anak pertama dan kedua. Justru pada anak
ketiga inilah saya merasakan kesulitan. Sulit mengikuti omongan orangtua, kalau
sedang marah sering bertindak ekstrem, dan selalu harus dituruti. Memang saya
akui sikap bapak dan kakaknya sering memperlakukannya seperti anak bayi, menciuminya
dan menggodanya karena ia lucu. Bagaimana saya menghadapinya?
Pertanyaan ini lantas
dijawab melalui artikel yang telah dimuat pada Majalah Al Falah Edisi Juli 2012
dalam rubrik Konsultasi Parenting. Dengan pemaparan sebagai berikut:
Putra ketiga ibu tersebut
sebenarnya bukanlah anak tunggal di keluarga ibu. Tetapi dengan jarak umur yang
jauh dari kakak-kakaknya menjadikannya seperti anak tunggal. Ia menjadi pusat perhatian dalam keluarga, semua
anggota keluarga seringkali melayaninya pada hal-hal yang sebenarnya anak
tersebut dapat untuk melakukannya sendiri.
Baca juga:
Cara Membentuk Karakter Baik pada Anak Menurut Islam | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF
Dengan kondisi
seperti di atas, maka anak ini selalu mendapat perhatian berlebih dari orang
tua dan kakaknya. Semua orang berusaha melayaninya dan tidak tega ia mendapatkan
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya. Dan biasanya amat berat bagi
keluarga lainnya untuk menolak permintaannya.
Ia merasa bahwa
dirinya adalah penguasa tunggal keluarga tersebut. Meminta, memaksa, dan mendorong
semua untuk menurutinya. Kondisi ini diperparah dengan sikap bapaknya yang
sering memperlakukannya seperti anak bayi. Sikap ini dinamakan Syndrome Baby
Forever, yaitu keinginan tanpa disadari untuk menjadikan seorang anak tetap
menjadi bayi walaupun ia telah tumbuh.
Ada beberapa hal
yang dapat ibu lakukan beserta seluruh anggota keluarga, baik bapak maupun
kakak-kakaknya, yaitu:
1.
Berikan
perhatian secukupnya, tidak kurang dan tidak berlebih. Dengan perhatian yang
cukup maka ia akan belajar bagaimana memperhatikan orang selain dirinya. Selama
ini ia tidak mampu memperhatikan luar dirinya karena terlalu besarnya perhatian
orang lain terhadap dirinya.
2.
Tidak
selalu membantu adik kecil pada kegiatan dan tugas yang sebenarnya mampu ia
lakukan sendiri. Sikap ini dapat mendorong adik untuk lebih mandiri dan tidak
tergantung pada orang lain di keluarga.
3.
Kadang
menolak permintaan adik walaupun ia menangis histeris dapat menjadikan ia
belajar bahwa tidak semua permintaannya mesti dituruti. Sikap ini dapat membantunya
untuk dapat mengontrol emosi dan dirinya.
4.
Tidak
memperlakukan adik seperti seorang bayi, tetapi memperlakukan semestinya sesuai
dengan umur dan perkembangannya. Sikap ini dapat merangsang anak untuk tumbuh
dengan normal dan wajar sesuai dengan usia perkembangannya. Tidak layak bagi
kita untuk menjadikan anak-anak bungsu kita tetap menjadi seorang bayi yang
merengek, manja, dan tidak mandiri.
Ayah Bunda,
terkadang menjadi tegas dan disiplin itu susah. Rasa tidak tega dan kasihan
kepada sang anak dapat sering muncul. Namun, mari kita ikhtiarkan hal-hal
tersebut agar anak dapat memiliki karakter yang lebih baik. Insya Allah.
Sedekah Penolak Musibah
Artikel Terkait:
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF