Perilaku Muslim Ketika Senang | YDSF

Perilaku Muslim Ketika Senang | YDSF

9 Oktober 2019

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang bisa saja mendapat anugerah keadaan hati yang senang. Namun, banyak di antara kita yang saking senangnya hingga lupa bahwa kesenangan itu merupakan pemberian Allah.

Menurut ahli sufi Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili ada dua macam senang. Yaitu, senang yang sebabnya diketahui dan senang karena sebab yang tidak diketahui.

Senang yang diketahui bisa karena tambah ibadah, tambah harta, bertambahnya ilmu atau karena sebab yang lain yang diketahui asal-muasalnya. Sebagai pengingat, siapun yang mendapatkan nikmat kesenangan tersebut jangan sampai mengakui bahwa kesenangan tersebut adalah hasil jerih payahnya. Perilaku yang benar sebagai seorang muslim adalah mensyukurinya sebagai pemberian dari Allah.

Salah satu kesenangan yang sering terjadi pada kita adalah kesenangan karena tambahnya harta. Yaitu, bertambahnya harta karena bekerja, hibah (pemberian orang lain), atau karena karomah. Sekali lagi saat kesenangan ini datang maka sebagai muslim kita harus yakin bahwa itu merupakan nikmat dari Allah yang kita dituntut untuk bersyukur.

Kesenangan yang lain adalah ketika seseorang mendapatkan pujian dari manusia. Maka perilaku yang benar sebagai muslim adalah mengembalikan pujian tersebut pada Allah dengan secara lisan mengucapkan Alhamdulillah. Karena sesungguhnya pujian manusia pada kita dikarenakan Allah menutup aib kita yang sebenarnya.

Selanjutnya manusia juga dapat diberi Allah kesenangan karena ditutup dari maksiat. Maksudnya, dalam dirinya tidak muncul keinginan untuk melakukan maksiat. Hal itu harus diyakini merupakan peran Allah menutupnya dari kemkasiatan sehingga lebih banyak melakukan ibadah. Bersyukurlah pada Allah jika memperoleh kesenangan semacam ini.

Terakhir, ada keadaan senang yang tidak dikerahui sebabnya. Nah, dalam keadaan seanng seperti itu, sebaiknya seorang muslim diam saja dan memperbanyak bersyukur. Karena mungkin Allah ingin memberikan derajat yang baik kepadanya atau nur pada orang tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari senang dan susah datang silih berganti. Bagi seorang yang sudah memiliki ikatan kuat pada ja;an Allah, senang dan susah sama-sama dapat memberikan manfaat. Yaitu sebagai ladang untuk beramal sholeh dalam bersyukur dan bersabar.

Sebenarnya tidak harus menjadi seorang sufi untuk dapat memahami keadaan senang atau susah. Setiap muslim memang sudah seharusnya berperilaku selalu bersyukur pada Allah jika mendapatkan kesenangan dan bersabar ketiga mendapatkan kesusahan. Karena keadaan itu akan terus terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah senantiasa menjadikan kita hamba yang kerap bersyukur atas kesenangan. Sehingga kita tidak lupa diri bahwa tanpa izin Allah, kesenangan itu tidak akan kita peroleh dan datang pada kita. Wallahua’lam bishawab. (nra)

 

Baca juga:

Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur | YDSF

 

Hidup itu sedekah | YDSF

 

Sehat Dengan Membaca al-Qur`an

 

Pilar Dakwah Di Rumah Kita

 

Amalan Ringan Berpahala Besar | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: