Hampir seluruh populasi penduduk di dunia saat ini tidak bisa terlepas dengan
aktivitas jejaring sosial melalui gadget miliknya. Bahkan, bisa
dikatakan penggunaan gadget merupakan salah satu kebutuhan pada masa
kini.
Saat ini, mulai anak-anak hingga orang dewasa sudah sangat mudah melakukan
akses internet. Tentu dapat kita ketahui bersama yang paling populer di masanya
sekarang ini yaitu jejaring sosial. Sungguh, tidak ada yang membayangkan
hal-hal semacam ini di tahun 1960-an. Tahun ketika komputer masih menjadi
mainan mahal di pusat penelitian militer dan kampus-kampus terkenal.
Perkembangan teknologi kian tahun kian meningkat. Banyaknya handphone
dengan tipe Android dan iOS, membuat banyak pihak menciptakan aplikasi-aplikasi
yang memudahkan penggunanya. Mulai dari aplikasi media sosial, belanja online,
transportasi online, dan masih banyak lagi.
Tak dimungkiri popularitas situs jejaring sosial (social networking),
seperti Facebook, Twitter, juga Instagram, yang kini hadir di tengah masyarakat,
mampu menghipnotis jutaan orang di dunia maya. Bahkan, mayoritas masyarakat
saat ini tidak bisa lepas dari penggunaan handphone. Website jejaring
sosial ini seolah sudah menjadi kebutuhan bagi para penggunanya untuk menjalin
komunikasi dengan teman-teman, keluarga hingga rekan bisnis.
Baca juga: DAMPAK NEGATIF SOSIAL MEDIA PADA ANAK | YDSF
Tak Kenal Status Sosial
Teknologi memang kian memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Bermacam
aplikasi media sosial yang muncul dikalangan masyarakat, memperluas akses
komunikasi antar daerah, bahkan antar negara. Bukan hanya sekedar komunikasi
semata, pengguna media sosial bisa membagikan segala aktivitasnya melalui unggahan
foto/video/tulisan pada setiap aplikasi.
Aplikasi media sosial diawali dengan adanya Facebook, yang pertama kali
diluncurkan oleh Mark Zuckerberg pada awal 2004. Dalam waktu dua minggu setelah
diluncurkan, separuh dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki
akun di Facebook. Hingga saat ini, banyaknya penambahan fitur yang menarik, pengguna
Facebook di Indonesia sendiri telah mencapai 129,9 juta dari jumlah penduduk tahun
2022.
Menyusul Facebook, pada tahun 2006 jejaring sosial berbasis microblog
yakni Twitter resmi diluncurkan. Aplikasi ini didirikan oleh Evan Williams,
Jack Dorsey, Christopher “Biz” Stone, dan Noah Glass. Berbeda dengan Facebook, Twitter
lebih fokus pada pengunggahan tulisan, dan dilengkapi dengan fitur re-tweet
atau balasan oleh sesama pengguna. Hingga kini pengguna Twitter di Indonesia mencapai
18,45 juta atau setara 6,6 persen dari total penduduk.
Empat tahun kemudian, sebuah aplikasi yang menyerupai Facebook muncul pada
tahun 2010. Lahir dari perusahaan Burbn,
Inc., Instagram resmi diluncurkan. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk
mengunggah foto, video, story, dilengkapi dengan penerapan filter digital,
serta aktivitas berjejaring lainnya secara instant. Karena keberadaan aplikasi Instagram
yang populer dikalangan remaja-dewasa, saat ini terdapat 99,15 juta pengguna di
Indonesia.
Begitu banyak aplikasi media sosial yang tersedia, Beberapa psikiater dari
University of California (UCLA), mencoba mencari tahu tentang motivasi pengguna
internet untuk menjadi anggota jejaring sosial. Mereka berpendapat bahwa para pengguna
Facebook dan media sosial lainnya, mencoba untuk menunjukkan identitas aslinya
kepada ratusan teman yang terhubung dengannya. Keinginan untuk memunculkan jati
diri yang sebenarnya juga mempengaruhi perkembangan kehidupan nyata seorang
anggota Facebook, Twitter, Instagram, dll.
Baca juga: FITNAH MEDIA SOSIAL
Awas Mubazir Terlalu Sering
Memakai Media Sosial
Menurut Ahmad Sarwat, Lc, perkembangan internet seperti ini harus
dimanfaatkan. Internet dengan kemampuan multimedianya dipilih sebagai media
dalam berdakwah. Eramuslim.com, syariahonline.com, kampussyariah.com
dan warnaislam.com adalah beberapa situs yang sempat ia kelola. Saat
ini, ia aktif mengelola situs pribadinya, ustsarwat.com, dengan konten
konsultasi agama. Melalui situs-situs tersebut tulisannya mengenai islam dibaca
banyak orang di negeri ini. Karena sifat internet yang dapat menghubungkan
orang tanpa menghiraukan ruang dan waktu, tulisannya juga dinikmati pengakses
di mancanegara.
Pria kelahiran Kairo, 19 September 1969 ini berbeda pendapat dengan para
ulama yang menganggap internet haram. “Haram jika internet ini mubazir atau
kita menggunakannya secara berlebihan,” tukasnya. Mantan Dewan Redaksi
eramuslim.com ini menambahkan, internet harus digunakan secara bijak. “Sekarang
banyak kaum Yahudi maupun Atheis menggunakan
internet untuk menyebarkan ajarannya. Apabila kita tetap berdiam diri
dan tidak memanfaatkan internet, kita akan tertinggal,” imbuh alumnus Fakultas
Syariah Universitas Islam Al-Imam Muhammad Ibnu Suud Kerajan Saudi Arabi di Jakarta
(LIPIA) ini.
Dulu bertahun-tahun mengoptimalkan SMS untuk bersilaturahim, saat ini
adalah era kebangkitan jejaring sosial sebagai media silaturahim di kalangan
kerabat, teman, dan kolega.
Tapi, tidak semua orang senang dengan perkembangan seperti ini. Orang-orang
yang kontra pada dasarnya mengkhawatirkan efek negatifnya. Kelompok ini
menjelaskan bahwa jejering sosial tidak membuat hubungan antarteman atau
antarsaudara lebih dekat. Di Facebook, Twitter, Instagram kita dapat mengetahui
apa yang sedang dikerjakan 30 teman. Namun, apakah semua 30 teman itu kita
kenal dekat? Bahkan bisa saja kita tidak kenal sama sekali. Dan apa gunanya mengetahui
aktivitas dari orang yang tidak kita kenal secara langsung?
Akibatnya bisa saja kita semakin menjauh dengan orang yang dekat dengan
kita karena berkurangnya waktu berkomunikasi. Kita lebih asyik berkomunikasi
lewat beranda status/story atau mungkin chat. Mungkin saja tepat apa
yang dikatakan sebuah pantun:
Pergi belanja ke
Pasar Waru
Jangan lupa beli
mainan
Kalau kalian
punya teman baru
Teman lama
jangan ditinggalkan
Oleh karenanya, kelompok ini menyarankan jangan terlalu menghabiskan waktu
berkomunikasi secara maya. Berlaku bijak adalah kuncinya.
Sumber: Majalah Al Falah Edisi 282 Bulan September
2011
Featured Image by Pexels
Sedekah Online:
Artikel Terkait:
Tips Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak | YDSF
Tips Puasa Gadget di Bulan Ramadhan | YDSF
Menyambung Silahturahmi yang Terputus | YDSF
Cara Membentuk Karakter Baik pada Anak Menurut Islam | YDSF
Menghadapi Kenakalan Anak Milenial dengan Parenting Islami | YDSF
Generasi Lengket Gadget | YDSF