Menjaring Jejaring Sosial | YDSF

Menjaring Jejaring Sosial | YDSF

23 Maret 2022

Hampir seluruh populasi penduduk di dunia saat ini tidak bisa terlepas dengan aktivitas jejaring sosial melalui gadget miliknya. Bahkan, bisa dikatakan penggunaan gadget merupakan salah satu kebutuhan pada masa kini.

Saat ini, mulai anak-anak hingga orang dewasa sudah sangat mudah melakukan akses internet. Tentu dapat kita ketahui bersama yang paling populer di masanya sekarang ini yaitu jejaring sosial. Sungguh, tidak ada yang membayangkan hal-hal semacam ini di tahun 1960-an. Tahun ketika komputer masih menjadi mainan mahal di pusat penelitian militer dan kampus-kampus terkenal.

Perkembangan teknologi kian tahun kian meningkat. Banyaknya handphone dengan tipe Android dan iOS, membuat banyak pihak menciptakan aplikasi-aplikasi yang memudahkan penggunanya. Mulai dari aplikasi media sosial, belanja online, transportasi online, dan masih banyak lagi.

Tak dimungkiri popularitas situs jejaring sosial (social networking), seperti Facebook, Twitter, juga Instagram, yang kini hadir di tengah masyarakat, mampu menghipnotis jutaan orang di dunia maya. Bahkan, mayoritas masyarakat saat ini tidak bisa lepas dari penggunaan handphone. Website jejaring sosial ini seolah sudah menjadi kebutuhan bagi para penggunanya untuk menjalin komunikasi dengan teman-teman, keluarga hingga rekan bisnis.

Baca juga: DAMPAK NEGATIF SOSIAL MEDIA PADA ANAK | YDSF

Tak Kenal Status Sosial

Teknologi memang kian memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Bermacam aplikasi media sosial yang muncul dikalangan masyarakat, memperluas akses komunikasi antar daerah, bahkan antar negara. Bukan hanya sekedar komunikasi semata, pengguna media sosial bisa membagikan segala aktivitasnya melalui unggahan foto/video/tulisan pada setiap aplikasi.

Aplikasi media sosial diawali dengan adanya Facebook, yang pertama kali diluncurkan oleh Mark Zuckerberg pada awal 2004. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki akun di Facebook. Hingga saat ini, banyaknya penambahan fitur yang menarik, pengguna Facebook di Indonesia sendiri telah mencapai 129,9 juta dari jumlah penduduk tahun 2022.

Menyusul Facebook, pada tahun 2006 jejaring sosial berbasis microblog yakni Twitter resmi diluncurkan. Aplikasi ini didirikan oleh Evan Williams, Jack Dorsey, Christopher “Biz” Stone, dan Noah Glass. Berbeda dengan Facebook, Twitter lebih fokus pada pengunggahan tulisan, dan dilengkapi dengan fitur re-tweet atau balasan oleh sesama pengguna. Hingga kini pengguna Twitter di Indonesia mencapai 18,45 juta atau setara 6,6 persen dari total penduduk.

Empat tahun kemudian, sebuah aplikasi yang menyerupai Facebook muncul pada tahun 2010.  Lahir dari perusahaan Burbn, Inc., Instagram resmi diluncurkan. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk mengunggah foto, video, story, dilengkapi dengan penerapan filter digital, serta aktivitas berjejaring lainnya secara instant. Karena keberadaan aplikasi Instagram yang populer dikalangan remaja-dewasa, saat ini terdapat 99,15 juta pengguna di Indonesia.

Begitu banyak aplikasi media sosial yang tersedia, Beberapa psikiater dari University of California (UCLA), mencoba mencari tahu tentang motivasi pengguna internet untuk menjadi anggota jejaring sosial. Mereka berpendapat bahwa para pengguna Facebook dan media sosial lainnya, mencoba untuk menunjukkan identitas aslinya kepada ratusan teman yang terhubung dengannya. Keinginan untuk memunculkan jati diri yang sebenarnya juga mempengaruhi perkembangan kehidupan nyata seorang anggota Facebook, Twitter, Instagram, dll.

Baca juga: FITNAH MEDIA SOSIAL

Awas Mubazir Terlalu Sering Memakai Media Sosial

Menurut Ahmad Sarwat, Lc, perkembangan internet seperti ini harus dimanfaatkan. Internet dengan kemampuan multimedianya dipilih sebagai media dalam berdakwah. Eramuslim.com, syariahonline.com, kampussyariah.com dan warnaislam.com adalah beberapa situs yang sempat ia kelola. Saat ini, ia aktif mengelola situs pribadinya, ustsarwat.com, dengan konten konsultasi agama. Melalui situs-situs tersebut tulisannya mengenai islam dibaca banyak orang di negeri ini. Karena sifat internet yang dapat menghubungkan orang tanpa menghiraukan ruang dan waktu, tulisannya juga dinikmati pengakses di mancanegara.

Pria kelahiran Kairo, 19 September 1969 ini berbeda pendapat dengan para ulama yang menganggap internet haram. “Haram jika internet ini mubazir atau kita menggunakannya secara berlebihan,” tukasnya. Mantan Dewan Redaksi eramuslim.com ini menambahkan, internet harus digunakan secara bijak. “Sekarang banyak kaum Yahudi maupun Atheis menggunakan  internet untuk menyebarkan ajarannya. Apabila kita tetap berdiam diri dan tidak memanfaatkan internet, kita akan tertinggal,” imbuh alumnus Fakultas Syariah Universitas Islam Al-Imam Muhammad Ibnu Suud Kerajan Saudi Arabi di Jakarta (LIPIA) ini.

Dulu bertahun-tahun mengoptimalkan SMS untuk bersilaturahim, saat ini adalah era kebangkitan jejaring sosial sebagai media silaturahim di kalangan kerabat, teman, dan kolega.

Tapi, tidak semua orang senang dengan perkembangan seperti ini. Orang-orang yang kontra pada dasarnya mengkhawatirkan efek negatifnya. Kelompok ini menjelaskan bahwa jejering sosial tidak membuat hubungan antarteman atau antarsaudara lebih dekat. Di Facebook, Twitter, Instagram kita dapat mengetahui apa yang sedang dikerjakan 30 teman. Namun, apakah semua 30 teman itu kita kenal dekat? Bahkan bisa saja kita tidak kenal sama sekali. Dan apa gunanya mengetahui aktivitas dari orang yang tidak kita kenal secara langsung?

Akibatnya bisa saja kita semakin menjauh dengan orang yang dekat dengan kita karena berkurangnya waktu berkomunikasi. Kita lebih asyik berkomunikasi lewat beranda status/story atau mungkin chat. Mungkin saja tepat apa yang dikatakan sebuah pantun:

Pergi belanja ke Pasar Waru

Jangan lupa beli mainan

Kalau kalian punya teman baru

Teman lama jangan ditinggalkan

Oleh karenanya, kelompok ini menyarankan jangan terlalu menghabiskan waktu berkomunikasi secara maya. Berlaku bijak adalah kuncinya.

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi 282 Bulan September 2011

 

Featured Image by Pexels 


Sedekah Online:


Artikel Terkait:
Tips Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak | YDSF
Tips Puasa Gadget di Bulan Ramadhan | YDSF
Menyambung Silahturahmi yang Terputus | YDSF
Cara Membentuk Karakter Baik pada Anak Menurut Islam | YDSF
Menghadapi Kenakalan Anak Milenial dengan Parenting Islami | YDSF
Generasi Lengket Gadget | YDSF

Tags: Media Sosial, Jejaring Sosial

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: