Bersilahturahmi merupakan salah satu amalan yang menyenangkan hati. Selain bisa bertemu dengan teman, kerabat, ataupun keluarga yang bertempat tinggal jauh, kita juga bisa saling bertukar cerita. Saling berbagi kisah untuk bisa diambil hikmahnya.
Namun, esensi dari silahturahmi di kalangan masyarakat kita nampaknya telah bergeser. Tidak sedikit dari kita yang hanya mau menyambung silahturahmi dengan orang yang sudah baik-baik saja hubungannya dengan kita. Lalu, dengan yang tidak baik, kita putus begitu saja, bahkan kita merasa tidak perlu berhubungan dengan mereka. Astaghfirullah.
Bahaya Memutuskan Silahturahmi
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
Artinya: “Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari)
Meski sederhana, namun silahturahmi begitu penting. Dan memiliki manfaat banyak bagi yang melakukannya. Karena pentingnya itulah, dalam Islam bahkan dilarang untuk memutuskan tali silahturahmi. Sesakit apapun hati kita terhadap orang tersebut.
Berikut kami rangkum beberapa bahaya dan dosa dari memutuskan tali silahturahmi:
-
Dilaknat oleh Allah dan Tidak Memperoleh Rahmat
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ (٢٢)أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ (٢٣
Artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Qs. Muhammad: 22-23)
Dari ayat tersebut, kedudukan memutuskan tali silahturahmi disejajarkan dengan membuat kerusakan di bumi. Sehingga, dapat kita pelajari bahwa memutuskan tali silahturahmi juga akan membuat Allah murka. Dan bagi siapa saja pelakunya akan dilaknat oleh Allah Swt.
Dan bagi mereka yang telah Allah laknat, akan susah untuk bisa mendapatkan rahmat. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ
Artinya: “Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR Muslim).
-
Tidak Terkabulnya Doa
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,” Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian”.” (HR. Ahmad).
Doa adalah salah satu bentuk pengaduan dari setiap keluh kesah dan harapan masing-masing hamba. Namun, bilamana pintu untuk terkabulnya doa telah tertutup, maka akan susah bagi seseorang untuk bisa mendapatkan pertolongan Allah. Pun juga akan susah mendapatkan apa yang ia butuhkan.
-
Dijauhkan dari Surga
لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ
Artinya: “Tidak masuk surga pemutus silaturahm.” (HR Al-Bukhari no 5984 dan Muslim no 2556)
Surga, tempat terakhir di akhirat kelak yang menjadi impian setiap insan. Namun, untuk dapat menjadi penghuni surga, tidak serta merta mudah begitu saja. Dengan menjaga silahturahmi, juga bisa menambah ‘saldo’ pahala kita menuju ke surga.
-
Mendapat Siksa Dunia dan Akhirat
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
Artinya: “Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi.” (HR Tirmidzi).
Bila sejak di dunia sudah tidak mendapat rahmat, maka akan susah pula menuju ke surga. Hidup akan terasa gersang. Karena setiap langkah yang diambil justru bisa membuat dampak negatif lain yang berkelanjutan. Hingga menuju ke akhirat kelak, siksaan dari memutuskan silahturahmi juga akan masih terus menghampiri.
Cara Menyambung Silahturahmi yang Terputus
Ada banyak hal yang dapat menjadi faktor terputusnya tali silahturahmi. Mungkin, karena salah satu pernah tersakiti. Bisa juga terjadi karena generasi penerus tidak mau mencari jejak silahturahmi dari orangtuanya atau kerabatnya.
Meski sering disakiti namun kita harus tetap menata dan menjaga hati. Itulah kunci utama agar kita tetap bisa mau dan mampu kembali menyambung tali silahturahmi yang lama terputus. Buang gengsi jauh-jauh dari diri.
Nah, untuk bisa kembali menyambung silahturahmi yang terputus, yuk simak tips berikut ini:
-
Ikhlas dan Sabar
Dengan menata hati, maka kita akan pula belajar bagaimana bersabar. Menghadapi untuk bertemu dengan orang yang telah lama terputus silaturrahminya dengan kita juga bisa lebih legowo.
-
Mengalah
Bila telah merasa memiliki segenap kesabaran, maka cobalah untuk mengalah. Jangan menunggu untuk dihubungi lebih dahulu. Jadilah orang yang memiliki kelapangan hati. Karena bila hanya menunggu, maka silahturahmi yang terputus tak akan pernah kembali baik dan tersambung.
-
Ingat Allah
Bila kita masih belum bisa ikhlas, sabar, dan mencoba mengalah, maka kunci paling handal adalah ingat Allah. Dengan mengingat Allah, kita akan kembali tersadar tentang dosa yang akan kita tanggung atas keegoisan kita bila masih memutuskan tali silahturahmi. Serta juga membuat kita kembali ingat bahwa hanyalah rahmat Allah yang kita butuhkan hingga akhir hayat kelak.
Penulis: Ayu SM
Baca Juga:
Hakikat dan Keutamaan Silaturahim
Semangat Ramadhan Selepas Idul Fitri
Mendahulukan Qada’ Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
Membangun Kebersamaan dengan Silaturrahim | YDSF
Amalan Ringan Berpahala Besar | YDSF