Mengulik Fenomena Panjat Sosial | YDSF

Mengulik Fenomena Panjat Sosial | YDSF

15 September 2020

Pada masa pandemi ini, ketergantungan orang terhadap gawai meningkat. Begitu pula dengan pemakaian media sosial. Kondisi tersebut memunculkan sebuah fenomena yang disebut social climber atau panjat sosial (pansos). Istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang mencari pengakuan sosial lebih tinggi dari kondisi atau status yang sebenarnya.

Krisis identitas dan gaya hidup juga menjadi salah satu alasan social climber semakin banyak muncul. Media sosial pun banyak memberikan pengaruh. Walaupun bagi sebagian orang, menjadi populer dan dominan bisa saja menyenangkan, tapi tidak perlu menjadi “orang lain” demi sebuah eksistensi diri.

Kondisi ini membuat sebagian orang ingin eksis untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Meskipun terkadang, tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Seperti dilansir Psychology Today, perilaku social climber biasanya berasal dari rasa kurang percaya diri dan tendensi ekstrem untuk membandingkan diri dengan orang lain.

Berusaha keras menaikkan status sosial dengan menjadi social climber bisa berimbas pada kesehatan, apalagi jika tidak disikapi dengan baik. Misalnya jadi stres karena keinginan tidak tercapai. Atau stres karena disingkirkan.

Berbahagialah karena pencapaian yang dilakukan dengan usaha dan kerja keras. Jadilah diri sendiri dan apa adanya. Pencapaian diri tidak diukur dari pandangan orang lain.

 

Penyebab Muncul Panjat Sosial

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perilaku ini muncul dan bahkan menjadi marak?

Giancarlo De Luca, PhD., seorang penulis jurnal menyebutkan, sebenarnya tiap individu adalah social climber. Entah disadari atau tidak, seorang manusia pasti pernah berhubungan dengan seseorang untuk tujuan tertentu. Tapi, tentu bukan semata-mata demi meningkatkan status sosial.

Di sinilah kita sebenarnya sedang mempertaruhkan ketenangan diri. Bahkan, bukan tidak mungkin, bisa saja menjadi pemicu munculnya depresi, selain juga menyebabkan seorang menjadi sangat ambisius dan obsesif.

Baca juga: Anjay Dilarang, Begini Adab Berbicara dalam Islam | YDSF

Dorongan kuat dalam diri social climber bahkan bisa membuatnya tega melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Tujuannya, untuk mendapatkan dan mewujudkan keinginannya. Hal ini seiring juga dengan ramainya pemberitaan kasus penipuan di media sosial.

Beberapa ciri-ciri seorang social climber:

1. Terobsesi status dengan standar yang ditetapkan sendiri.

Social climber akan berteman dengan orang lain berdasarkan status sosial.

2. Peduli dengan pencitraan atau branding diri.

Penampilan itu penting bagi social climber. Mereka mencitrakan dirinya dalam pergaulan dengan berbagai cara. Misal menggunakan barang-barang mewah atau mengikuti gaya hidup tertentu.

3. Selektif memilih teman.

Demi mendapatkan pengakuan sosial, social climber akan berusaha ikut masuk ke dalam lingkaran pertemanan yang mereka inginkan.

4. Senang memanfaatkan teman.

Bukan hal yang aneh jika para social climber senang memanfaatkan orang lain. Tentunya mereka melakukan hal tersebut untuk keuntungan diri sendiri.

5. Kurang berempati.

Dari luar, teman-teman yang dimiliki oleh social climber terlihat banyak padahal sebetulnya tidak terlalu dekat secara personal.

Social climber juga cenderung bersikap narsis, mementingkan diri sendiri, dan kurang berempati dengan orang lain.

6. Tidak dapat diandalkan.

Sering membatalkan janji di detik-detik terakhir jika mendapatkan 'tawaran' lain yang lebih menjanjikan adalah salah satu ciri social climber.

Mereka akan melakukan segala cara untuk selalu berada di puncak. Jika seseorang dianggap sebagai penghalang, mereka tak segan-segan meninggalkan.

7. Ingin menjadi Point of Interest.

Salah satu hal yang diinginkan oleh social climber adalah rasa kagum dari orang lain. Jika orang lain memperhatikan mereka, ini akan memunculkan perasaan senang dan puas. Tidak ada yang lebih membanggakan selain mendapatkan pujian dari orang lain. ***

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi September 2020

 

Baca juga:

Karakteristik Para Hamba yang Dicintai Allah  | YDSF

CARA MENCARI BERKAH (TABARRUK) ALLAH SESUAI SYARIAT ISLAM | YDSF

Rela Lepas Hijab untuk Pekerjaan dalam Hukum Islam | YDSF

Batasan Air untuk Wudhu | YDSF

 

Sedekah dari Rumah

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: