Karakteristik Para Hamba yang Dicintai Allah  | YDSF

Karakteristik Para Hamba yang Dicintai Allah  | YDSF

12 Agustus 2019

Pepatah Arab yang mashur ini menyindir banyak orang, termasuk diri kita. Ada yang  mengakui mencintai si Fulanah. Tetapi belum tentu Fulanah mencintai dia. Maka tidak ada gunanya seseorang sekadar mengaku mencintai Allah, tanpa adanya pembuktian.

Lalu apa buktinya seseorang benar-benar mencintai Allah? Jika di balik pertanyaan itu: sebenarnya siapa saja yang dicintai Allah? Seperti halnya pertanyaan sebenarnya siapa sih yang dicintai si Laila tadi.

Kita teringat bahwa kecintaan Allah terhadap hamba-Nya bukan datang seperti dipersepsikan hamba, tapi karena sebab-sebab yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya.

Orang yang bertaqwa

Ayat Al Quran yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. At Taubah 4).

Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu menjaga batas larangan dan perintah Allah. Ia akan menjaga jangan sampai melanggar apa yang dilarang Allah dengan sekuat-kuatnya. Dan dia akan berusaha sekuat tenaga melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Pun mereka amat berhati-hati menjalankan apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi larang Allah.

Dia takut terhadap kekuasaan Allah yang Maha Melihat sekaligus dia sangat berharap rahmat Allah yang Maha Penyayang. Karena itu Allah mencintainya.

Orang Yang Sabar

 وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron 146).

Orang itu menjadi betul-betul sabar, jika ia memahami makna dan sifat kesabaran. Ia memahami siapa yang dari mana dan siapa yang Maha Pemberi sebab seluruh alam semesta ini. Semua peristiwa di alam semesta ini terjadi atas perkenan Allah.

Orang yang sabar itu ibarat petani yang menanam pohon apel. Dia tak akan memanen hingga apel benar-benar telah matang. Maka orang sabar adalah orang yang melalui waktu dengan penuh harap kepada Allah dan tetap menjaga ‘pohonnya’ agar tidak rusak atau mati.

Hanya orang bodoh yang membiarkan tanamannya rusak atau kekeringan tanpa disirami dan tanpa dipupuk. Atau dibiarkan tidak dijaga sehingga dirusak manusia maupun hewan atau tanaman parasit. Di sanalah pertolongan Allah bersamanya.

Orang yang Berjihad di Jalan Allah

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Shaff  4).

Dalam Al-Quran, kata jihad diterjemahkan dengan berbagai turunannya terdapat 41 kali, baik dalam surat-surat yang diturunkan pada periode Makkah (Makkiyyah) maupun pada periode Madinah (Madaniyyah).

Akar kata jihad adalah َدَهَج yang berarti: keletihan, kegentingan, kepedihan, kesulitan, upaya, kemampuan, dan kerja keras. Ayat jihad dalam arti perang (qital) atau melawan musuh, hanyalah sebagai salah satu maknanya, dan baru turun pada tahun kedua Hijriyah pada Perang Badar.

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orangorang yang duduk satu derajat. Kepada masingmasing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik [surga] dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nisaa’ 95-96).

Orang yang Berbuat Baik (Ihsan)

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. Al Baqarah 195).

Ada empat makna ihsan:

  1. ihsan adalah memberikan nikmat atau sesuatu yang disenangi kepada orang lain.
  2. ihsan adalah berbuat baik dan menyebarkan kebaikan.
  3. ihsan karena seseorang memahami bahwa perbuatan tersebut akan dibalas Allah dengan yang lebih baik, di dunia maupun di akhirat.
  4. ihsan lebih tinggi dari berlaku adil. Seseorang disebut adil apabila melaksanakan kewajibannya, lalu ia menerima haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku (dikutip dari khazanah.republika.co.id).

Sedangkan ihsan adalah melakukan pekerjaan melebihi dari yang diwajibkan dengan tidak melanggar aturan dan mengambil atau menerima hak kurang dari yang telah ditentukan.

Jadi, orang yang ihsan tidak pernah mengambil hak orang lain. Ia bahkan masih menyisakan haknya demi kemaslahatan orang lain.

Orang yang Bertobat

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“…Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan membersihkan dirinya.” (al Baqarah: 222).

Ada seorang ulama yang berjalan menuju masjid untuk shalat. Dia melewati rumah dan melihat ada anak kecil yang menangis karena dimarahi sang ibu.

Dia merengek minta masuk rumah. Sang ibu yang marah menutup pintu. Si anak terus merengek. Pulang dari masjid, sang ulama melihat si ibu membuka pintu lalu memeluk anaknya dan mengajaknya masuk. Sang ulama merenungkan kejadian itu dan memberi nasihat muridnya: jika ibu itu masih sayang kepada anaknya yang telah bersalah, maka Allah jauh lebih menyayangi hambaNya yang bertobat dan meminta ampun kepadaNya.

(Oki A – dikutip dari berbagai sumber)

 

Baca Juga:

Tingkatkan Semangat dan Nilai Berqurban | YDSF

Makna Qurban dalam Islam | YDSF

Bahagia dengan Gemar Berbagi | YDSF

Hikmah Pendidikan Dibalik Keyatiman Rasulullah | YDSF

5 Hajat Asasi Manusia Menurut Islam | YDSF 

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim | YDSF

Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur | YDSF

Menyambung Silahturahmi yang Terputus | YDSF

Hakikat dan Keutamaan Silaturahim

Membangun Kebersamaan dengan Silaturrahim | YDSF

Amalan Ringan Berpahala Besar | YDSF

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: