Gangguan cemas merupakan salah satu kondisi mental yang
dapat mengganggu kesehatan seseorang. Mulai dari menyebabkan maag hingga bisa membuat
jantung berdetak cepat dan sesak nafas. Meskipun saat dicek hasil tubuh dan kesehatan
fisiknya normal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cemas diartikan dengan
tidak tentram hati karena khawatir atau takut, bisa juga diartikan sebagai
keadaan hati yang sangat gelisah. Dalam kata lain, cemas juga dapat disebut
dengan waswas. Yang mana ini merupakan serapan dari bahasa Arab, yakni waswasah,
diartikan sebagai bisikan jiwa dan setan yang tidak mengandung kemanfaatan.
Sebagaimana dalam surah An-Naas ayat 4,
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi.”
Lalu, bagaimana mengatasi seseorang yang sering bahkan
mendekati akut gangguan kecemasan? Seperti yang dialami oleh salah satu Sahabat
Donatur Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) berikut:
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dokter, selama 6 bulan ini tubuh saya gampang gemetar, jantung
saya berdetak cepat dan sesak nafas setiap hari. Saya sudah melakukan
pemeriksaan jantung, sudah rekam jantung tiga kali, hasilnya selalu normal.
Kata dokter saya kena lambung. Saya sudah berobat kemana-mana, bahkan ke
herbal, tapi tidak ada hasil. Pertanyaan saya, apa benar ini gejala asam
lambung tinggi?
Apa benar
penyembuhan penyakit seperti ini lama? Saya juga kena liver, tapi saat ini
hasil SGPT dan SGOT mendekati normal. Mohon penjelasannya, Dok. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
Gangguan Kecemasan, Kondisi
Psikologis Pengaruhi Kesehatan Fisik
Jawaban dari
pertanyaan tersebut dimuat dalam Rubrik Konsultasi Kesehatan Majalah Al Falah
Edisi Juli 2014 yang diasuh oleh dr. Khairina, SpKJ & Dr. Eko Budi
Koendhori, M.Kes. Berikut penjabarannya:
Gejala penyakit Ibu, mirip dengan gejala sakit jantung dan gangguan
cemas. Tetapi karena pemeriksaan jantung sudah dilakukan 3 kali dan hasilnya normal,
maka ibu berarti mengalami gangguan cemas.
Gangguan cemas ini disebabkan kondisi psikologis ibu yang
kurang optimal. Kalau di Indonesia, sering sekali gangguan cemas ini muncul dalam
keluhan fisik seperti jantung ini, sering diistilahkan psikosomatik, psikisnya
yang kurang optimal, tetapi yang dirasakan adalah keluhan fisik.
Kenapa di Indonesia demikian? Karena kultur kita yang kurang
menghargai anak-anak masa kecil mengemukakan perasaannya, apalagi bila perasaan
itu adalah perasaan yang dianggap negative seperti marah, ngambek, mangkel,
sedih dan yang semacam itu. Bila salah satu orang tua cerewet pemarah, apalagi
dua- duanya, kondisi ini makin berat, karena diasuh oleh orang tua yang tidak
sabaran.
Baca juga: Mengenal Generasi Strawberry | YDSF
Kedua kondisi tersebut (tidak diberi kebebasan mengekspresikan
perasaan dan orang tua yang pemarah dan cerewet), juga membuat pertumbuhan otak
anak ada gangguan, sehingga punya kerentanan terjadi penyakit, dan bisa dalam
bentuk penyakit gangguan cemas.
Memang penyakit ini biasanya muncul (manifes) setelah
dewasa, tetapi penyebabnya adalah kerentanan akibat kurang optimalnya masa
pengasuhan. Mengenai lambung, memang sering terjadi kondisi gangguan cemas,
membuat asam lambung meningkat.
Bila belum parah, dengan pengobatan gangguan cemas, maka
gangguan di lambung sekaligus membaik. Karena Ibu belum tertangani oleh dokter
yang pas, yaitu psikiater, maka Ibu belum mendapat pengelolaan yang pas dengan
penyakit Ibu ini. Oleh karena itu, saya sarankan ibu berkonsultasi ke
psikiater, agar bisa lebih banyak belajar tentang penyakitnya dan dapat dikelola
dengan baik.
Memang penyakit ini mungkin saja butuh waktu yang lama
sembuhnya, semua tergantung derajat penyakitnya. Kalau ringan ya cepat sembuh, kalau
lebih berat, tentunya lebih lama. Selain mendapat obat dari psikiater, ibu akan
mendiskusikan bagaimana ibu mengelola keseluruhan aspek hidup ibu. Karena
dengan sakit begini, biasanya tidak begitu bisa banyak bekerja, tidak begitu
bisa banyak berpikir, dan tidak mampu menghadapi problem yang berat.
Oleh karena itu, Ibu akan diajari bagaimana secara bertahap
menghadapi setiap situasi, bagaimana secara bertahap mengurai problem,
menghadapinya dan mengelolanya. Karena ada kondisi sakit ini, maka harus ada kiat
kita jitu dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, agar ibu bisa tetap berkiprah
dalam kehidupan, meski tidak sebaik orang lain.
Karena yang dihadapi setiap orang berbeda, maka cara pengelolaannya,
tergantung semua kondisi kehidupan ibu, karena semua itu saya belum tahu,
sehingga saya tidak bisa membahasnya, apalagi ini ruangnya terbatas. Perbaikan kondisi
Ibu secara bertahap dan perlu berkesinambungan.
Secara bertahap pula ibu belajar tentang diri ibu, mengenalnya,
mempelajari penyakit ibu, dengan demikian ibu mengerti bagaimana belajar menghadapi
kehidupan dengan kondisi yang kurang prima.
Banyak bersyukur, berusaha beribadah semampunya, lalu kalau
setelah pengobatan bisa ditingkatkan, selalu positif thinking, terutama kepada Allah
Swt., mudah memaafkan bahkan memaafkan kesalahan diri sendiri, sangat membantu Ibu
untuk mudah stabil. Selamat berupaya ya Bu, ke psikiater dan mengelola lebih jauh
kondisi ibu. Demikian semoga bermanfaat.
Sedekah Penolak Musibah
Artikel Terkait
UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF
Pemberdayaan Ternak Domba &
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)