Bulan Ramadhan memang bulan bahagia bagi mereka yang
beriman. Ditambah di bulan ini kegiatan ekonomi bergerak lebih pesat dan
meningkat dibanding sebelumnya. Kegiatan ekonomi selama Ramadhan ini bukan
hanya bersinggungan tentang komersil saja. Tetapi, aset-aset yang dimiliki juga
digerakkan melalui berbagai model pengeluaran yang dapat menghasilkan berkah.
Sehingga, pada dasarnya, Ramadhan juga memberikan hikmah
ekonomis. Umat muslim haram hukumnya mendiamkan atau menganggurkan aset. Sebab
akan berdampak pada tergerusnya nilai aset itu sendiri. Menggerakkan aset
berarti mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.
Lantas, apa saja kegiatan ekonomi yang dapat memberikan
banyak keberkahan?
Membayar Zakat
Ramdahan merupakan momen untuk menghitung kekayaan
masing-masing. Setelah itu mencari rumus penakar besaran zxakat maal dan
membayarkanya. Meski, menurut Imam Syafi’i, zakat yang afdhol adalah zakat yang
dikeluarkan ketika si penerima benar-benar membutuhkannya (tidak harus saat
Ramadhan).
Di bulan Ramadhan, waktu membayar zakat biasa ditandai saat
Ramadhan akan berakhir atau menjelang Idul Fitri. Di maan banyak orang
membutuhkan kebutuhan rumah tangga untuk merayakan hari kemenangan. Jika
pembayran zakat di bulan Ramadhan kuantitasnya sangat tinggi, berarti
penghimpunan dana zakat akan sangat besar. Nah, bisa dipastikan pemerataan
ekonomi berjalan dengan baik dan memberdayakan.
Menyantuni Anak Yatim dan Dhuafa
Tidak seperti bulan-bulan biasa, aktivitas mengumpulkan anak
yatim dan kaum dhuafa juga marak di bulan ini. Beraneka ragam kemasan acaranya.
Isinya ada yang sekadar diundang untuk berbuka bersama atau bahkan pembagian
bingkisan, uang saku, hingga dana beasiswa.
Bagi anak yatim dan dhuafa hal ini menjadi berkah
tersendiri. Karena mereka bisa lebih ‘berdaya’ di bulan suci. Tidak bingung
lagi menyukupi keperluan mereka. Subhanallah,
Ramadhan adalah bulan pemberdayaan bagi kaum yang lemah.
Membagikan Takjil dan Tumbuhnya Ekonomi
Kegiatan menyediakan hidangan berbuka puasa pun marak di
masjid dan mushala. Tak jarang ada saja yang menyediakan takjil berbuka,
membagikan nasi bungkus di perempatan jalan raya atau tempat persinggahan.
Membagikan takjil paling berpotensi mengerakkan perekonomia
masyarakat. Sebab, banyak orang terlibat. Mulai dari pedagang minyak, tepung
terigu, beras dan lain-lain. Pembagian takjil ini tak hanya bisa dikerjakan
secara secdiri, namun juga berjamaah. Caranya dengan bergotong-royong
mengumpulkan bahan-bahan takjil.
Di bulan ini pula, banyak bermunculan para pedagang dadakan
atau pasar-pasar tiban dengan aneka jualan. Adapun, para pedagang di pasar
ataupemilik toko jauh-jauh hari sudah menambah stok atau item barang.
Masyaa Allah,
begitu indahnya Ramadhan yang mampun menggerekkan kegiatan ekonomi umat. Tidak
hanya satu lapis saja yang merasakannya. Namun, seluruh lapisan umat juga ikut
menikmati keberkahan Ramadhan.
Sumber Majalah Al
Falah Edisi Juli 2012
Featured Image by Freepik.
Sedekah Ramadhan:
Artikel Terkait:
Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir | YDSF
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Batas Penghasilan Wajib Zakat | YDSF
APA SAJA YANG HARUS DISIAPKAN SEBELUM MENUNAIKAN WAKAF? | YDSF
Siapa yang Harus Membayar Fidyah Istri? | YDSF