Shalat tarawih dan witir merupakan dua shalat sunnah yang
sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Tentu saja ada tata
cara dalam mengerjakan shalat sunnah tarawih dan witir ini. Agar, tidak asal
dalam mengerjakan amalan.
Penjelasan dan Tata Cara Shalat Tawarih
Shalat tarawih merupakan shalat sunnah yang dilakukan
setelah shalat isya’ selama bulan Ramadhan. Keutamaan dari shalat tarawih
adalah dapat menjadi salah satu upaya seorang muslim agar dosa-dosa yang lalu
dapat diampuni.
Rasulullah saw. bersabda,
مَنْ قَامَ
رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan
qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kata tarawih merupakan bentuk jamak dari kata dalam bahasa
Arab tarwihah, yang berarti duduk.
Oleh karenanya, dalam mengerjakaan shalat tarawih, setiap selesai dari empat
rakaat, maka dianjurkan duduk untuk istirahat.
Sedangkan, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam dua metode. Yaitu dengan 8 rakaat atau pun 20 rakaat. Dalam Majmu’ Al Fatwa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa kedua jenis jumlah rakaat dalam shalat tarawih tersebut diperbolehkan untuk dilakukan, serta memang harus mengutamakan kondisi dari yang menunaikannya. Bila, jamaah atau orang yang melakukannya lebih senang dengan 8 rakaat pun tidak menjadi masalah.
Perbanyak Sedekah Saat Ramadhan: bit.ly/runmadhan1443h
Lalu, apakah menunaikan harus dilakukan berjamaah? Imam
Nawawi rahimahullah berkata, “Para
ulama sepakat bahwa shalat tarawih itu sunnah. Namun mereka berselisih pendapat
apakah shalat tarawih itu afdhol dilaksanakan sendirian atau berjama’ah di
masjid. Imam Syafi’i dan mayoritas ulama Syafi’iyah, juga Imam Abu Hanifah, Imam
Ahmad dan sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa yang afdhol adalah shalat
tarawih dilakukan secara berjama’ah sebagaimana dilakukan oleh ‘Umar bin Al Khattab
dan sahabat radhiyallahu ‘anhum. Kaum muslimin pun terus ikut melaksanakannya
seperti itu.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6:39).
Penjelasan dan Tata Cara Shalat Witir
Shalat witir merupakan shalat malam yang harus ditunaikan
dengan jumlah rakaat ganjil. Karena, witir dalam bahasa Arab berarti ganjil. Sebagaimana
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya
Allah Swt. itu witir dan Dia mencintai yang witir (ganjil),” (HR Bukhari
dan Muslim).
Pelaksaan shalat witir dapat dilakukan pada malam hari
setelah shalat isya’ dan sebelum shalat subuh (fajar). Sedangkan, jumlah rakaat
minimalnya adalah satu.
Berapa jumlah pasti rakaat dari shalat witir?
Rasulullah saw. bersabda, “Witir adalah sebuah keharusan
bagi setiap muslim, barang siapa yang hendak melakukan witir lima rakaat maka
hendaknya ia melakukankannya dan barang siapa yang hendak melakukan witir tiga rakaat
maka hendaknya ia melakukannya, dan barang siapa yang hendak melakukan witir
satu rakaat maka hendaknya ia melakukannya.” (HR. Abu Daud no. 1422. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam penunainnya pun dapat dilakukan setiap dua rakaat
salam lalu ditutup dengan satu rakaat di akhir. Atau, juga diperbolehkan
ditunaikan langsung tanpa ada jeda salam dengan jumlah yang ganjil.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk menunaikan shalat witir?
Aisyah r.a. mengatakan, “Kadang-kadang
Rasulullah saw. melaksanakan witir di awal malam, pertengahannya dan akhir
malam. Sedangkan kebiasaan akhir beliau adalah beliau mengakhirkan witir hingga
tiba waktu sahur.” (HR. Muslim)
Shalat witir disebut juga sebagai shalat penutup di malam
hari. Namun, apakah diperbolehkan melakukan shalat tahajud setelah shalat witir
(saat usai shalat tarawih)? Boleh. Bahkan, juga diperbolehkan semisal ingin
menunaikan kembali shalat witir setelah shalat tahajud (pendapat Ustadz Adi
Hidayat). (asm, berbagai sumber)
Wakaf di Bulan Ramadhan
Artikel Terkait:
Hukum Shalat dan Puasa Bagi Orang Koma | YDSF
TIGA TINGKATAN PUASA | YDSF
Panduan Zakat Sedekah Ramadhan | YDSF
TIPS PUASA GADGET DI BULAN RAMADHAN | YDSF
Keistimewaan Puasa Ramadhan | YDSF