Hari Anak Sedunia, Memahami Kembali Kedudukan Anak dalam Islam | YDSF

Hari Anak Sedunia, Memahami Kembali Kedudukan Anak dalam Islam | YDSF

21 November 2022

Hari Anak Sedunia atau World Children’s Day dalam bahasa Inggrisnya, menjadi salah satu momen penting untuk kita kembali memahami dan belajar kembali bagaimana memperlakukan hingga mendidik anak dengan baik. Sebagai seorang dewasa yang di sekeliling bersama anak-anak, kita perlu merenungkan peran kita dalam melakukan hal tersebut. Karena setiap fase anak, memiliki pola pengasuhan yang berbeda.

Sayangnya, Hari Anak Sedunia 2023 ini terasa berbeda. Ada kalut yang menyelimuti karena banyak anak-anak Palestina yang menjadi korban kekejaman Zionis Israel. Meski bertemakan “For Every Child, Every Right”, faktanya masih banyak anak-anak di dunia yang mendapat perlakukan tidak layak. Mulai dari dikucilkan, dilecehkan, diperjualbelikan, hingga dibunuh. Naas.

Padahal, munculnya peringatan Hari Anak Sedunia berawal dari keprihatinan pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melihat kondisi anak-anak yang terdampak Perang Dunia II. Mereka menyediakan pakaian, makanan, dan perawatan Kesehatan bagi anak-anak. Mengingat, pada tahun 1924 mereka telah membuat Deklarasi Jenewa tentang hak-hak anak. Namun faktanya, Perang Dunia II tetap membutakan mata para pelaku perang.

Setelahnya pada 20 November 1959, Majelis Umum PBB Kembali membahas Deklarasi Hari Anak dan Konvensi Hak Anak. Dari sinilah muncul bentuk perjanjian Hak Asasi Manusia (HAM) yang di dalamnya terdapat beberapa poin, di antaranya: hak anak untuk hidup, pendidikan, kesehatan, dan bermain. Barulah muncul ide untuk mengkampanyekan hari khusus yang didedikasikan untuk anak yang dinamai sebagai Hari Anak Sedunia.

Baca juga: Tips Mengelola Konflik Anak | YDSF

Kedudukan Anak dalam Islam

Secara internasional, komitmen untuk melindungi dan memperlakukan anak dengan sebaik mungkin telah tertulis serta disepakati bersama setelah ada kejadian-kejadian mengerikan. Berbeda dengan Islam, yang sejak dulu telah mengajarkan kepada kita tentang pola pengasuhan untuk anak di setiap fasenya.

Menariknya, sebagai seorang Muslim kita juga diajarkan tentang apa saja kedudukan anak dalam Islam. Bahkan, Islam menganggap anak merupakan salah satu anugerah terbaik yang diberikan oleh Allah Swt dalam setiap keluarga. Mereka menjadi kebanggaan di kemudian hari. Tak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk kebangkitan Islam.

Lalu, apa saja kedudukan anak dalam Islam?

1.       Anugerah dan nikmat terbaik

Hadirnya seorang anak menjadi kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Sebagaimana kisah Sarah dan Nabi Ibrahim a.s. semasa penantian panjang memiliki buah hati, dahaga itu menjadi sebuah kebahagiaan saat Allah mengarunikan Ishaq untuk mereka.

Dalam surah Asy-Syuara ayat 49-50, Allah Swt. berfirman yang artinya, "Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa." (QS. asy-Syura: 49-50).

 

2.       Amanah yang harus dijaga

Anugerah dapat kita katakan sebagai hadiah terbaik, oleh karenanya harus kita jaga dengan sungguh-sungguh. Begitu pun dengan anak. Mereka menjadi amanah bagi orang tuanya yang kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Namun, tentu ini tidak lantas menjadi beban bagi orang tua. Saat amanah dapat dijalankan dengan baik dan sesuai syariah, insya Allah keberkahan dunia akhirat mudah didapatkan.

 

3.       Ujian dan cobaan

Memiliki anak juga dapat menjadi ujian bagi orang tua, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah At-Taghabun ayat 15. Tujuan Allah tak lain adalah meningkatkan derajat taqwa dan kedudukan kita kelak dunia akhirat.

 

4.       Penerus garis keturunan

Hadirnya buah hati menjadi penanda baik sebuah keluarga untuk bisa meneruskan garis keturunan. Nasab yang dijaga dengan baik, insya Allah akan meneruskan keturunan yang baik pula.

 

5.       Pelestari pahala orang tua

Anak yang shalih dapat menjadi ladang pahala bagi kedua orang tuanya. Mereka yang menjaga sikap serta perilaku sesuai ajaran Islam. Sebagaimana hadits yang dinarasikan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya."

Ketika kita telah mengetahui kedudukan anak dalam Islam, maka mari mendalami kembali parenting sesuai ilmu terkini yang masih berada dalam jalur syari.

 

 

Ikhtiar Terbaik untuk Palestina

 

Artikel Terkait

UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF

 

Aksi Bela Palestina Grahadi Surabaya


Tags: hari anak sedunia, hari anak, hari anak ydsf, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: