Hari Anak Sedunia atau
World Children’s Day dalam bahasa Inggrisnya, menjadi salah satu momen
penting untuk kita kembali memahami dan belajar kembali bagaimana memperlakukan
hingga mendidik anak dengan baik. Sebagai seorang dewasa yang di sekeliling
bersama anak-anak, kita perlu merenungkan peran kita dalam melakukan hal
tersebut. Karena setiap fase anak, memiliki pola pengasuhan yang berbeda.
Sayangnya, Hari Anak
Sedunia 2023 ini terasa berbeda. Ada kalut yang menyelimuti karena banyak anak-anak
Palestina yang menjadi korban kekejaman Zionis Israel. Meski bertemakan “For
Every Child, Every Right”, faktanya masih banyak anak-anak di dunia yang
mendapat perlakukan tidak layak. Mulai dari dikucilkan, dilecehkan, diperjualbelikan,
hingga dibunuh. Naas.
Padahal, munculnya peringatan
Hari Anak Sedunia berawal dari keprihatinan pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) melihat kondisi anak-anak yang terdampak Perang Dunia II. Mereka menyediakan
pakaian, makanan, dan perawatan Kesehatan bagi anak-anak. Mengingat, pada tahun
1924 mereka telah membuat Deklarasi Jenewa tentang hak-hak anak. Namun
faktanya, Perang Dunia II tetap membutakan mata para pelaku perang.
Setelahnya pada 20 November 1959, Majelis Umum PBB Kembali membahas Deklarasi Hari Anak dan Konvensi Hak Anak. Dari sinilah muncul bentuk perjanjian Hak Asasi Manusia (HAM) yang di dalamnya terdapat beberapa poin, di antaranya: hak anak untuk hidup, pendidikan, kesehatan, dan bermain. Barulah muncul ide untuk mengkampanyekan hari khusus yang didedikasikan untuk anak yang dinamai sebagai Hari Anak Sedunia.
Baca juga: Tips Mengelola Konflik Anak | YDSF
Kedudukan Anak dalam Islam
Secara internasional, komitmen
untuk melindungi dan memperlakukan anak dengan sebaik mungkin telah tertulis
serta disepakati bersama setelah ada kejadian-kejadian mengerikan. Berbeda
dengan Islam, yang sejak dulu telah mengajarkan kepada kita tentang pola
pengasuhan untuk anak di setiap fasenya.
Menariknya, sebagai
seorang Muslim kita juga diajarkan tentang apa saja kedudukan anak dalam Islam.
Bahkan, Islam menganggap anak merupakan salah satu anugerah terbaik yang
diberikan oleh Allah Swt dalam setiap keluarga. Mereka menjadi kebanggaan di
kemudian hari. Tak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk kebangkitan Islam.
Lalu, apa saja kedudukan anak dalam
Islam?
1.
Anugerah
dan nikmat terbaik
Hadirnya
seorang anak menjadi kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Sebagaimana kisah Sarah
dan Nabi Ibrahim a.s. semasa penantian panjang memiliki buah hati, dahaga itu
menjadi sebuah kebahagiaan saat Allah mengarunikan Ishaq untuk mereka.
Dalam
surah Asy-Syuara ayat 49-50, Allah Swt. berfirman yang artinya, "Milik
Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki,
memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak
laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis
laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia
Maha Mengetahui, Mahakuasa." (QS. asy-Syura: 49-50).
2.
Amanah
yang harus dijaga
Anugerah
dapat kita katakan sebagai hadiah terbaik, oleh karenanya harus kita jaga dengan
sungguh-sungguh. Begitu pun dengan anak. Mereka menjadi amanah bagi orang
tuanya yang kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Namun, tentu ini
tidak lantas menjadi beban bagi orang tua. Saat amanah dapat dijalankan dengan
baik dan sesuai syariah, insya Allah keberkahan dunia akhirat mudah didapatkan.
3.
Ujian
dan cobaan
Memiliki
anak juga dapat menjadi ujian bagi orang tua, sebagaimana firman Allah Swt.
dalam surah At-Taghabun ayat 15. Tujuan Allah tak lain adalah meningkatkan
derajat taqwa dan kedudukan kita kelak dunia akhirat.
4.
Penerus
garis keturunan
Hadirnya
buah hati menjadi penanda baik sebuah keluarga untuk bisa meneruskan garis
keturunan. Nasab yang dijaga dengan baik, insya Allah akan meneruskan keturunan
yang baik pula.
5.
Pelestari
pahala orang tua
Anak
yang shalih dapat menjadi ladang pahala bagi kedua orang tuanya. Mereka yang
menjaga sikap serta perilaku sesuai ajaran Islam. Sebagaimana hadits yang
dinarasikan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw.
bersabda, "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala
amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak
sholeh yang mendoakan kepadanya."
Ketika kita telah
mengetahui kedudukan anak dalam Islam, maka mari mendalami kembali parenting sesuai
ilmu terkini yang masih berada dalam jalur syari.
Ikhtiar Terbaik untuk Palestina
Artikel Terkait
UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF
Aksi Bela Palestina
Grahadi Surabaya