Tidak hanya dikenal karena keteguhannya dalam
beribadah, dari Salman Al Farisi kita juga belajar mengatur keuangan. Berawal
dari kesulitan finansial, justru teknik dasar keuangan dari Salman Al Farisi
kini banyak diterapkan. Bahkan dari cara ini kita dapat menjadi lebih sederhana
dalam berkehidupan, namun tetap cukup dan penuh rasa syukur.
Saat mengalami kesulitan finansial, Salman mendatangi
Rasulullah saw. dengan niat meminta petunjuk. Saat itu, Rasulullah melelang
barang-barang milik Salman untuk mendapatkan modal awal dalam berniaga. Dari
hasil berdagang, Salman mengatur setiap tiga dirham yang diperoleh: satu dirham
untuk memenuhi kebutuhan hidup, satu dirham untuk modal dagang, dan satu dirham
untuk sedekah. Pola ini kemudian dikenal dengan 1-1-1 . Meski terlihat
sederhana, prinsip ini sangat relevan hingga sekarang dan menawarkan cara
efektif bagi siapapun yang ingin mengelola keuangan dengan baik dan tetap
berada di jalan Allah. Bahkan, pola ini kemudian dianjurkan oleh Rasulullah
kepada umatnya sebagai pedoman mengelola keuangan yang membawa berkah.
Makna dari Rumus 1-1-1 dalam Kehidupan
1/3 untuk Kebutuhan Keluarga
Menafkahi keluarga adalah kewajiban yang
utama, dan mengalokasikan sepertiga pendapatan untuk kebutuhan keluarga demi memastikan
kesejahteraan mereka. Kebutuhan ini meliputi makanan, tempat tinggal,
pendidikan, hingga kesehatan. Islam mengajarkan kita untuk mencukupi kebutuhan
keluarga dengan bijak dan berusaha menjaga kestabilan finansial bagi generasi
yang akan datang.
1/3 untuk Modal Usaha atau Investasi
Islam sangat mendorong umatnya untuk berdagang
dan berusaha. Menginvestasikan sepertiga pendapatan sebagai modal usaha dapat
membantu mengembangkan sumber penghasilan dan mencapai kestabilan ekonomi yang
berkelanjutan. Bagi yang belum memiliki bisnis, dana ini dapat disisihkan
sebagai modal usaha di masa depan atau diinvestasikan dengan cara yang sesuai
syariah, misalnya melalui investasi reksa dana syariah atau properti.
1/3 untuk Sedekah
Sedekah adalah bentuk ibadah yang tidak hanya
bermanfaat bagi penerimanya, tetapi juga membawa berkah bagi pemberi.
Menggunakan sepertiga dari pendapatan untuk bersedekah berarti kita ikut
membantu meringankan beban saudara-saudara yang membutuhkan. Islam mengajarkan
bahwa harta yang kita sedekahkan akan dilipatgandakan manfaatnya oleh Allah
SWT, dan ini adalah investasi yang membawa kebaikan jangka panjang.
Baca juga: Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur | YDSF
3 Manfaat Rumus Keuangan 1-1-1 ala Salman Al Farisi
1. Keseimbangan Kebutuhan Dunia dan Akhirat
Dengan membagi pendapatan secara seimbang
antara kebutuhan, usaha, dan sedekah. Rumus 1-1-1 membantu seseorang menjaga
kesehatan finansial tanpa melupakan sunahnya sebagai seorang Muslim. Prinsip
ini mengajarkan bahwa mengelola harta dengan bijak tidak hanya akan membuat
hidup kita lebih teratur, tetapi juga bisa menjadi jalan menuju ridha Allah Swt.
2. Meningkatkan Kepedulian Sosial
Alokasi untuk sedekah dalam rumus ini
mendorong kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Meski awalnya
seolah dipaksa untuk bisa berbagi, insya Allah dengan niat mengejar ridha Allah
akan menjadi sebuah amalan yang istiqamah. Memberi secara konsisten juga
meningkatkan kesadaran kita terhadap pentingnya berbagi rezeki dan membantu
yang kurang beruntung.
3. Menumbuhkan Mentalitas Mandiri dan Berwawasan Bisnis
Mengalokasikan dana untuk modal usaha bukan
hanya untuk mencari keuntungan duniawi, tetapi juga untuk membangun ketahanan
ekonomi dan ketergantungan pada diri sendiri. Prinsip ini bisa diterapkan baik
di dalam maupun di luar bisnis, misalnya dengan berinvestasi pada diri sendiri,
seperti mengikuti kursus, membaca, atau belajar keterampilan baru.
Rumus Keuangan Bisnis 1-1-1 ala Salman
Al-Farisi adalah strategi sederhana namun kuat dalam membantu kita mengelola
pendapatan dengan baik, baik untuk dunia maupun akhirat. Bila dirasa berat
dalam memulainya, maka dapat dicoba dengan mengatur pengeluaran bulanan sejak
dini. Mulai mencatat setiap pengeluaran dan bagilah ke dalam tiga kategori
yaitu: kebutuhan pokok, tabungan/investasi, dan sedekah. Ketika secara mandiri
sudah mulai terbiasa, maka perlu pula melibatkan keluarga dalam penerapannya.
Hal ini bertujuan agar saling menjaga komitmen guna menciptakan ekosistem
ekonomi keluarga yang lebih stabil.
Zakat di YDSF
Artikel Terkait:
ZAKAT DARI HASIL PANEN | YDSF
Ubah Wasiat Tanah Wakaf Jadi Rumah Kos | YDSF
Etika di Jalan dalam Islam, Berkendara dan Belalu Lintas yang Baik | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DITUNAIKAN SETIAP BULAN? | YDSF
Shalat Tahajud dan Rangkaian Shalat Malam saat Ramadhan | YDSF