Setiap bulan
dalam kalender hijriyah pasti memiliki keutamaan-keutamaannya tersendiri.
Termasuk bulan Syawal. Bulan kesepuluh dalam kalender hijriyah ini berada tepat
setelah bulan Ramadhan. Sehingga, menjadi salah satu bulan yang sangat dinantikan,
utamanya karena terdapat pula momen hari raya Idulfitri yang digadang-gadang
menjadi puncak kemenangan setelah menunaikan ibadah selama Ramadhan.
Secara etimologi,
Syawal memiliki arti peningkatan. Dengan selesainya Ramadhan, bukan berarti berakhir
pula selesai menjaga amalan kebaikannya. Justru, di bulan Syawal inilah menjadi
titik untuk mempertahankan bahkan (baiknya) meningkatkan amalan-amalan yang
telah dilakukan sebelumnya.
Bila berdasarkan dari
perkataan Ibnul ‘Allan Asy Syafii dalam karyanya yang berjudul ‘Dalil al
Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin’, “Penamaan bulan Syawal itu diambil
dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta yang mengangkat atau
menegakkan ekornya. Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab
menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan
bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.”
Sebelum Islam
datang, kaum jahiliyah pada zaman dahulu memiliki mitos yang buruk tentang
Syawal. Mereka beranggapan bahwa bulan ini mendatangkan banyak kesialan.
Sehingga, beberapa hal menjadi dilarang untuk dilakukan. Salah satunya adalah
larangan menikah di bulan Syawal. Namun, semua mitos buruk tersebut terpatahkan
setelah sunah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Beliau melakukan pernikahan
dengan beberapa istrinya di bulan Syawal, termasuk yang populer adalah dengan
Aisyah.
Selain dianjurkan
untuk menggelar akad pernikahan, masih ada amalan kebaikan lain yang tetap
dapat kita kerjakan di bulan Syawal. Berikut kami rangkum menjadi 7 amalan saat
Syawal:
1. Menyambut Idulftri dengan
Shalat Sunah Ied & Perbanyak Takbir
Pada bulan
Syawal, terdapat salah satu hari raya umat muslim yaitu Idulfitri. Oleh
karenanya, kita dianjurkan untuk melakukan beberapa sunah dalam menyambut
Idulfitri. Dua sunah yang utamanya adalah memperbanyak bertakbir hingga
mengikuti shalat sunah ied berjamaah.
Allah Swt.
berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 185, “Dan sempurnakanlah bilangan
Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah.”
2. Silaturahmi
Saat lebaran,
identik dengan pulang ke kampung halaman. Atau istilah populernya kita sebut
dengan mudik. Aktivitas utama dari kegiatan ini tak lain adalah untuk
menyambung tali silaturahmi. Oleh karenanya, banyak orang yang memanfaatkan
Idulfitri hingga bulan Syawal berakhir untuk saling berkunjung.
Silaturahmi juga akan
mendatangkan banyak kemanfaatan dan keberkahan. Termasuk mendatangkan rezeki,
sebagaimana dalam hadits Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung
silaturrahminya (dengan kerabat)." (HR. Bukhari).
Baca juga:
Hukum Hadiah Undian (Quiz, Giveaway) dalam Islam | YDSF
Apakah I’tikaf Hanya di Bulan Ramadhan | YDSF
3. Qadha Puasa
Tidak semua insan
dapat dengan mulus menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Terdapat beberapa udzur
syari yang membuat seseorang terhalang untuk menunaikannya. Maka, diwajibkan
untuk menggantinya dalam bentuk qadha puasa (berpuasa Ramadhan di hari lain)
dan/atau menunaikan fidyah (memberi makan fakir miskin).
Memang, di bulan
Syawal terdapat amalan yang dinantikan yaitu puasa sunah Syawal. Namun, apabila
kita memiliki hutang puasa, maka dahulukan untuk menyegerakannya. Barulah, sisa
hari di bulan Syawal diisi dengan puasa sunah Syawal. Jangan sampai
mendahulukan yang sunah, sedangkan wajibnya belum dituntaskan. Apalagi, hutang
puasa Ramadhan itu hutangnya langsung dengan Allah Swt.
4. Menikah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
bahwa Rasulullah saw. menikahi beberapa istrinya di bulan Syawal. Termasuk
dengan Aisyah r.a. Sebagaimana beliau menceritakan, “Rasulullah saw. menikahiku
di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula.
Maka istri-istri Rasulullah saw. yang manakah yang lebih beruntung di sisinya
dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah r.a. dahulu suka menikahkan para wanita di
bulan Syawal.” (HR. Muslim).
5. Puasa Sunah Syawal
Kita telah sampai
pada poin di mana amalan ini menjadi sangat dinantikan dan bahkan banyak umat
muslim yang juga semangat menunaikannya. Ya, puasa sunah Syawal. Terlebih,
penunaian amalan ini berkelanjutan dengan puasa Ramadhan. Sehingga, semangatnya
masih bisa dirasakan.
Rasulullah saw.
bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan
enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR
Muslim). Namun perlu diingat, penunaian puasa sunah Syawal ini diharamkan pada
saat Idulfitri.
6. I’tikaf
Meski sangat
dianjurkan untuk dilakukan saat Ramadhan, i’tikaf juga menjadi amalan yang juga
tetap diperkenankan untuk dilakukan di bulan selain Ramadhan. Sama seperti
ibadah sunah lainnya. Ada juga beberapa literasi yang menyebutkan bahwa
Rasulullah saw. pernah melakukan i’tikaf selama sepuluh hari di bulan Syawal. Wallahua’lam.
7. Sedekah
Bersedekah
menjadi amalan yang paling mudah untuk kita lakukan. Tidak terbatas nominal,
waktu, dan tempat. Bahkan, di era yang serba digital ini kita bisa dengan mudah
bersedekah. Namun, tetap pastikan bahwa teknologi yang digunakan betul-betul
aman dan terpercaya.
Saat seseorang
merutinkan sedekah, ada banyak keberkahan dan ganjaran yang telah Allah Swt.
siapkan. Mulai dari dilancarkan rezekinya, diberi kesehatan, dijauhkan dari
bala, hingga mendapatkan jariyah. Masya Allah.
Istiqamah Berbagi Kebaikan
Artikel
Terkait
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM | YDSF
Keutamaan Membaca Ayat Kursi Dan Anjuran Sedekah | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Nikmatnya Membaca Al Kahfi | YDSF
DOA AGAR DIBERIKAN HIKMAH & MASUK GOLONGAN SHALIH | YDSF
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF