Hampir sama
dengan saat ingin memilih sesuatu yang lain, dalam memilih bank syariah sebagai
tempat penyimpanan atau transaksi keseharian juga perlu mempertimbangkan banyak
hal. Terlebih saat ini telah menjamur bank-bank dengan konsep syariah sebagai
anak perusahaan dari bank konvensionalnya yang telah lebih dulu ada.
Sebagai seorang
muslim, sertifikasi atau label seperti halal, syariah, dan semacamnya yang
bergandengan dengan sebuah produk tentu akan lebih diminati. Bukan ingin
menjadi yang eksklusif, justru itu adalah bentuk kehati-hatian kita agar
terhindar dari hal-hal yang haram, melanggar syariat, dan dapat menimbulkan
banyak dampak buruk.
Sayangnya,
baru-baru ini sedang ramai tentang turunnya performa layanan dari salah satu
bank syariah di Indonesia. Hal ini tentu menimbulkan banyak keresahan di
masyarakat. Bahkan, alih-alih segera memperbaikinya, masyarakat justru semakin
kecewa dengan respon yang diberikan oleh pihak bank. Alhasil, ‘image’
tentang syariah pun menjadi diragukan.
Sebelum kita
bahas lebih lanjut bagaimana baiknya memilih bank syariah agar sesuai seperti
ekspektasi yang diinginkan, mari kita melakukan kilas balik sejenak tentang
perbedaan bank syariah dan konvensional.
Perbedaan Bank Syariah dan
Konvensional
Dilihat secara
istilah, memang akan terlihat bahwa antara bank syariah dan konvesional adalah
dua lini perbankan yang bergerak dengan konsep berbeda. Namun, sistem bagi
hasil dan terkadang ada yang menerapkan biaya admin, membuat sebagian dari bank
syariah dianggap sama saja dengan bank konvensional. Belum lagi, bila melakukan
transaksi ke dompet digital ada beberapa bank syariah yang biaya adminnya
justru lebih besar dibandingkan yang konvensional. Oleh karenanya, tidak
sedikit dari masyarakat yang memilih menggunakan bank syariah hanya untuk
tempat menabung. Sedangkan untuk transaksi tetap menggunakan yang konvensional.
Mari kita bahas
secara singkat tentang perbedaan keduanya:
1.
Prinsip & Regulator
Dalam artikel ini kita tidak membahas secara detail tentang
pengertian dari bank syariah dan konvesional. Namun, kita bisa langsung masuk
pada prinsip yang mereka gunakan. Bila pada bank konvesional, prinsip yang
digunakan adalah yang berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank
Indonesia (BI). Sedangkan, pada bank syariah, mereka juga harus patuh pada
prinsip yang ada pada hukum Islam dan diatur dalam fatwa ulama.
2.
Tujuan
& Fungsi
Bank konvesional
memiliki tujuan dan fungsi untuk mencari keuntungan dengan system bebas nilai
atau dengan prinsip yang dianut oleh masyarakat secara umumnya. Sedangkan pada bank syariah tidak
demikian. Mereka memiliki tanggung jawab mengemban tujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Selain itu, fungsi dari bank
syariah juga lebih kompleks, selain menghimpun dana dari masyarakat mereka juga
diberi amanah untuk menjalankan fungsi sosial sebagai baitul maal hingga
menghimpun wakaf.
Baca juga:
Konsultasi Zakat dari Tabungan Gaji di Bank | YDSF
MENGELUARKAN SEDEKAH DARI BUNGA BANK | YDSF
3. Struktur Organisasi
Selain
jajaran BOD (Board of Director), manajemen, dan pelaku teknis, dalam
bank syariah juga terdapat Dewan Pengawas Syariah.
4.
Pengelolaan
Dana
Pada bank
konvesional, usaha yang dijalankan adalah seluruh lini bisnis yang
menguntungkan dan patuh pada aturan UU yang berlaku. Sedangkan untuk pembagian
keuntungannya dilakukan dengan persentase suku bunga.
Untuk di bank
syariah, lini bisnis yang dijalankan adalah yang juga patuh pada aturan syariat
Islam. Berbeda dengan bank konvesional, pada bank syariah pembagian
keuntungganya dilakukan dengan bagi hasil. Sehingga, besaran yang didapatkan
bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi kinerja usahanya.
Menentukan Bank Syariah
Pilihan
Setelah mengetahui
perbedaan bank syariah dan bank konvesional, maka kita dapat memilih bank
syariah yang sesuai dengan prinsip yang kita inginkan. Utamanya, bila kita
ingin menggunakan bank syariah tersebut tidak hanya sebagai penyimpanan uang,
tetapi juga transaksi keseharian. Berikut beberapa tipsnya:
1. Carilah prestasi kredibilitas bank
syariah
Agar
mendapatkan bank syariah yang sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka
alangkah baiknya kehati-hatian juga perlu ada. Bukan asal termakan promo atau
iklan saja. Namun, bisa bertanya dengan sesama yang telah lebih berpengalaman.
Kelak, bila ada ketidakpastian dari pihak bank syariah, rasa kecewa yang
ditimbulkan tidak membuncah.
2. Perhatikan bahwa memang tidak ada
unsur yang meragukan ataupun riba
Selain itu
hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bank syariah yang akan
dipilih tidak memiliki unsur yang dapat menimbulkan rasa ragu bahkan riba. Ragu
dalam artian ada lingkup aktivitas yang tidak jelas peruntukan atau sistemnya.
Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 275, Allah Swt. telah berfirman, "Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba."
3. Kenyamanan fasilitas
Ketika
unsur-unsur syari telah diperhatikan betul. Maka langkat berikutnya adalah
pilih mana bank syariah yang bisa memberikan fasilitas dengan nyaman dan sesuai
yang diinginkan. Jangan melihat layanannya dulu baru berpikir tentang
syariatnya.
Layanan dalam konteks ini seperti kemudahan melakukan transaksi,
banyaknya cabang atau mesin ATM yang bisa dijangkau, responsif terhadap keluhan
nasabah, dan sebagainya.
Semoga kita selalu dilindungi Allah Swt. dari hal yang haram
dan melanggar syariat.
Qurbanmu Bisa Jauh, Tapi Kamu Ga Perlu Pergi Jauh
Artikel Terkait:
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF