Perjuangan Palestina, Dari Nakba 1948 hingga Genosida 2023 | YDSF

Perjuangan Palestina, Dari Nakba 1948 hingga Genosida 2023 | YDSF

16 November 2023

Dari Nakba 1948 hingga Genosida 2023, perjuangan Palestina memasuki babak baru yang berkepanjangan. Tujuh puluh lima tahun sudah Palestina dijajah, direbut haknya, ditindas, hingga dibumihanguskan oleh Israel. Sejak serangan yang terjadi pada 7 Oktober lalu, Israel terus menjatuhkan roket, bom, dan berbagai ledakan yang membuat korban dari pihak Palestina semakin banyak. Bahkan, Israel menjadikan wanita dan anak-anak sebagai tawanan hingga target bom berikutnya.

Sejak peristiwa Nakba 1948, memang konflik antara Israel dan Palestina belum saja reda. Karena Israel tidak puas dengan hanya menduduki wilayah Palestina. Mereka ingin merebut, mencerai berai, bahkan mengusir penduduk asli Palestina.

Dengan adanya peristiwa pada 7 Oktober tersebut, banyak media-media mainstream yang justru memojokkan Hamas dan berpihak pada Israel. Dalihnya, karena Hamas melakukan tindakan terorisme. Padahal, ini merupakan salah satu langkah yang diambil karena sudah puluhan tahun pendudukan Israel di Palestina tak kunjung usai. Bahkan mereka semakin semena-mena terhadap rakyat Palestina.

Penjajahan Israel di Palestina dipicu dengan khayalan dari bangsa Yahudi Zionis tersebut untuk mendirikan sebuah negara. Sifat-sifat tercela yang mereka miliki merupakan trauma genetik yang mereka dapatkan dari zaman penindasan Fir’aun. Yang mana pada saatu itu membuat banyak Yahudi terusir dari Mesir, sedang yang shalih bersama Nabi Musa a.s.

Inilah lima tragedi besar di Palestina yang kami rangkum untuk Sahabat:

1. Nakba 1948, Pengusiran Pahit Warga Palestina

Bermula dari pengungsian orang-orang Yahudi dari tanah Eropa dan tidak ada yang mau menerima mereka, Palestina menjadi tujuan, tahun 1946. Setiap keluarga Palestina diharuskan untuk menampung satu keluarga Yahudi di rumah mereka.

Sayangnya, pada 1948 justru pecah tragedi yang membuat ribuan orang syahid. Dan lebih dari 700 ribu rakyat Palestina terusir dari tanah mereka sendiri. Orang-orang Yahudi yang ditolong di rumah mereka, mengusir mereka, mengunci pintu dari dalam, dan tidak membukakan pintu sama sekali.

Tanggal 15 Mei 1948 menjadi penanda awal dari konflik Arab-Israel, ketika warga Palestina turun ke jalan untuk memprotes pemindahan mereka. Mereka membawa simbol kunci, mewakili harapan kembali ke rumah yang mereka tinggalkan. Istilah "Nakba" diperkenalkan pada tahun 1998 oleh pemimpin Palestina Yasser Arafat sebagai hari peringatan resmi kehilangan tanah air Palestina.

Pertempuran juga mengakibatkan penghancuran lebih dari 400 desa Arab dan tragedi khusus di Deir Yassin, yang menimbulkan trauma mendalam. Perjanjian gencatan senjata pada 1949 membentuk Garis Hijau sebagai batas antara Israel dan Tepi Barat, tetapi pendudukan militer Israel di Palestina tetap menjadi inti konflik.

2. Intifada I, Perlawanan Palestina kepada Si Penjajah

Dua puluh tahun berlalu, pendudukan Israel terhadap tanah Palestina tak kunjung usai. Bahkan, Israel sering melakukan kekesaran terhadap rakyat Palestina. Alhasil, intifada muncul pada 9 Desember 1987. Ini merupakan wujud respon dari bangsa Palestina terhadap serangan yang selalu dilakukan oleh Israel. Salah satunya adalah karena insiden di Jalur Gaza yang melibatkan truk angkatan bersenjata Israel, yang menabrak sekelompok orang Palestina dan menyebabkan beberapa kematian.

Perlawanan Intifada dari Palestina digerakkan oleh Hamas, yang baru dibentuk pada 14 Desember 1987. Dalam konteks pemikiran dan ideologi, Hamas diilhami oleh Hasan Al Banna dan Sayyid Quthb, pendiri dan ideologi Ikhwanul Muslimin. Mereka melakukan interpretasi terhadap sejarah dan tradisi Islam, menciptakan suatu pandangan dunia Islam yang menjadi dasar bagi gerakan-gerakan Islam modern.

Setidaknya telah ada 1.070 jiwa termasuk 237 anak-anak menjadi korban, serta lebih dari 175.000 rakyat Palestina ditangkap dan disiksa. Intifada I dianggap berakhir setelah adanya kesepakatan perdamaian antara Palestine Liberation Organization (PLO) dan Israel pada 20 Agustus 1993 di Oslo, Norwegia.

3. Intifada II, Selalu Ada Pihak yang Melanggar

Israel selalu membangkang dan melakukan pelanggaran. Itulah sifat sejati yang mereka miliki. Sama hanya dengan perjanjian Oslo yang telah dibuat. Mereka melanggar untuk kesekian kalinya dalam sejarah dunia.

Tepatnya di 28 Desember 2000, Perdana Menteri Ariel Sharon dengan pengawalan ketat memasuki area Masjidil Aqsa. Hal ini mengundang amarah dari kaum Muslim Palestina, karena kedatangan Ariel Sharon dianggap akan membuat Yahudi Zionis menguasai Al-Aqsa, tempat yang suci bagi tiga agama samawi. Oleh karenanya, gerakan perjuangan dari rakyat Palestina ini selain dikenal dengan Intifada II, juga disebut sebagai Intifada Al-Aqsa.  

Rakyat Palestina lantas melakukan demonstrasi atas pertistiwa tersebut. Sayangnya, para polisi dan militer Israel justru menembaki rakyat Palestina dan melakukan kekerasan. Ratusan jiwa gugur dalam perlawanan (intifada) kedua ini.

4. Serangan Israel yang Tak Kunjung Mereda

Tak berhenti sampai di tahun tersebut, Israel terus melakukan serangan kepada rakyat Palestina. Meski, Intifada II telah usai dan Jalur Gaza kembali dibuka.

Di tahun 2005, warga Palestina untuk pertama kalinya diperkenankan memberikan suara dalam pemilihan umum. Tentu, hal ini berdampak pada menangnya Hamas. Adu domba berlangsung, media dunia disibukkan dengan pemberitaan perang saudara antara Fatah dan Hamas.

Celah ini lantas digunakan Israel untuk bisa masuk dan melakukan propaganda. Bahkan secara berturut-turut dari 2008, Israel terus meluncurkan serangan militer di Gaza. Ribuan rakyat Palestina syahid, termasuk anak-anak.  

Di tahun 2014, Israel telah membuat lebih dari 2.100 warga Palestina syahid, termasuk 1.462 warga sipil dan hampir 500 masih anak-anak. Serangan yang berlangsung selama 50 hari tersebut juga membuat lebih dari 11.000 warga Palestina terluka, 20.000 rumah hancur, dan setengah juta orang mengungsi.

5. Genosida 2023

Sejak 7 Oktober 2023 lalu, Israel kembali meluncurkan rudal, roket, dan berbagai serangan udara di pemukiman rakyat Palestina, terkhusus di Gaza. Dalihnya, karena ingin membalas serangan yang dilakukan oleh Hamas. Mereka memutarbalikkan fakta bahwa Hamas yang telah kejam melakukan tindakan terorisme. Faktanya, Hamas melakukan serangan lebih dahulu karena telah mengetahui rencana keji yang dibuat Israel di kemudian hari untuk Palestina.

Hingga artikel ini diterbitkan, Israel tidak memiliki niat untuk melakukan gencatan senjata. Mereka justru menyerang sekolah, rumah sakit, bahkan kamp pengungsian. Bukan lagi laki-laki dan sipil, wanita hingga anak-anak pun menjadi korban kesadisan Yahudi Zionis ini.

Ini memicu kemarahan dunia. Hingga menyebut kejadian ini sebagai Genosida 2023. Ratusan jiwa juga terpaksa mengungsi. Namun, lagi-lagi Israel berdusta. Mereka berkata boleh mengungsikan warga, tetapi faktanya justru dalam perjalanan mengungsi para warga diserang, ditembaki, dan dianiaya.

Kondisi rakyat Palestina semakin sulit. Mari kita berikan ikhtiar dan doa terbaik untuk perjuangan saudara-saudara kita itu. (berbagai sumber)

 

Ikhtiar Terbaik untuk Palestina

 

Artikel Terkait

UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF

 

Pemberdayaan Ternak Domba & Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Tags: perjuangan palestina, palestina, perlawanan palestina, nakba, genosida 2023, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: