Penjaga Komitmen, Prof. Mahmud Zaki, Telah Pulang | YDSF

Penjaga Komitmen, Prof. Mahmud Zaki, Telah Pulang | YDSF

22 Juli 2020

Nama lengkap beliau Prof. Mahmud Zaki, M.Sc.

Hari Jumat, 10 Juli 2020 sosok mulia ini meninggalkan kita semua. Almarhum meninggalkan begitu banyak pelajaran, hikmah dan tauladan yang tidak ternilai. Sosok mulia yang menginspirasi banyak orang. Keteladan yang sulit kita temukan.

Prof. Zaki, begitu panggilan akrab kami kepada almarhum. Bagi keluarga besar Kualita Pendidikan Indonesia, adalah sosok bapak yang sabar, bertanggung jawab serta penuh kasih sayang kepada putra-putrinya.

KPI sejatinya lahir atas pemikiran beliau tentang kualitas lembaga pendidikan Islam di Indonesia, terutama di wilayah Surabaya dan sekitarnya yang di awal 1980 sampai 1990-an cukup memprihatinkan.

Pemikiran beliau selalu menjadi pengingat kami akan visi masa depan.

“Sekolah, esensi sejatinya ada di guru. Maka, jika menginginkan sekolah menjadi baik, perbaiki kualitas guru-gurunya." Begitulah Prof. Zaki selalu mengingatkan kami saat menyiapkan program penguatan kualitas pendidikan bersama YDSF.

Program pendidikan inovatif yang menjadi fokus kami bersama YDSF, selalu diingatkan untuk kembali ke esensinya, yaitu penguatan kualitas guru. Sampai sekarang pun, filosofi dan pemikiran beliau menjadi bagian dari program-program kami.

Saat kami menyiapkan beberapa usulan program terkait pendidikan yang bermuara kepada kepala sekolah, orangtua dan siswa, Prof. Zaki tidak terlalu banyak memberi komentar. Beliau kembali mengingatkan bahwa pendidikan dan sekolah berpusat pada kualitas guru.

Komitmen yang tinggi juga selalu beliau tunjukkan dan buktikan. Memberi contoh nyata bagaimana komitmen mesti dijalankan. Saat kami mendiskusikan program tahunan, beliau selalu menanggapi berdasarkan data yang tersimpan rapi di buku catatan. Program 3-5 tahun sebelumnya selalu dilontarkan ke forum. Mengingatkan bagaimana evaluasinya dan sebesar apa dampaknya jika dilihat dari sudut pandang kualitas guru.

Arahan dari beliau membuat kita menyadari, bahwa apa yang sudah dilakukan masih jauh dari kata cukup. Bagaimana tidak, jumlah guru di Jawa Timur 328.189 (data Dikdasmen 2019/2020). Pada tiap tahunnya, kami bersama YDSF hanya bisa memberikan penguatan pelatihan dan pendampingan kepada kurang lebih 1.350 guru tiap tahun. Masih jauh dari kata selesai. Beliau selalu mengingatkan kami untuk tetap mengupayakan yang terbaik. Demi mimpi besar untuk pendidikan berkualitas.

Prof. Zaki adalah sosok berintegritas. Beliau sangat menghargai ketepatan waktu. Saat diundang untuk menjadi pembicara, hampir pasti 15 menit sebelumnya sudah berada di tempat acara.

 

Mobil Dinas

Ada kisah saat sedang menuju kantor dengan mobil dinas, di tengah jalan bertemu istri beliau yang berjalan. Saat ditanya, ternyata hendak ke pasar yang lokasinya searah dengan perjalanan beliau.

Saat itu, istri beliau berharap bisa ikut serta di dalam mobil menuju ke pasar. Namun, Prof Zaki dengan tegas meminta maaf dan berkata bahwa ini mobil dinas untuk beliau urusan dinas, bukan untuk mengantarkan istri ke pasar. Walhasil, istri tetap berjalan menuju pasar dan beliau melanjutkan perjalanan dinas.

Kisah lain tentang mobil. Ketika Prof. Muhammad Nuh mengadakan resepsi pernikahan putranya, rombongan berinisiatif menjemput Prof Zaki. Namun tiba di rumah, beliau sudah berangkat terlebih dahulu.

Benar. Prof Zaki sudah berada di lokasi, bebincang dengan Prof Nuh. Saat itu juga kami memohon maaf terlambat menjemput. Beliau menerima permohonan maaf kami. Tetapi langsung bertanya: mengapa kami membawa mobil kantor, padahal ini kan bukan acara kantor. Kami hanya menunduk malu.

Beliau pernah menyampaikan betapa khawatirnya karena merasa belum begitu optimal menyalurkan dana umat. Karena itu tidak terlalu ingin memperbesar jumlah penerimaan dana umat untuk dikelola. “Biarlah cukup seperti ini, kecil tetapi bisa maksimal disalurkan untuk kebutuhan umat,” tuturnya.

Suatu ketika beliau mengunjungi sekolah yang mendapatkan bantuan program pelatihan guru dan perlengkapan media pembelajaran, di daerah Madura. Beliau menemui salah satu guru dan bertanya tentang program apa saja yang telah diperoleh dari YDSF dan KPI. Sang Guru menjawab telah mendapatkan banyak sekali pelatihan dan program penguatan, salah satunya pelatihan IPA.

Prof. Zaki kemudian bertanya, media seperti apa yang diberikan dan di mana sekarang. Prof. Zaki lalu diajak ke ruang kelas dan menunjukkan media IPA berada. Prof. Zaki kemudian bertanya, bagaimana cara mengajarkan ke anak-anak dengan menggunakan media IPA tersebut sesuai pelatihan yang telah diperolehnya.

Singkat cerita, sang guru berhasil mendemonstrasikan cara mengajar dengan efektif dan menyenangkan. Prof. Zaki terlihat bahagia. Padahal, sudah 7 tahun waktu terlewat setelah guru tersebut mendapatkan pelatihan dari KPI dan YDSF.

 

Contoh

Banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang beliau wariskan. Bukan dalam bentuk ceramah. Namun dengan membuktikan. Beliau bukan memberi contoh, tapi menjadi contoh. Bukti bahwa contoh adalah pengajar terbaik.

Prof. Zaki adalah sosok berkomitmen tinggi untuk pendidikan, amanah, dan disiplin dalam setiap pekerjaan. Mimpi besar beliau menjadi peluang kita untuk bersama-sama mewujudkannya. Memperbaiki kualitas guru Indonesia sama dengan memperbaiki kualitas sekolah dan pendidikan Indonesia.

Beliau sosok mulia dan kelak mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Beliau dipanggil pulang di hari yang mulia, Jum’at. Semoga kita bisa dipertemukan dengan baliau di tempat yang telah Allah SWT janjikan untuk orang-orang yang mulia. Aamiiin ya Robbal’alamiin.

 

Oleh: 

Misbakhul Munir, S.Pd.I

Direktur Eksekutif Kualita Pendidikan Indonesia (KPI)

 

Bayar Qurban Online:

 

 

Baca juga:

MENGENANG PROF. ZAKI, 'SAYA INGIN MELIHAT' | YDSF

10 HAL PENTING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK | YDSF

Harga Qurban Domba YDSF

Harga Qurban Sapi YDSF

Qurban untuk Orang Meninggal | YDSF

MENGENANG BAPAK PROF. MAHMUD ZAKI | YDSF

Ringkasan Fiqih Qurban | YDSF

10 HAL PENTING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: