6 Tanda Pengenal Orang Beriman | YDSF

6 Tanda Pengenal Orang Beriman | YDSF

16 Juni 2023

Segala sesuatu pasti ada nama dan ada pengenalnya. Misalnya bohlam. Ini adalah benda yang terdiri dari unsur kaca dan menjadi sumber cahaya serta sebagai alat penerangan.

Demikian pula dengan mukmin atau orang beriman. Mereka ini punya pengenal dari sifat dan kebiasaannya. Cukup banyak tanda-tanda mukmin sejati. Mari kita ulas sekelumit di antaranya.

1. Jujur dan Berlaku Benar

Suatu saat sahabat Nabi Muhammad saw pernah bertanya, “Mungkinkah seorang mukmin itu pengecut?” Nabi saw menjawab, “Mungkin.” Ditanya lagi, “Mungkinkah mukmin itu kikir?” Dijawab, “Mungkin.” Ditanya lagi, “Mungkinkah mukmin itu pembohong.” Dijawab tegas, “Tidak” (HR. Baihaqi).

Berkata benar adalah bukti keimanannya. Karena dusta itu berlawanan dengan keimanan. Tak akan bisa berkumpul dalam jiwa mukmin itu, dua hal yang berlawanan: kejujuran dan kebohongan.

Oleh karena itu, orang yang diberi nikmat dalam surat Al-Fatihah dijelaskan di surat Surat An-Nisa 69. “Dan siapa saja yang menaati Allah Swt. dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah Swt., yaitu: para nabi, shiddiqin (orang yang jujur), syuhada, dan shalihin. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

2. Banyak Berzikir

Orang mencintai sesuatu pasti akan sibuk dengan sesuatu itu. Bahkan dia akan menyebut-nyebutnya. Begitu pula orang-orang yang beriman. Mereka mencintai Allah dan sering mengingat Allah di setiap keadaan.

Orang-orang yang mencintai Nabi Muhammad pun demikian. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab 21).

Mereka berzikir di kala sepi maupun ramai, suka-duka dan sibuk-lapang. Mereka membiasakan zikir pagi dan petang sebagai bukti cintanya kepada Allah dan sangat berharap rahmat Allah di setiap kondisi.

3. Berhati-hati dalam Segala Hal

Orang beriman itu takut bila amal ibadahnya tertolak atau rusak. Rasa takut itulah yang disebut dengan takwa. Karena Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa.

“(Salah satu dari anak Adam itu) berkata, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala hanya menerima amalan dari orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Maidah 27).

Mukmin selalu khawatir apakah -sekecil apapun- perbuatannya dikategorikan amal baik atau malah sebaliknya. Apakah merugikan orang lain atau tidak.

Baca juga: Batas Istiqomah Menjadi Sebuah Karakter | YDSF

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari).

Terkait melakukan perbuatan, orang beriman punya dua sikap utama, yakni risau (sikap khauf) jika amal baiknya ditolak namun sekaligus ia sangat berharap (roja) Allah menerimanya.

4. Peka Terhadap Sekitarnya

Mukmin sangat peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Jika tak mampu menolong dengan hartanya, maka dia membantu dengan tenaganya. Jika tenaga juga tak mampu, dia akan menolong dengan lisannya. Begitu seterusnya.

"Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan cinta itu, mukmin rela berkorban untuk saudaranya dan ringan tangannya untuk pihak yang membutuhkan. Sebab, jika ada saudara yang sakit, ia pun merasakannya.

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).

5. Semua Hal Ditimbang

Orang beriman memandang bahwa kehidupan dunia ini sebagai bekal kehidupan akhirat. Karena itulah mukmin sejati tidak akan mengorbankan akhirat yang kekal dengan duniawi yang pendek.

Mukmin sejati tidak akan terlena duniawi dengan memperturutkan hawa nafsu. Tak akan menerjang halal haram karena mereka sangat berharap pada kenikmatan di akhirat yang abadi. “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al A’la 17).

6. Tak Bisa Jauh dari Sesama Mukmin

Bergaul boleh dengan siapa saja, dengan tujuan menyebarkan kebaikan dan simbiosis mutualisme. Namun, memilih kawan karib mestilah yang saling mengajak kepada kemaslahatan.

“Teman-teman karib pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az Zukhruf 67).

Sejalan dengan itu, para wali di Tanah Jawa berpesan tentang lima penawar/obat hati, salah satunya ialah: bergaullah dengan orang-orang shalih.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi November 2022 Rubrik Bijja

 

Mudahnya Berbagi Kebaikan

 

Artikel Terkait:

PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF


Tags: tanda orang beriman, orang beriman, ydsf, ciri orang beriman

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: