Wafatnya Nabi Muhammad saw. | YDSF

Wafatnya Nabi Muhammad saw. | YDSF

8 Juni 2023

Dalam beberapa literasi disebutkan bahwa tanggal wafatnya Nabi Muhammad saw. jatuh pada 8 Juni 632 Masehi. Atau dalam kalender hijriyah bertepatan dengan 12 Rabiul Awal tahun ke-11 H, pada usia beliau yang ke-63 tahun. Sebenarnya, tanggal hijriyah dari wafatnya Nabi Muhammad saw. inilah yang kemudian dijadikan patokan untuk menentukan tanggal lahir beliau. Karena disebutkan bahwa dalam beberapa hadits shahih tidak ditemukan secara tepat kapan beliau lahir.

Peristiwa wafatnya Rasulullah saw. ini sebagai bentuk Allah Swt. ingin menunjukkan kepada umat terdahulu bahwa Nabi juga merupakan manusia biasa. Sebagaimana yang lain, bisa sakit pun meninggal. Dalam surah Al-Imran ayat 144, Allah Swt. berfirman, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allâh sedikitpun, dan Allâh akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

Dalam beberapa literasi disebutkan bahwa meninggalnya Rasulullah saw. merupakan sakit dari efek jangka panjang pasca beliau diracun oleh wanita Yahudi di Khaibar. Sebagaimana dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Aisyah! Saya masih merasakan rasa sakit akibat dari makanan yang saya konsumsi di Khaibar. Inilah saatnya, urat nadiku akan terputus karena pengaruh racun itu.” (HR. Bukhari).

Racun itu ada dalam sajian daging kambing saat Rasulullah saw. bersama umat Muslim sedang berada di Khaibar. Tepatnya pada tahun ke-7 H, usai kaum Muslim berhasil menaklukkan kaum Yahudi Khaibar. Rasulullah saw. memberikan kebebasan kepada para Yahudi untuk tetap bisa tinggal di Khaibar dengan syarat, salah satunya yaitu umat Muslim berhak mendapatkan sebagian dari hasil pertanian mereka.

Kekalahan itu membuat istri salah satu tokoh Yahudi, Zainab, menjadi tidak terima. Hingga ia menemukan cara untuk membuat Rasulullah saw. terluka. Istri dari Sallam bin Misykam itu mengetahui bagian dari kambing yang menjadi kesukaan Rasulullah. Ia menyajikan paha bagian depan kambing yang sudah dipanggang serta telah menaburinya dengan racun yang paling mematikan.  

Awalnya, Rasulullah saw. sempat ragu untuk memakannya. Namun, setelah mengetahui bahwa akad dari pemberian itu merupakan hadiah, beliau pun mau. Saat telah memakan sebagian dari daging itu, Rasulullah saw. mendapatkan bisikan dari daging bahwa ia telah diberi taburan racun. Inilah salah satu mukjizat beliau.  

Rasulullah langsung bertanya kepada Zainab apa motivasinya melakukan itu. Zainab menjawab, “Telah sampai dari kaumku segala hal tentang dirimu. Maka, aku berkata kepada mereka, “Jika memang dia (Rasulullah) seorang raja, dia pasti mati (dengan makanan yang beracun) itu. Namun, jika memang ia benar seorang nabi, dia pasti akan diberi tahu.””

Kejadian ini membuat salah seorang sahabat bernama Bisyr bin al-Barra’ meninggal. Meski Zainab sempat menjadi seorang mualaf, namun hidupnya berakhir dengan diqishas oleh keluarga Bisyr bin al-Barra’.

Pasca kejadian tersebut, Rasulullah saw. memang tidak langsung merasakan dampaknya. Namun, setelah beberapa tahun (ada yang menyebutkan di 10 H), beliau mulai mengalami gejala dan sakit. Semakin hari, semakin parah. Meski begitu, selama berada dalam masa sakit beliau tetap adil terhadap para istrinya. Pun, meminta izin untuk bisa dirawat di rumah Aisyah r.a.  

Wasiat Rasulullah saw.

Dalam surah An-Nisa’ ayat 9, Allah Swt. berfirman, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Maksudnya adalah ketika seseorang meninggalkan keturunannya, hendaknya jangan dibiarkan dalam keadaan yang lemah ilmu, harta, iman, dan fisiknya. Oleh karenanya, setiap orang yang meninggal itu disarankan memiliki warisan.

Berbeda dengan para Nabi, yang mana tidak boleh diwarisi dan mewariskan. Tidak dalam bentuk dinar, kambing, atau unta. Kepemilikan harta mereka berubah menjadi sedekah saat telah ditinggal wafat.

Namun, Rasulullah saw. mewasiatkan kepada orang muslim beberapa hal, yaitu:

1.       Agar orang-orang musyrik dikeluarkan dari Jazirah Arab (HR. Bukhari);

2.       Memerintahkan umat Muslim untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadits (HR. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, dan Ibnu Hazm);

3.       Meminta pasukan Usamah bin Zaid untuk tetap diberangkatkan memerangi Romawi;

4.       Berbuat baik kepada orang-orang Anshar;

5.       Umat Muslim menjaga shalat dan berbuat baik kepada para budak;

6.       Berpesan kepada umat Muslim untuk jangan berlomba-lomba mengejar dunia, agar tidak membuat lalai hingga binasa seperti kaum terdahulu;

7.       Mengecam dan melaknat orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan para Nabi untuk dijadikan berhala yang disembah.

Dengan mengetahui kapan wafatnya Rasulullah saw., dapat menjadi momen untuk kita merenung, muhasabah, dan meneladani kembali apa-apa saja yang pernah beliau ajarkan dan wasiatkan. Sehingga tidak dengan mudahnya merasa lelah untuk menjadi seorang Muslim yang lebih baik setiap harinya. (berbagai sumber)

 

Zakat Mudah di YDSF



Artikel Terkait:

PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF

 

Riyadhus Shalihin Bab Taubat (BAGIAN 3) | Ustadz Isa Saleh Kuddeh


Tags: wafatnya nabi muhammad, wafatnya rasulullah saw., ydsf, wafat nabi muhammad 8 Juni

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: