Menjadi Insan yang Dermawan | YDSF

Menjadi Insan yang Dermawan | YDSF

1 Mei 2023

“Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152).

Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk selalu mengingat, bersyukur, dan tidak ingkar kepada-Nya.

Syukur mempunyai makna rasa terima kasih kepada Allah, atas segala karunia yang diberikan kepada kita. Pengejawantahan rasa syukur, bisa dengan mempergunakan karunia dari Allah untuk meningkatkan kepatuhan dan taqwa kepada Allah. Tentunya, hal ini juga dapat diartikan dengan menghindarkan diri dari kemaksiatan dan segala yang dilarang-Nya.

Pembina YDSF, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA mengingatkan bahwa kita harus selalu bersyukur. Pertama, bersyukur karena Allah memberikan karunia berupa kemampuan untuk bersyukur. Mempunyai kemampuan dan niat untuk bersyukur itu sendiri, merupakan sesuatu yang harus disyukuri.

“Bersyukur karena kita bisa bersyukur. Jadi, bisa bersyukur saja itu harus disyukuri, karena tidak semua orang bisa bersyukur,” kata Pak Nuh.

Firman Allah dalam Surat As-Saba ayat 13:

“… Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.”

Yang kedua, tentu kita bisa bersyukur karena Allah masih mempertautkan hati kita dengan hal-hal kebaikan. Mencondongkan hati kita dengan hal-hal kebaikan. Tidak semua orang hatinya bisa condong kepada kebaikan.

Ada salah satu doa yang sering kita sampaikan:

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Condong

Dari sini Prof. Nuh mengingatkan, Ya Muqallibal Qulub atau Zat yang Maha Membolak-balikkan Hati. Itu harus senantiasa kita mohonkan. Karena hati itu bisa ke kiri ke kanan, mbolak-mbalik dan seterusnya. Maka itu ‘tsabbit qolbi’ kita memohon kepada Allah supaya hati kita tetap diteguhkan, dicondongkan pada kebaikan.

“Dan kita bersyukur yang ketiga, panjenengan masih bisa bersama-sama dengan YDSF yang sudah 36 tahun berkiprah. Sudah cukup lama,” ucapnya.

Para donatur merasa bersyukur lantaran hatinya dipertautkan dengan YDSF. Dan alhamdulillah dari YDSF itulah, lanjut Pak Nuh, tumbuh berkembang yayasan-yayasan dana sosial yang lain, yang dulu belajar di YDSF.

“Alhamdulillah kita ikut senang. Orang tua yang baik adalah orang tua yang bisa melahirkan anak-anaknya yang jauh lebih baik dari orangtuanya,” katanya.

Pak Nuh yang juga Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) ini lebih jauh mengatakan, kita bersyukur bila hasil penghimpunan dana besar. YDSF harus hidup, hidup, dan tumbuh semakin besar. “Dan itu ada di tangan panjenengan semua,” katanya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia era 2009–2014 ini menunjuk sebuah hadits dari Tirmidzi, “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka.”

Sebaliknya, al bakhil, yang pelit harta itu ba’idun minallah, ba’idun minal jannah, ba’idun minal nas, tapi dia qoribun minan nar. Orang pelit itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, tetapi dia dekat dengan neraka.

Wal jahil, dan orang orang bodoh tapi dia سخي, ia dermawan ahabbu ilallah azza wa jalla, ia lebih dicintai Allah Azza wa Jalla, daripada al alim atau orang berilmu tapi bakhil.

“Saya yakin orang yang loman itu, orang yang dermawan, pasti dekat dengan manusia. “Itu pasti!” katanya.

Membayarkan Hak

Mengapa kita harus berderma? Mengapa harus rela melepaskan sebagian harta kita ke orang lain? Menurut Prof. Nuh ada alasan rasional dan ada yang berdasar keyakinan. Alasan rasionalnya ada beberapa orang yang punya kontribusi positif dalam aktivitas yang kita lakukan. Beberapa orang tersebut ada yang telah mendapatkah hak-haknya. Sebagian yang lainnya belum.

“Itu berjuta orang yang punya kontribusi mengantarkan kesuksesan panjenengan yang sifatnya indirect atau tidak langsung. Ada yang hak-haknya belum pernah kita berikan,” paparnya.

Yang sudah kita berikan (biasanya) yang direct, yang langsung. Padahal masih ada rentetan yang tidak langsung. Maka donasi, zakat, infaq, sedekah, maupun wakaf yang ditunaikan dalam rangka membayar hak-hak publik.

Ibaratnya mereka itu punya saham terhadap kesuksesan yang kita raih. Ibarat perusahaan kalau seseorang pemegang saham dan panjenengan untung, maka kewajiban perusahaan itu adalah membagikan deviden atau keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham.

Alasan rasionalnya mengapa kita harus mengeluarkan sebagian dari harta kita adalah membayar pemegang saham berupa deviden. Mereka punya peran menghantarkan kesuksesan kita.

“Media yang kita kembangkan, YDSF ini mengajak kita semua untuk dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka,” tegasnya.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Mei 2023

 

 

Qurbanmu Bisa Jauh, Tapi Kamu Ga Perlu Pergi Jauh


 

Artikel Terkait:

PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF

 

Riyadhus Shalihin Bab Taubat (BAGIAN 2) | Ustadz Isa Saleh Kuddeh


Tags: menjadi insan dermawan, tips menjadi dermawan, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: