Yayasan Dana
Sosial al-Falah (YDSF) mendapatkan amanah untuk mengelola zakat perusahaan dari
salah satu mitra, yaitu JNE Express. Di antaranya diberikan untuk menunjang
ekonomi masyarakat yang membutuhkan. Mulai dari mesin cuci hingga rombong untuk
jualan.
Mesin Cuci untuk Lilik
Tak pernah
terlintas di benak Lilik Warliyah, dirinya akan menyandang status janda di
usianya yang baru menapaki awal kepala empat. Dimar Santoso, suami tercinta
meninggal dunia pada 2021, setelah terpapar Covid-19.
Sepeninggal sang
suami, Lilik menjadi orang tua tunggal bagi dua buah hatinya. Putra sulungnya,
Muhammad Faris AP., kini kelas XII di SMK Telkom. Sedangkan putri bungsunya,
Anastasya PA., kelas 3 di SDN Sidokumpul Sidoarjo.
Perasaan berduka
dan kehilangan disimpannya dengan rapi di dalam hati. Kehidupannya bersama
anak-anaknya terus berjalan. Berbagai kebutuhan hidup dan sekolah harus
dipenuhi. Mereka tinggal bertiga di rumah warisan orang tua di daerah Sidoarjo.
Ikhtiar awal yang
dilakukan Lilik adalah dengan membuat dan menjual peyek atau rempeyek. Hampir
setahun usaha itu ditelateninya. Namun, karena belum bisa mencukupi kebutuhan,
maka ia ganti usaha.
Lilik melihat
peluang usaha. Di sekitar tempat tinggalnya, banyak rumah kos. Di rumahnya,
juga ada mesin cuci yang telah dimilikinya bertahun-tahun. Memanfaatkan mesin
cuci dua tabung itu, ia menerima jasa mencuci pakaian.
Namun setelah
beberapa bulan usaha itu dilakoninya, muncul masalah baru. Setelah dipakai
mencuci tiga kali putaran, mesin cucinya rewel. Maklum, mesin cuci itu sudah
berumur 23 tahun. Ya, mesin cuci itu dibelikan suaminya sebagai hadiah
pernikahan mereka pada tahun 2000.
“Karena suami
teknisi, kalau rusak dibetulkan sendiri,” kenang Lilik, lantas menambahkan
bahwa almarhum suaminya sangat penyayang dan pengertian.
Saat itu, tim
YDSF berangkat ba’da Ashar dan menjelang sore tiba di rumah Lilik. Ibu dua anak
itu sedang beberes rumah. Dengan senyum ramah, wanita kelahiran Kediri itu
menyambut di bagian depan rumah dan mempersilakan masuk.
Tak berselang
lama, rona gembira di wajahnya berganti menjadi heran dan terkejut. Pasalnya,
tim YDSF sekaligus menurunkan satu unit mesin cuci untuknya.
Memang, Lilik
sempat mendapat saran dari seorang temannya, untuk mengajukan proposal bantuan
modal usaha kepada YDSF. Setelah proposal diterima, tim YDSF pun memroses
dengan melalui berbagai langkah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Termasuk juga survei.
Hasilnya, Lilik
dinilai memenuhi persyaratan untuk menerima bantuan modal usaha. Meskipun telah
mengajukan proposal tersebut, tetap saja Lilik tak bisa menahan rasa haru.
Matanya basah. Ia tak kuasa membendungnya. Perasaannya bercampur. Ia hanya bisa
memanjatkan rasa syukur. Sungguh Allah Mahabaik.
Baca juga:
KANG SAEP PREMAN PENSIUN TURUT RAMAIKAN FESTIVAL RAKYAT YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
YDSF BUAT WARUNG SEDEKAH, SIAPAPUN BISA MAMPIR MAKAN GRATIS
“Alhamdulillah,
terima kasih sekali,” ucapnya lirih.
Ia menambahkan,
semoga dengan usaha yang dilakukannya dapat mencukupi kebutuhan buah hatinya.
Besar harapannya, agar putra dan putrinya tumbuh menjadi anak-anak berbakti,
shalih dan shalihah, serta dapat merengkuh sukses di dunia akhirat.
“Bagi para donatur,
semoga Allah memberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah. Dan untuk YDSF, semoga lebih bermanfaat untuk
umat dan semakin jaya,” harap Lilik yang juga ingin menjadi bagian dari donatur
YDSF.
Kepala Kantor
YDSF Sidoarjo Subagio mengatakan, YDSF telah mendapatkan amanah untuk mengelola
zakat perusahaan dari PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Dana tersebut dibagikan
dalam bentuk bantuan modal usaha.
“Alhamdulillah,
kami mendapatkan amanah dari JNE. Dari dana zakat perusahaan JNE itu dapat memberdayakan
para penerima manfaat,” kata pria yang biasa disapa Bagio ini.
Insya Allah, YDSF
menyalurkannya kepada yang benar-benar berhak. Lilik, salah satunya. (tim)
Rombong Nasi Goreng untuk Pak Widodo
YDSF bekerja sama
dengan JNE Express, salurkan bantuan gerobak dagang untuk salah satu pelaku
usaha di Jalan Raya Mastrip, Karang Pilang, Surabaya, Selasa (28/3). Gerobak
senilai Rp4,5 juta tersebut, diberikan kepada Widodo, penjual nasi goreng sejak
tahun 1990 yang kondisi gerobak lamanya telah reot termakan usia. Tak hanya
itu, Widodo juga mendapat bantuan biaya hidup senilai Rp1,5 juta.
Selama 23 tahun lamanya, duda yang tinggal sebatang kara di kos satu petak ini, baru mengganti
gerobak sebanyak dua kali. Gerobak kedua yang telah menemani selama 10 tahun
pun sudah tak layak digunakan. “Saat ini usaha semakin tidak pasti. Alhamdulillah,
(dengan bantuan gerobak) sekarang saya tidak hanya diam berjualan, gerobak ini
nanti bisa dipakai berkeliling,” ujar Widodo.
Ia memiliki tiga
anak yang tinggal di Jombang bersama neneknya (ibu Widodo) yang mengidap
diabetes. Sedang istrinya telah meninggal dunia 2019 silam akibat
kanker. “Anak-anak kalau mau makan sudah bisa bikin sendiri," mengingat
anaknya yang sudah bisa mandiri setelah ditinggal Widodo merantau dan ibunya
meninggal, padahal dua dari ketiga anaknya masih duduk di bangku sekolah.
Bantuan gerobak menjadi modal untuk Widodo memompa laju
penjualan yang sempat terkendala beberapa bulan lalu akibat kenaikan BBM. Niatnya, Widodo tidak hanya berjualan diam
di pelataran kos seperti biasanya. Dengan bantuan gerobak dagang yang baru
diterima, ia bisa berkeliling jualan untuk menambah penghasilan yang berguna
bagi kehidupan dirinya dan
anak-anaknya di kampung.
Menyatu dalam Kebaikan Ramadhan
Artikel Terkait:
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM | YDSF
Keutamaan Membaca Ayat Kursi Dan Anjuran Sedekah | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Nikmatnya Membaca Al Kahfi | YDSF
DOA AGAR DIBERIKAN HIKMAH & MASUK GOLONGAN SHALIH | YDSF
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF