Mengaplikasikan Takwa dalam Keseharian │YDSF

Mengaplikasikan Takwa dalam Keseharian │YDSF

17 Oktober 2019

Setiap hari setiap muslim bisa semakin dekat dengan Allah. Di antaranya dengan berdoa agar Allah menghindarkannya dari maksiat dan dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk.

Demikian dengan ketakwaan seorang muslim juga dapat terus meningkat jika yang bersangkutan mau dan mampu mengaplikasikan takwa dalam kehidupan sehari-harinya. Alquran memberikan petunjuk bagi siapa saja yang hendak mengaplikasikan ketakwaannya.

Pertama aplikasi takwa seperti dalam firman Allah Surat At-Taubah ayat 119. Allah memerintahkan kita agar membersamai orang-orang shidiq. Yaitu, orang yang jujur dan benar.

Ulama menyebutkan ada empat macam shidiq. Yaitu shidiq karena jujur niatnya. Seorang yang jujur niatnya adalah orang yang melakukan segala hal hanya untuk mendapatkan ridha Allah. Baginya tidak ada yang lebih penting daripada ridha Allah.

Jika kita ingin menjadi seorang yang shidiq, maka setiap saat kita harus memperbaiki niat kita. Menyatakan niat bahwa apapun yang kita lakukan adalah dalam rangka mendapatkan ridha Allah.

Kejujuran niat ini hanya diketahui antara manusia dan Allah. Malaikat hanya mencatat amal dan perbuatan kita, tapi apakah amal dan perbuatan itu diterima oleh Allah, manusia itu sendiri yang tahu. Hanya amal dan perbuatan baik yang diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah yang akan diterima oleh-Nya.

Shidiq selanjutnya adalah orang yang jujur dalam perkataannya. Seharusnya demikianlah kita semuanya sebagai muslim. Seorang muslim tidak ada kamusnya berdusta. Seorang muslim itu seharusnya tidak berbicara kecuali berbicara untuk kebaikan dan bermanfaat. Jati diri seorang muslim adalah jujur, meski jujur seperti mencelakakan tapi sebenarnya menyelamatkan.

Ulama menyatakan, seseorang yang terbiasa jujur maka apa yang keluar dari mulutnya akan tajam dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Allah sendiri yang melegitimasi seorang jujur sebagai golongan yang shidiq.

Selain jujur niat dan perkataannya, shidiq lainnya adalah orang yang jujur dalam perbuatannya. Yakni, seseorang yang selalu menjaga semua perbuatannya. Sebagai contoh dalam sholat. Seseorang yang shidiq akan menjaga semua hal dalam sholatnya agar dapat diterima Allah. Tidak terburu-buru, disiplin dan tekun dalam beribadah adalah ciri seorang shidiq.

Terakhir, seorang shidiq karena jujur sikapnya. Artinya, seseorang yang diawasi atau tidak oleh orang lain sikapnya tetap sama. Sebab, dia merasa Allah selalu mengawasinya setiap saat. Orang yang biasa jujur dalam bersikap akan diberi kewibawaan dan kharisma oleh Allah.

Kemudian, aplikasi takwa dalam keseharian yang bisa dilakukan adalah membersamai orang-orang yang pandai mengevaluasi dirinya. Seperti difirmankan Allah dalam Surat Al Hasyr ayat 18.

Hanya seorang yang cerdas yang mampu mengevaluasi diri dan mengambil hikmah dati hidupnya. Sehingga orang tersebut selalu menjaga diri. Selalu beramal dengan evaluasi apakah amal tersebut akan bisa menyelamatkan dari siksa kubur dan Padang Mahsyar.

Pada kedua orang itulah Allah memerintahkan kita untuk membersamainya sebagai aplikasi dari takwa. Yaitu, muslim yang shidiq dan muslim yang pandai mengevaluasi diri. Wallahua’lam bishawab. (nra)

 

Baca juga:

Sekilas Mengenal Gangguan Setan

 

MAKNA HIDUP

 

UMMAT ISLAM, UMAT YANG TERBAIK

 

BERLINDUNG DARI NERAKA DENGAN TAUBAT

 

AKIBAT MAKANAN HARAM

 

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: