“Kehidupan yang dijalani seseorang bisa saja menjadi sebab kebahagiannya atau menjadi sebab penderitaan dan kesengsaraannya.
Setiap detik, setiap hari bahkan setiap tahun yang berlalu dalam kehidupan manusia bisa saja membawanya pada kecintaan & keridhoan Allah, sehingga dia masuk diantara orang-orang yang mendapatkan kemenangan dan surga, atau sebaliknya, ia berlalu dan membawanya pada neraka dan kemurkaan Allah -wal’iyadzubillah-.
Kehidupan ini juga bisa saja membuat kita tertawa sesaat lalu dengan sekejap membuat kita menangis untuk selama-lamanya. Atau sebaliknya, dia membuat kita menangis sesaat untuk bisa tertawa gembira selama-lamanya.
Orang yang akan meraih sukses dan bahagia adalah mereka yang menatap dunia ini dan tahu apa yang harus dilakukannya.
Allah telah menjadikan hidup ini sebagai tempat ujian, dimana dengan ujian itu akan nampak hakikat setiap hamba. Siapa yang meraih rahmat Allah, maka dia akan bahagia selama-lamanya, begitu juga sebaliknya.
Kita tidak tau akhir dari semua ini.
Boleh jadi dalam hidup yang dijalani seorang hamba ada saat dimana dia mendapati dirinya mulai jauh dari Allah, hatinya kemudian termenung sendiri, menangisi masa lalunya, air mata taubatpun membasahi pipinya, lalu dengan tangisan itu Allah mengampuninya dan memasukkannya ke dalam surga.
Namun ada juga sebaliknya dimana ada sebagian hamba melakukan dosa, dia menganggap remeh dosa tersebut, hingga akhirnya sifat meremehkan itu menjadi sebab kesengsaraannya selama-lamanya.
Agar kehidupan ini semakin bermakna maka dalam setiap waktu yang kita jalani seharusnya kita bertanya:
Berapa banyak kita tertawa dalam hidup ini….?
Dan apakah tawa itu pada sesuatu yang diridhoi Allah atau tidak…?
Berapa banyak kita-kita bersenang-senang dalam hidup ini…?
Dan apakah kesenangan itu diridhoi Allah atau tidak…?
Berapa banyak kita melewatkan malam dengan bergadang..?
Apakah kita melewatinya dengan sesuatu yang mendatangkan ridho Allah atau tidak..?
Pertanyaan demi pertanyaan..
Mungkin ada orang yang bertanya untuk apa semua tanya itu…?
Iya, setiap saat kita perlu bertanya pada diri sendiri, karena tak ada sedetikpun dari waktu yang kita lalui melaikan kita dalam limpahan karunia Allah.
Maka sangat memalukan bila kita makan dan minum dari nikmat Allah, berjalan diatas bumi Allah, namun semua itu tidak membuat kita terpanggil untuk mendekat dan mempersembahkan amal terbaik disisi-Nya.
Coba renungkan… ketika kita bangun dipagi hari, mata kita terbuka, pendengaran kita kembali seperti semula, raga kita kembali bergerak, maka siapa yang menjaga agar semua organ tubuh itu tetap berfungsi dengan baik hingga kita memasuki pagi..?
Bertanyalah pada diri… Apakah Rabb yang telah menciptakan dan menjaga fungsi dari seluruh organ tubuh itu ridho bila ciptaan-Nya digunakan untuk bermaksiat pada-Nya…?
Selamat menjawab…
(Diringkas dari nasehat Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar as-Syanqithi – hafidzohullah – dengan sedikit penyelarasan)