“Fatimah putri Rasulullah pernah sedih karena tak ada apapun untuk dimakan di rumahnya. Jadi perempuan sedih karena uang belanja itu dari jaman dulu sudah ada”.
Demikian ungkap Ustadz Azhar di Masjid Ash- Shoobiriin di sebuah subuh. Beliau mengungkapkan bagaimana kisah putri Rasulullah beserta suami dalam kehidupan ekonominya.
Ustadz Azhar melanjutkan, “Fatimah kemudian menyampaikan keadaan di rumahnya pada suaminya, Ali bin Abi Thalib. Kebetulan Ali sedang memiliki uang sebanyak 6 dinar. Maka berangkatlah Ali membeli roti di pasar.”
“Kemudian di jalan Ali bin Abi Thalib menemui orang kelaparan. Orang itu sangat berharap Ali mau berbagi roti. Ali adalah sahabat Rasul yang paling suka bersedekah. Jadi, roti yang baru dibeli itu bukan dibagi, tapi semuanya diberikan pada orang kelaparan itu. Lalu Ali pulang.”
“Dari kejauhan Fatimah sudah melihat penampakan Ali. Fatimah menangis. Karena tangan Ali tak membawa apapun.”
“Tapi Fatimah bukan menangis karena tidak jadi makan roti atau marah karena rotinya diberikan ke orang lain. Putri Rasulullah itu tahu suaminya adalah lelaki pecinta sedekah. Fatimah menangis karena dia tahu Ali pasti sudah membeli roti tapi kemudian memberikannya pada seseorang.”
“Ali menemui Fatimah lalu pamit: Aku pergi dulu menjemput rezeki yang lain. Maka tak jauh dari rumahnya ada seorang pemilik unta yang ingin menjualnya pada Ali seharga 100 dirham. Ali mengatakan kepada pemilik unta itu bahwa dia tidak punya uang. Tapi si pemilik unta minta Ali supaya membayar untanya kapan pun dia punya uang.”
“Ali membawa unta itu, lalu bertemu seseorang yang tertarik pada untanya. ‘Bolehkah aku membeli untamu wahai Ali?? Ali tentu membolehkannya dan mengatakan dia membelinya dari pemilik sebelumnya seharga 100 dirham.”
“Unta Ali dibeli 300 dirham meski Ali sudah jujur mengatakan bahwa dirinya mendapatkan unta itu seharga 100 dirham. Mengenai kejadian itu Rasulullah berkata: Lihatlah Ali, baru saja dia menyedekahkan roti seharga 6 dirham, lalu Allah menggantinya dengan 200 dirham. Si pembeli unta Ali itu tidak lain adalah Malaikat Jibril.”
Demikianlah keajaiban yang dialami keluarga Fatimah dan suaminya. Keduanya sangat gandrung akan bersedekah. Tidak pernah ragu dalam membantu orang lain karena yakin Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik, cepat atau lambat, di dunia maupun di akhirat.
Keluarga ini adalah teladan yang bisa kita jadikan contoh kita semua. Supaya kita dapat dengan ringan membantu orang lain dengan kemampuan kita. (nra)
Baca juga:
Orang-Orang Yang Didoakan Malaikat
SEDEKAH ITU TIDAK MEMBUAT MISKIN
KISAH BERTEMUNYA SAHABAT DENGAN SANG PENGEMIS