Sekolah Tua di Ngampel

Sekolah Tua di Ngampel

18 Desember 2016

Madrasah Ibtidaiyah Cokroaminoto

Pengunjung wisata religi Ampel, tepatnya yang bertujuan makam Sunan Ampel, biasanya hanya tekesan dengan banyaknya pedagang. Berupa toko atau gerai sederhana, bahkan stan bongkar pasang. Pedagang memang berjejer memenuhi sepanjang jalan menuju kawasan makam. Semuanya berusaha menarik hati para peziarah yang keluar masuk gang-gang yang menghubungkan jalan raya dengan area makam Sunan Ampel.

Di balik hiruk pikuk itu, sesungguhnya “tersembunyi” sebuah bangunan monumental lainnya. Apa itu? Sekolah tua yang bernama Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyah Cokroaminoto yang beralamat di Jl. Petukangan Tengah No 37. Sekolah itu didirikan tahun 1955. Kondisi sekolah tersebut bertolak belakang
dengan ramainya kawasan Ampel. Padahal letak sekolah cukup dekat dengan area makam yang ramai dikunjungi.

Rifa’i selaku guru agama dan wakil kepala sekolah menuturkan bahwa yang bersekolah di SD atau MI Cokroaminoto anak-anak dari kalangan
masyarakat kelas menengah bawah, seperti pedagang kecil, pemulung dsb. Tetapi semangat untuk memberikan pendidikan terbaik tidaklah pernah padam.

Para guru menyadari dan merasa miris melihat kondisi masyarakat sekitar sekolah. Anak-anak yang tumbuh dikawasan religi, seharusnya mempunyai keilmuan agama yang baik. Tetapi realitasnya keilmuan agama mereka kurang.

“Ini menjadi PR saya dan guru-guru yang lain. Banyak siswa yang belum baik dalam membaca Al Qur’an. Padahal mereka lahir dan tumbuh besar dikawasan yang religius. Masjid Ampel terlihat dari sekolah kami. Tetapi kondisi itu belum sepenuhnya mendukung semangat keberagamaan siswa kami,” tutur Rifai.

Wajah muram kondisi pendidikan agama anak-anak, juga tecermin pada gedung sekolah. Ruangan didekat kantor kepala sekolah, ada ruangan cukup besar, tetapi tidak terpakai. Tampak seperti gudang yang lama tidak dipakai. Atap gedung berlubang cukup besar, gentingnya melorot dan ruang pun penuh debu. Pengelola sekolah ingin membenahi ruangan. Sebab jika bisa difungsikan tentu sangat bermanfaat. Akan tetapi kendala dana membuuat tidak dapat berbuat banyak.

“Kami berharap ada bantuan lagi dari YDSF atau lembaga islam lainnya agar bisa membantu memperbaiki ruangan, bisa difungsikan untuk kelas membaca Al Qu’ran,”
tutur Bu Lilik, kepala sekolah.

Bantuan YDSF
Tahun 2014 melalui program Pena Bangsa, YDSF membantu sekolah Cokrominoto dalam wujud pelatihan kepada guru, buku pedoman dan penunjang untuk belajar Al Qu’ran, rak sepatu, bak sampah, tempat wudhu dan menara tandon air. Sebelum dibantu YDSF, sampah berserakan karena kurangnya tempat sampah, sementara sepatu siswa ditaruh seenaknya.

“Adanya cukup bak sampah, membuat sampah tertampung dengan baik. Demikian pula dengan rak sepatu yang cukup membantu kerapian siswa,” tutur Rifai.

Bantuan yang lain adalah hasil sinergi YDSF dan UMMI Foundation untuk memberi pelatihan kepada guru-guru mengaji, agar lebih progresif dalam memberikan materi. Selain itu sinergi ini juga menghasilkan bantuan berupa tenaga tambahan untuk mengajar anak-anak mengaji dengan baik dan benar.

“Sekarang metode mengajar guru-guru lebih enak, jadi kami lebih mudah paham. Selain itu tenaga pengajar jumlahnya bertambah, semakin mudah belajar,” cerita salah satu siswi yang ditemui reporter YDSF.

Guru-guru pengajar mengaji pun mendapat insensif dari hasil sinergi YDSF dengan UMMI Foundation. Melihat dampak yang cukup besar dari bantuan YDSF,sekolah berharap YDSF terus memberikan bantuan. “Bukan bermaksud tidak ingin mandiri, tetapi kondisi sekolah yang memang belum siap mandiri. Banyak faktor mengapa sekolah belum siap mandiri total,” katanya.

“Kami berterima kasih kepada donatur YDSF, karena sekolah kami dibantu melalu program Pena Bangsa,” kata Bu Lilik, kepala sekolah Cokroaminoto.

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: