Program Jatim Mengajar, Menebar Sosok Guru Berjiwa Dai

Program Jatim Mengajar, Menebar Sosok Guru Berjiwa Dai

14 November 2016

Jawa Timur dengan wilayah yang luas dan secara geografis maupun sosiokultural sangat heterogen. Pada beberapa wilayah, penyelenggaraan pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terpencil dan tertinggal. Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah terpencil dan tertinggal  antara lain adalah permasalahan pendidik. Seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched).

Di sini diperlukan sebuah gerakan untuk mengatasi masalah ini. Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya merasa terpanggil untuk ambil bagian. Karena YDSF Surabaya punya visi: sebagai lembaga sosial yang benar-benar amanah serta mampu berperan serta secara aktif dalam mengangkat derajat dan martabat umat Islam, khususnya di Jawa Timur. Oleh karena itu, YDSF Surabaya bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan Program Jatim Mengajar. Sebuah bentuk kepedulian dalam pembangunan pendidikan di daerah terpencil dan tertinggal di Jawa Timur.

Program ini diharapkan mampu mengisi kekurangan guru baik dalam hal mutu maupun jumlahnya (khususnya di SD/MI negeri/swasta). Selain itu, penyelenggara program berharap program ini sebagai wahana dakwah khususnya pada daerah-daerah yang rawan pendangkalan aqidah, sekaligus untuk memberdayakan masyarakat desa. Prof. Muchlas Samani, Rektor Unesa (ketika program ini dimulai 2013) menyatakan Jatim Mengajar ini sama dengan Program Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (SM3T) yang dilakukan Unesa. Hanya saja ini (Jatim Mengajar) dibiayai secara swadaya oleh masyarakat, dalam hal ini dana dari donatur YDSF. Saya akan usahakan JM ini bisa diakui Kemendiknas agar setara dengan SM3T. Supaya alumninya bisa mendapatkan penghargaan yang sama dari pemerintah.

Karena itu, YDSF Surabaya berharap segenap pihak bisa turut berpartisipasi terhadap proyek pembangunan manusia ini, baik dari kalangan pemerintah, LSM, pendidik, ulama dan para donatur yang budiman. YDSF Surabaya hanya ibarat satu batu bata dalam rumah besar bernama Indonesia ini. Maka sudah sepantasnyalah kita semua bahu-membahu membangunnya. Semoga Alloh swt. memberkahi ikhtiar kita ini.

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: