Mensyukuri Kenikmatan Sebelum Diambil | YDSF

Mensyukuri Kenikmatan Sebelum Diambil | YDSF

3 Oktober 2019

Mila sering melihat seorang lelaki keluar masuk rumah sakit tempatnya bekerja sebagai perawat. Awalnya Mila tak memperhatikan lelaki itu. Namun, setelah sekian lama ‘Mila akhirnya bertanya-tanya dalam hatinya: siapa laki-laki yang setiap hari keluar masuk rumah sakit itu.

Mila akhirnya memberanikan diri memanggil lelaki tersebut. “Bapak saya lihat setiap hari ke sini. Apa keluarga Bapak ada yang sakit?” tanya Mila.

Laki-laki di hadapan Mila itu tersenyum ramah sambil menggelengkan kepala. “Ndak mbak. Keluarga saya sehat semua,” jawabnya.

“Lalu kenapa Bapak setiap hari selalu ke rumah sakit ini,” tanya Mila penasaran.

“Saya ke rumah sakit setiap hari untuk lihat orang sakit mbak. Supaya saya tidak lupa bersyukur sudah diberi kesehatan oleh Allah,” ungkap lelaki tersebut. Mila pun tersenyum mendengar alasan si Bapak.

Ada dua nikmat yang sering dilalaikan manusia. Yaitu, nikmat kesehatan dan waktu longgar. Keduanya baru bisa diketahui nilai kenikmatannya ketika Allah mengambilnya dari seseorang.

Untuk itu kita harus menyadari semua nikmat yang telah diberikan Allah dengan sikap bersyukur dan tidak menyia-nyiakannya. Allah telah menjanjikan barang siapa yang bersyukur atas nikmatnya maka akan ditambah nikmat padanya.

Namun, Allah juga mengingatkan bahwa siapa pun yang tidak beryukur, maka adzab-Nya amatlah berat. Adzab atas lalainya kita pada nikmat pemberian Allah tidak hanya terjadi di akhirat tapi juga di dunia. Berdoalah kepada Allah agar dilindungi dari diambilnya sesuatu nikmat setelah diberi.

Jika Allah memberikan nikmat berupa kenikmatan zahir, maka bersedekahlah sebagai bagian dari rasa syukur. Di samping itu juga sebagai bukti bahwa kita menyadari betul bahwa segala yang kita memiliki sesungguhnya datang dari Allah. Karena jika kita tidak bersyukur atau tidak amanah atas pemberian Allah, maka Allah pula yang akan mengambilnya.

Kenikmatan batin pun harus senantiasa disadari dan disyukuri. Allah lah meringankan kita untuk beribadah, tawaddu’, khusuk dan senang beramal. Jika itu semua tidak disyukuri, maka Allah tidak akan tambah nikmat batin tersebut. Bahkan, jika seseorang merasa kenikmatan batin itu datang dari dirinya sendiri, Allah bisa saja mencabut nikmat batin tersebut.

Perlu kita ingat bahwa biasanya nikmat yang diambil sangat jarang kembali lagi kecuali atas izin Allah. Karenanya, pintar-pintarlah menyadari kenikmatan dan bersyukur atas pemberian itu kepada Allah.

Beryukur dapat dilakukan dengan hati. Yaitu, dengan meyakini bahwa segala nikmat itu adalah pemberian Allah. Bersyukur secara lisan dengan mengucapkan hamdalah. Dan beryukur dengan seluruh tubuh melalui selalu menahan diri untuk tidak menyebarkan aib orang lain yang diketahui melalui indra. Wallahua’alam bishawab. (nra)

 

Baca juga:

Pentingnya Zakat Bagi Kehidupan

 

YDSF dan Masyarakat

 

Ketika Pesimis Melanda

 

Andai Tidak Ada Zakat

 

Zakat Mal

 

 

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: