Ketika Pesimis Melanda

Ketika Pesimis Melanda

10 April 2017

By Ustadz Ahmad Sabiq, Lc حفظه الله تعالى

Islam sangat menganjurkan umatnya agar senantiasa bersikap optimis dalam hidup. Optimis tanpa terlena, waspada tanpa pesimis. Banyak dalil yang menunjukkan akan hal itu, di antaranya:

Firman Allah :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentangAku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. al-Baqarah: 186)

:100:Sebagai makhluk yang lemah, kita senantiasa tergantung pada kekuatan dan keutamaan dari Allah. Doa dan harapan adalah salah satu senjata insan yang beriman.

:100:Dalam ayat di atas, Allah menuntunkan kepada kita agar selalu optimis bahwa Dia akan mengabulkan doa kita. Dan ayat serta hadits yang memberikan harapan terkabulnya doa sangatlah banyak.

:round_pushpin:Karenanya, jangan pernah pesimis apalagi putus asa menghadapi hidup. Iika penyakit putus asa ini muncul, segeralah mengobatinya dengan cara yang tepat. Ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk menghilangkan penyakit pesimis dan putus asa, yaitu:

1. Memantapkan keimanan terhadap qadha' dan qadar. Ini merupakan faktor penting untuk bisa menenangkan hati kaum mukminin. Bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi. Sebaliknya, apabila Allah tidak menghendaki, pasti tidak akan terjadi. Allah telah menentukan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi. (QS al-hadid: 22 23)

2. Berbaik sangka kepada Allah. Inilah salah satu kewajiban seorang muslim kepada Allah. Berbaik sangka akan membuka pintu harapan, dan dapat mengenyahkan bisikan keputusasaan.

3. Memanjatkan doa. Sebagai makhluk Allah, kita tidak boleh pesimis. Ingat, kita masih memiliki Rabb Yang Maha segalanya, bersimpuh dan mengibalah pada-Nya, niscaya Allah akan mengabulkan harapan kita.

4. Meneguhkan tawakkal kepada Allah. Setelah usaha maksimal, maka serahkan segala sesuatunya kepada Allah. Dialah yang menentukan segalanya.

5. Memiliki tekad yang tinggi. Seorang hamba akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan kadar tekad dan semangatnya. Orang yang benar-benar ingin menggapai satu tujuan, pasti akan mengoptimalkan segala upaya dalam mewujudkannya. Sehingga nantinya Allah akan mewujudkan cita-cita dan harapannya.

6. Sabar dan bersikap tenang. Kita mesti ingat, semua masalah menuntut kesabaran dan kebe saran jiwa. Yakinkah, bahwa perkara-perkara yang menyulitkan hanya “takluk” dengan kesabaran. Demikian juga dengan ketenangan, ia sangat berperan membantu seseorang saat melewati kesulitan yang menghadangnya. Kesabaran ini tiada batas. ia dibutuhkan sampai ajal tiba.

7. Menelaah biografi salaful ummah. Kisah orang-orang shalih adalah salah satu tentara Allah untuk membangkitkan para hambanya. Karenanya, Allah sering menceritakan kisah mereka dalam al-Qur'an untuk menjadi ibrah bagi yang mau mengambil pelajaran.

8. Membekali diri dengan ilmu agama. Putus asa dan pesimis datangnya dari setan, maka lawanlah dengan ilmu agama yang kuat, sehingga setan tidak akan bisa mengganggu kita.

Semoga Allah senantiasa membimbing langkah dan hati kita kepada apa yang diridhai-Nya. Amin. Wallahu a'lam.

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: