MEMAKNAI JIHAD DALAM HIDUP

MEMAKNAI JIHAD DALAM HIDUP

14 Maret 2018

 قِفْ دُوْنَ رَأْيِكَ مُجْتَهِدًا # إِنَّ الْحَيَاتَ عَقِيْدَةٌ وَ جِهَادِ

Artinya : “Berdirilah tegak memperjuangkan pendirian selama hidupmu, sesungguhnya hidup ini hanya berarti bila diisi dengan pendirian dan perjuangan”

 

 

Surabaya, 14 Maret 2018.

Jihad (Arab: جهاد‎) menurut syariat islam adalah berjuang dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din (atau bisa diartikan sebagai agama) Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Qur’an. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi dengan damai dan saling mengasihi.

Hidup dan perjuangan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perjuangan yang berarti dapat menjadikan hidup yang berarti pula. Pada pepatah diatas menerangkan bahwasanya hidup manusia hendaknya diiringi oleh perjuangan. Pada intinya, setiap perjuangan akan membawa kebaikan jika yang di perjuangkan ialah perihal yang baik pula, begitupun sebaliknya.

Dalam bait kedua diterangkan pula bahwasanya hidup akan berarti bila diisi dengan pendirian dan perjuangan. Maksudnya ialah arti hidup pada setiap individu manusia dapat dinilai dari apa yang ia lakukan. Berjuang dalam hidup ini tidak dilihat dari pekerjaan besar. Dalam agama misalnya, ketika seseorang rela bersusah payah berangkat untuk mengajar mengaji di suatu surau terpencil dengan niat ikhlas dan mengharap ridho dari Allah semata itu adalah bagian dari jihad (Al jihadu fi sabilillah).

Ada berbagai macam jihad selain contoh di atas, jihad mencari ilmu, jihad berdakwah, berperang dsb. Melawan hawa nafsu adalah salah satu indikasi dari jihad juga. Hawa nafsu ialah keinginan dari setiap hati manusia yang bersipat terus menerus dan tidak akan ada habisnya. Hawa nafsu bagaikan anak kecil dalam suatu keluarga, yang mana hawa nafsu ini akan terus meminta tiada habisnya dan tidak ada puasnya. Ada pepatah mengatakan apabila manusia diberi segunung emas dan terdapat sepetak emas di lahan sebelah, maka manusia itu akan merebutnya juga. Output dari hawa nafsu sendiri ialah serakah. Maka dari itu, mengendalikan hawa nafsu pun menjadi bagian dari jihad.

Maka dari itu, marilah kita isi hari-hari kita dengan hal-hal yang berarti. Karena sebagai manusia kita harus banyak berusaha, yang mana usaha inilah indikasi dari jihad yang sebenarnya. Sehingga nantinya kita menjadi makhluk berarti di hadapan Allah SWT.

 

Ushikum wa iyyaya nafsi.

(Nasrun EL Wahid)

 

           

 

 

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: