Sesungguhnya Allah Swt Maha Penyayang. Banyak perbuatan baik manusia diganjar pahala besar padahal kebaikan itu di mata manusia dianggap kecil atau sepele. Pasti Allah menyediakan banyak hikmah di balik kebaikan-kebaikan itu.
Berikut ini sekelumit tentang amalan-amalan ringan yang punya bobot besar di timbangan Allah.
-
Menyingkirkan Duri/Halangan di Jalan
عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيْقِ كَانَتْ تُؤْذِي الْمُسْلِمِيْنَ
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
وَفِي رِوَايَة : مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
وَفِي رِوَايَة لهما : بيْنَما رجُلٌ يمْشِي بِطريقٍ وجد غُصْن شَوْكٍ علَى الطَّرِيقِ، فأخَّرُه فشَكَر اللَّهُ لَهُ، فغَفر لَهُ
Nabi Muhammad saw. bersabda, “Sungguh, aku melihat seorang lelaki menikmati (berbagai kenikmatan) di surga karena suatu pohon yang ia tebang di tengah jalan, yang mengganggu orang-orang” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Di zaman modern ini, transportasi sangatlah padat. Beragam kendaraan berseliweran. Tentu akan sangat mengganggu jika jalan rusak, atau halangan lainnya. Akibatnya kemacetan panjang pun tak terhindarkan.
Jika menyingkirkan dahan atau duri saja bisa mengantarkan seseorang ke surga atas izin Allah, maka tentu Allah akan merahmati orang yang membantu kelancaran di jalan yang ramai. Yang menyingkirkan halangan yang lebih besar dari duri. Dan, ikhlas melakukannya.
-
Senyum Saat Bertemu Saudara
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi).
Di riwayat lain, Nabi saw. bersabda,
(( عن أبي ذرّ رضي الله عنه قال : قالَ لي النبي صلى الله عليه و سلم : لاَ تَحْقِرَنَّ منَ المعْرُوفِ شَيْئاً ولوْ أنْ تَلْقَ أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ)).
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu terhadap saudaramu” (HR. Muslim).
Senyum merupakan sedekah yang paling mudah dan murah. Tak membutuhkan harta maupun tenaga. Dalam banyak teori psikologi dan bisnis, senyum yang tulus mampu menyingkirkan prasangka (suudzon)dan mempererat pergaulan. Bukankah untuk membangun hubungan yang hangat diperlukan wajah yang ceria, jabat tangan yang erat dan ucapan yang baik?
-
Menanam Pohon
“Tanamlah bibit pohon yang ada di tanganmu sekarang juga, meski besok kiamat. Allah akan tetap memperhitungkan pahalanya.”
Demikian pesan Nabi saw. Tanaman atau pepohonan merupakan salah sumber kehidupan yang disediakan Allah bagi manusia dan makhluk lainnya. Sumber produksi oksigen untuk pernafasan makhluk hidup.
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali yang dimakan darinya merupakan sedekah, apa yang dicuri darinya merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh binatang merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh burung merupakan sedekah, dan apa yang diambil oleh orang lain juga merupakan sedekah.” Dalam lafal lain,“…merupakan sedekah sampai kiamat” (HR. Muslim).
Menurut banyak riset, rata-rata sebuah pohon dewasa menyerap karbondioksida sebanyak 24 kilogram setiap tahunnya. Pohon yang sama akan melepaskan oksigen yang cukup untuk 2 orang dewasa pada tahun yang sama. Rata-rata produksi oksigen per -pohon adalah 130 kilogram per tahun. Dua buah pohon dewasa mengeluarkan oksigen yang cukup untuk sebuah keluarga dengan empat orang anggota.
Angkanya berbeda-beda. Besar kemungkinan disebabkan oleh jenis pohon yang diteliti berbeda jenis, ukuran, dan usianya. Tetapi, ada hal yang jelas sama ‘pohon menghasilkan oksigen’ setidaknya cukup untuk dua orang per tahun.
-
Memberi Pinjaman yang Baik
“Siapa saja memberi pinjaman berupa unta (untuk diambil air susunya) atau uang atau memberikan tanahnya untuk dijadikan jalan umum, baginya sama dengan pahala memerdekakan budak.” (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Di hadits lain, ”Ada empat puluh macam perbuatan utama, sedangkan yang paling utama, adalah mendermakan seekor kambing untuk diperah susunya. Siapa saja yang mengerjakan salah satunya dengan tujuan mengharapkan pahala dari Allah dan melaksanakan apa yang pernah di janjikan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Bukhari)
Terkadang ada rekan atau kerabat kita memilih jalan meminjam daripada meminta. Bisa jadi karena ia merasa malu untuk meminta atau dia sedang kesulitan. Di sisi lain, kita juga sedang memiliki beberapa yang sangat mungkin dipinjamkan.
Nabi saw. mencontohkan ternak untuk dipinjamkan untuk diambil susunya. Namun ada hikmah lain bahwa hewan itu bisa dipinjamkan untuk keperluan lain, sebagai kendaraan misalnya.
Apalagi kendaraan untuk kepentingan sosial dan dakwah. Di satu sisi banyak orang memiliki kendaraan berlebih sedangkan banyak kegiatan sosial dan dakwah membutuhkannya.
Tentu saja ini pinjaman yang bersifat sosial, bukan pinjaman yang bersifat keuntungan materi apalagi ada unsur ribanya. (dari berbagai sumber). ***