Eks Dolly saat ini menjadi isu yang fenomenal, Setelah ditutup tanggal 18 Juni 2014 secara simbolis menjadi akhir sejarah panjang dari lokalisasi Dolly, warga terdampak yang sebelumnya menggantungkan hidup dari lembah hitam itu mulai bisa berkarya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ingin menghidupkan kampung Dolly yang pernah menjadi lokalisasi itu. Pemkot menggandeng kelompok anak muda Surabaya yang berperan aktif dalam pemberdayaan dan pendampingan warga eks lokalisasi Dolly untuk bisa bangkit.
Salah satu kelompok muda ini adalah Gerakan Melukis Harapan (GMH) yang telah 3 tahun lamanya paska penutupan eks lokalisasi Dolly aktif mendampingi warga dengan beragam aktifitas mulai dari bidang kesehatan dan lingkungan, ekonomi, pendidikan, serta kegiatan keagamaan warga dan anak-anak di lingkungan Jarak-Dolly.
Kru majalah Al- Falah berhasil mengunjungi GMH di kantor Sekretariatnya yang beralamat di Jl. Semolowaru Indah II Blok Q No. 17 Surabaya tanggal 31 Desember 2017 . Gerakan inilah yang pertama kali muncul untuk menanggapi rencana Pemkot tersebut.
“Beberapa bulan sebelum penutupan lokalisasi Dolly, kami sudah bergerak untuk memantapkan langkah pemkot dalam menutup lokalisasi Dolly. Setelah penutupan kami tetap mengawal rehabilitasi Dolly” ujar Fajri selaku ketua harian GMH.
“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Kami terpanggil untuk menjadi bagian dari perbaikan masyarakat eks lokalisasi Jarak Dolly dengan membentuk gerakan yang kami namakan Gerakan Melukis Harapan (GMH), 10 September 2014 gerakan kami diakui secara legal dalam bentuk yayasan” terang Dalu,Pendiri GMH.
Inilah Gerakan Melukis Harapan. Dimulai dari aktivitas pengawalan lokalisasi Dolly paska penutupan, mereka menyadari bahwa kesenjangan kesejahteraan antar daerah masih menganga lebar maka mereka bermimpi menggapai cita-cita Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan umum.
“Kami bekerja membuat pembaharuan sejarah. Bila upaya itu telah selesai, kami sudah harus siap dengan pembaharuan lainnya. Langkah kami adalah bergerak ke depan, bukan menunggu masa depan menghampiri kami. Bagi kami, satu-satunya cara mengetahui masa depan adalah dengan menciptakannya dalam imajinasi kami, dan dengan izin Allah, kami menggapainya” (Dalu Nuzlu Kirom, ST)
Menurut Mantan Presiden BEM ITS 2014/2015, Fajri memaparkan bahwa tugas berat ini tidak akan selesai jika hanya diurus oleh pemerintah. Dibutuhkan partisipasi aktif masyarakatnya untuk berkolaborasi membentuk wajah baru Jarak-Dolly.
GMH dalam merealisasikan wajah baru di eks lokalisasi dolly tidak dilakukan hanya seorang, sampai saat ini hampir 30 orang dari berbagai elemen yang turut serta dalam GMH. Adapun program yang digagas dibagi empat bidang, antara lain : 1. Ekonomi, 2. Kesehatan dan Lingkungan, 3. Pendidikan, dan 4. Wanita Harapan.
“Berbagai ide dan inovasi dikaji agar menghasilkan program yang dapat mendatangkan keuntungan setinggi – tingginya dengan tempo sesingkat – singkatnya secara realistis” ujar Fajri.
Di bidang ekonomi contohnya, mulai dari produksi dan branding produk yang ringan seperti kripik Samijali, batik khas Surabaya, Tempe Bang Jarwo hingga Inspiratrip (jalan – jalan inspiratif) ditawarkan secara publik sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Gang Dolly, kampung harapan.
Gambar 1 Gambar 2
Ket :
Gambar 1. Contoh Produk Olahan Tempe yang dihasilkan oleh Bang Jarwo dinamakan "Tempe Bang Jarwo"
Gambar 2. Bang Jarwo (tampak tengah) beserta masyarakat eks Dolly dan relawan Dolly
Di Bidang Kesling – GMH merencanakan beberapa program sebagai upaya rehabilitasi di daerah tersebut. Adapun program tersebut yakni: Kampung Lestari, Bank Sampah, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pelatihan Program Kampung Lestari oleh Gerakan Melukis Harapan (GMH)
Program tersebut akan difokuskan pada upaya pencegahan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di sekitar bekas lokalisasi Dolly terutama dari pengetahuan dan kesadaran masyarakatnya.
Dengan demikian diharapkan derajat kesehatan masyarakat dan lingkungan daerah tersebut akan meningkat untuk mewujudkan Kampung Hijau.
Selain itu di Bidang Pendidikan – GMH mempunyai beberapa program pendidikan sebagai upaya rehabilitasi didaerah tersebut. Adapun program tersebut yakni : GMH Mengajar, Sahabat Anak Harapan, Kampung Madani, School of Parenting, Teater bocah dan Futsal GMH FC.
Relawan GMH Mengajar bersama anak-anak lingkungan sekitar Dolly
GMH dalam proses rehabilitasi eks PSK, mereka juga ingin berbagi ilmu dengan mengadakan program wanita harapan, seperti: Sahabat Wanita Harapan (SahIRa), Wanita Harapan Berkarya, dan Wanita Harapan Tangguh.
Contoh Program Wanita harapan GMH untuk merehabilitasi eks PSK
Mimpi Gerakan Melukis Harapan
“Saya berharap GMH menjadi yayasan yang dapat merubah stigma negatif orang terhadap eks Lokalisasi Dolly, dengan merubah wajah barunya dengan lukisan yang indah” papar Ketua Harian GMH ini.
Fajri juga menambahkan, bahwa ia ingin eks lokalisasi Dolly menjadi Kampung Eduwisata, sehingga wilayah tersebut akan menjadi magnet wisatawan lokal mapun mancanegara di Kota Surabaya, bukan lagi wilayah yang dikenal dengan lokalisasi.
YDSF pernah memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat terdampak penutupan Dolly Tahun 2014 sebesar Rp 50.000.000,-. Untuk selanjutnya Tim YDSF bersama relawan selalu memantau perkembangan usaha dari masyarakat disana, semua itu bertujuan untuk memberikan pemasukan bagi masyarakat yang terdampak akibat penutupan Dolly.
Hingga saat ini, YDSF masih memberikan kesempatan kepada para dermawan, apabila ada yang ingin membantu masyarakat eks Dolly.
Bantuan dapat disalurkan melalui rekening kemanusiaan YDSF di bawah ini :
BCA. 0883837743 Atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah
Konfirmasi Transfer :
EksDolly#Nama#Nominal#+Angka Unik (029)
Contoh : EksDolly#Kholiq#1.000.029
Kirim ke : 081 615 44 5556
Atau hubungi kantor YDSF terdekat
Call center
031 505 6650/54
Donasi Online www.ydsf.org