Piawai Berceramah

Piawai Berceramah

16 Desember 2016

-Muhammad Abdul Rasyid-

Bagi Rasyid ini, Al Quran sudah menjadi sumber kegembiraannya. Berkat kecintaannya pada Al Quran, di usia sembilan tahun ia sudah hafal 17 Juz, hafal banyak hadist dan sudah sangat lihai berceramah. Nama bocah itu Muhammad Abdul Rasyid. Kini akrab dipanggil Syeh Rasyid.

Kepiawaiannya berceramah terlihat pada acara Halal bi halal di Masjid Alfalah yang diadakan YDSF Surabaya, 24 Juli 2016 lalu. Gaya bicaranya sangat tegas dan bersemangat memukau jamaah yang memenuhi masjid di Raya Darmo itu. Setiap kali menyampaikan ayat-ayat Al Quran beserta arti dan maknanya, nada bicaranya mantab. Toh ia seperti sadar situasi, maka sesekali ada nada canda untuk mencairkan suasana.

Syeh Rasyid tidak hanya hafal 17 Juz Al Quran, akan tetapi juga dapat menirukan 15 (lima belas) irama imam besar dunia. Mengikuti kehadiran Syeh Rasyid ibarat menaikmati aliran air segar yang membasahi ladang gersang.

Nongkrong
Ada hal menarik terkait kemampuan Syeh Rasyid yang mampu menghafal Al Quran dan banyak hadist. Menarik karena ketika mengandung, Ibunya, Yulia Sofyani justru jauh dari Al Quran. Umi begitu beliau disapa ketika mengandung sering nongkrong hingga malam, minum minuman bersuplemen dan bersoda. Sang Umi benar-benar jauh dari agama. Terlebih lagi saat mengandung, rumah tangga Umi berada di ujung perceraian. “Saya dulu jauh dari agama, berjilbab pun tidak. Alhamdulillah kehadiran Rasyid mengubah segalanya,” tutur Umi Rasyid.

Ketika Rasyid lahir, di usia delapan bulan, kata pertama yang diucapkannya adalah ‘Allah, Allah, Allah.’ Pada usia ini mulai timbul pula rasa cintanya kepada masjid. Setiap kali melewati masjid, ia benar-benar menikmati bentuk indah masjid. Umi Rasyid mulai merasa ada “keanehan” di dalam diri anaknya. Tanda-tanda Rasyid
kecil menjadi anak yang mempunyai spiritual baik semakin terlihat. Aura itu semakin tampak seiring bertambahnya usia. Kondisi itu tak urung membuat Umi Rasyid semakin ingin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Umi sadar bukan seorang ahli puasa, sedekah, shalat atau mengaji. Akan tetapi Allah Swt memberinya hidayah lewat karunia seorang anak hebat.

Pada usia delapan bulan, Rasyid kecil mulai suka menggambar masjid, menggambar Ka’bah, menulis ayat-ayat Al Quran, dan senantiasa membawa Al Quran kemana pun ia pergi. Sebuah bentuk ekpresi rasa cinta terhadap agama Islam. Bahkan di usia ini ia juga sudah mengenal Perang Badar, perang bersejarah bagi umat Islam. Tentu saja Umi Rasyid terheran heran dengan pengetahuan putranya. Bahkan dalam bercerita tentang perang badar kepada Umi, ia bergaya seperti Ummar Bin Khattab.

Terus Belajar
Kemudahannya dalam menghafal tidak lantas membuatnya berhenti bealajar. Setiap kali berkunjung ke suatu kota, Syeh Rasyid selain menanyakan masjid yang menjadi ikon kota, ia juga mengunjungi dan membeli buku-buku dan kitab karya ulama terkenal. Semangatnya: Belajar, belajar, dan belajar.

Selain bersekolah di SD Al Kindy, anak yang saat ini duduk di bangku kelas kelas 5 SD memiliki kegiatan rutinitas tersendiri. Di antaranya. setiap habis sholat Subuh, dia membaca dan menghafal Al Quran. Ayahnya lah, Awad, yang menjadi teman ketika Rasyid membaca dan menghafal Al Quran. Di depan jamaah Al Falah, Syeh Rasyid menyampaikan harapannya agar kota-kota di Indonesia bisa menjadi Kota Al Quran. Ia memimpikan semua pemeluk agama Islam mencintai Al Quran secara kaffah. Total!

Ia mengapresiasi aktivitas YDSF Surabaya yang berusaha memperbanyak generasi bangsa penghafal Al Quran. YDSF mengadakan pembelajaran membaca dan menghafal Al Quran, gratis. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dilaksankan di Masjid Al Falah Surabaya. Peminat bisa datang ke kantor YDSF Surabaya, Jl. Kertajaya VIII C no 17, Surabaya.

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: