Makara (Maju Karya Sejahtera), itulah nama usaha katering milik seorang anggota Komunitas Usaha Mandiri (KUM) YDSF asal Bandung, Nia Kurniati. Ibu dua anak ini ingin meneruskan cita-cita suaminya yang meninggal karena kanker testis duatahun silam: mempunyai CV.
Alhamdulillah usaha kateringnya sudah berbadan resmi, CV Makara. Ini meneruskan keinginan almarhum suami,” tuturnya. Mantan guru Taman Kanak Kanak ini biasa melayani pesanan nasi kotak, tumpeng, hingga acara prasmanan untuk pesta. Menu-menu yang disajikan pun sesuai permintaan. Selain harga yang terjangkau mulai Rp 13-20 ribu per porsi, Nia memberikan kemudahan bagi pelanggannya, yakni memberikan gratis ongkos kirim minimal pemesanan 20 kotak. Untuk kualitas makanan, Nia selalu menjaganya. Itulah mengapa hingga kini banyak pelanggan yang melakukan pesanan ulang (repeat order).
Kiat dalam menjalani usaha katering perempuan kelahiran tahun 1978 ini adalah menambah jaringan lewat silaturahmi. Menurut dia, promo dari mulut ke mulut lebih cepat efeknya ketimbang ia memasang iklan di internet. Sejauh ini Makara Katering telah menerima banyak pesanan dari wilayah Sidoarjo dan Surabaya.
Ibunda dari Yasmin dan Aizza ini merupakan ibu yang hebat. Ia bisa membagi waktu antara mengurus anak dan mengerjakan pesanan katering seorang diri. Semua dikerjakannya di rumahnya yang beralamat di Surya Asri 2 blok E4/16 Sidoarjo. Ia baru dibantu oleh tenaga tetangga jika pesanan mencapai 100 porsi lebih.
Untuk tiap harinya, Nia biasa membuatkan pesanan nasi kotak untuk makan siang karyawan perusahaan sebanyak lebih kurang 15 porsi. Sebelum mengerjakan pesanan, Nia selalu terlebih dahulu menjalankan kewajiban mengantar anak ke sekolah. Setelah memasak pesanan, ia juga yang mengantar ke tempat pemesan. Sore harinya Nia tak lupa menjemput anak-anaknya di sekolah. Sebagai orangtua tunggal, Nia terus bersemangat untuk menjalani rutinitas itu demi anak-anaknya.
Terbantu
Sejak menjadi anggota KUM, Nia merasa terbantu untuk melancarkan usahanya. Pinjaman modal yang pernah ia terima difungsikan untuk membeli kotak nasi.
Kediaman Nia Kurniati sekaligus menjadi
lokasi usaha katering yang ia rintis bersama almarhum suaminya
“Bisa sampai ratusan order saat mendapat bantuan dari YDSF. Dengan ikut KUM ini saya merasa terbantu. Bahkan ada teman yang tertarik untuk gabung,” katanya.
Bagi yang baru memulai usaha dengan problem rata-rata butuh pinjaman modal, KUM ini bisa membuat mereka yang merintis lebih percaya diri.
”Harapan saya ke depan sih tidak sekadar diberi pinjaman, saja tapi juga diberi pembinaan terkait marketing dan manajemen keuangan,” tuturnya.
Nia mempunyai harapan memiliki tempat khusus untuk menjalankan usaha kateringnya. Ia juga berharap usahanya terus berkembang dan memiliki tenaga marketing untuk membantu mempromosikan katering miliknya. Ia berharap citanya terwujud.
Naskah: ayu|foto: anggun
“Bisa sampai ratusan order saat mendapat bantuan dari YDSF.
Dengan ikut KUM ini saya merasa terbantu. Bahkan ada teman
yang tertarik untuk gabung,”