GONTOR DAN YDSF

GONTOR DAN YDSF

2 Februari 2017

Sebagai salah satu Pesantren yang terbesar dan tertua di Indonesia, Gontor tentu sudah sangat dikenal. Berdiri sejak abad ke-18 yang dimulai dari Pondok Tegalsari, yang menjadi cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor. Didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Bashari yang sejak itu beribu-ribu santri menuntut ilmu di Pesantren ini. Dari sekian banyak murid sang Kyai Ageng memiliki satu murid yang sangat menonjol, Sulaiman Jamaluddin, putera Panghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon yang akhirnya di nikahkan oleh anak dari Kyai Ageng sendiri.

 

Setelah dirasa cukup memiliki Ilmu, Sultan Jamaluddin diberi kepercayaan mendirikan Pesantren sendiri di desa Gontor. Berbekal sekitar 40 santri pada awalnya hingga saat ini menjadi kekuatan dakwah yang besar di Indonesia. Sudah banyak kader ulama yang berhasil dan menjadi panutan di lingkungan dan daerah asal mereka masing-masing. Tidak terkecuali YDSF, Yayasan ini juga memiliki kedekatan secara langsung dengan Pesantren yang sekarang diberi nama Pesantren Darussalam Gontor dengan berbagai kegiatan yang kedua pihak ini seperti PKU (Program Kaderisasi Ulama) dan Kunjungan untuk studi banding.

Peserta Studi Banding

Tepat Kamis (2-Februari-2017) YDSF mendapat kunjungan Studi banding dari Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Universitas milik Pesantren Gontor. Kunjungan ini selain mempererat persaudaraan antara Gontor dan YDSF juga menjadi ladang ilmu baru bagi Mahasiswa UNIDA Jurusan Ekonomi Islam yang “awam” dalam hal dunia ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah). “Bila ada pertanyaan yang keluar konteks, harap di maklumi” sambut ketua rombongan Gontor, Ustadz Samsuri yang juga dosen di UNIDA. Dalam kunjungan ini, Ma’mun Affany selaku Wakil Direktur YDSF juga pimpinan diskusi banyak menuturkan tentang YDSF secara lembaga dan bedah program singkat kepada peserta dari UNIDA.

Penyerahan Cindera Mata

“Kami ingin melihat sejauh mana YDSF mengelola dana umat dan memberdayakannya” Tutur Ustadz Samsuri yang juga menjadikan alasan kenapa memilih YDSF sebagai lembaga untuk Studi Banding “Penyampaian dana yang transparan juga menjadi salah satu alasan” tuturnya. Ustadz Samsuri juga menyampaikan harapan agar YDSF membuka cabang di seluruh Indonesia, “Agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia” tegasnya.

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: