Usaha yang diawali tahun 2006 itu mulanya merekrut beberapa pegawai. Namun karena persaingan pasar yang makin ketat, pasangan suami istri yang menikah 1993 itu akhirnya tak lagi memakai pegawai untuk menekan pengeluaran. Mereka bagi tugas, Yuliani dan anak-anaknya bagian produksi di rumah, Hanafi bagian distribusi.
Ada berbagai jenis permen yang dipasarkan, yakni permen jelly, marshmallow, permen cokelat, dan permen jeruk. Keterampilan mengolah permen didapat dari keluarga besar Yuliani.
Putri pertama Yuliani (Nurul Fajri) menunjukkan beberapa
produk usaha ibunya.
“Semua keluarga saya di Tulungagung punya usaha seperti ini yang diberi label Arumdalu. Kita memakai label dan resep yang sama,” ujar Yuliani.
Yuliani bercerita, awalnya sekadar melayani pesanan para tetangga dan teman-teman dekat. Tahun-tahun berikutnya barulah punya inisiatif untuk masuk ke pasar-pasar hingga merambah ke pemasok. Usaha itu kemudian berkembang hingga bisa merekrut enam pegawai, namun juga sempat mengalami surut karena produknya dijiplak.
“Baru jalan beberapa tahun, sempat ditiru orang dengan harga separuh dari punya kami. Mereka memakai citrun. Itulah yang membuat harga mereka jauh lebih murah. Untuk membedakan permen jeruk yang menggunakan citrun atau tidak, meihat rasa, tekstur, dan warnanya. Yang menggunakan citrun rasanya panas di tenggorokan, teksturnya tidak mudah hancur, dan warnanya tidak mudah pudar,” urai Yuliani.
Meskipun begitu keluarga ini tak patah semangat. Mengalami penurunan dalam penjualan, mereka tetap istiqomah dalam menjalankan usaha. Ikhtiar yang diiringi doa menjadi senjata utama mereka. Setiap hari mereka memproduksi minimal lima lusin permen. Menggunakan sistem konsinyasi atau jual-titip, alhamdulillah dagangan
permen mereka laris di pasar.
Di samping usaha permen ini, sebetulnya Yuliani punya pekerjaan tetap sebagai guru sebuah SDIT di Surabaya. Sedangkan suaminya, Hanafi
berprofesi sebagai arsitek. Usaha permen ini pun dimulai ketika Hanafi sudah mulai sepi proyek di luar pulau. Tidak mengandalkan satu pintu rezeki saja, mereka akhirnya membuka usaha.
Anak-anak mereka yakni Nurul Fajri, Fatimatus soleha, Ahmad Zakiyudin, dan Hasna Wafiroh, selain anak-anak yang berprestasi di sekolah, juga merupakan anak-anak yang rajin membantu orang tua. Nurul Fajri yang merupakan anak pertama menjadi teladan bagi adik-adiknya. Ia yang kini telah lulus kuliah dan menjadi guru Quran di sekolah dasar, menjadi contoh bagi adik-adiknya bagaimana membagi waktu antara membantu orang tua di rumah dengan tetap sekolah.
Yuliani merupakan anggota Komunitas Usaha Mandiri (KUM) di Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) sejak dua tahun lalu. Ia mengaku senang bisa menjumpai KUM, karena banyak manfaat yang bisa dipetik untuk diterapkan dalam bisnisnya. Salah satunya mendapatkan pelatihan terkait berwirausaha.