Pandemi covid-19 telah merenggut banyak jiwa, baik itu usia anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Dari data https://infocovid19.jatimprov.go.id/ per tanggal (19/08) terdapat 366,4 ribu orang terkonfirmasi positif covid-19, dengan data meninggal akibat covid-19 sekitar 26 ribu jiwa. Dari ribuan jiwa yang meninggal tersebut, diantaranya ada yang mengakibatkan beberapa anak menjadi yatim bahkan yatim piatu.
Prediksi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3A) Jawa Timur, mencatat ada 5.082 anak yatim baru akibat covid-19. Keberadaan anak yatim sendiri masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah, mengingat konsentrasi bantuan terfokus pada penanganan pasien covid-19.
Salah satu diantara ribuan anak yatim karena covid-19 yakni Mas Rere dan adiknya Rara. Jauh sebelum pandemi, ibunya telah dipanggil oleh Allah meninggalkan ayah, mas rere, dan juga rara. Tak lama setelahnya, pandemi covid-19 telah merenggut nyawa Ayahnya pada Juni 2021 lalu. Kini mas rere dan rara hidup sebatangkara sebagai anak yatim piatu.
"Kondisi sekarang, adek saya sudah tidak sekolah, dan ingin sekolah SD lagi. Semoga kedepannya adek saya bisa terwujud sekolah SD lagi. Semoga semakin kuat menjalani kehidupan kedepannya, soalnya kan tidak ada orang tua lagi” – ucap Mas Rere.
Banyak kisah serupa seperti mereka, berjuang dengan kuat dan semangat demi mempertahankan hidupnya. Sedang kita masih diberi kesempatan oleh Allah memiliki kesehatan yang cukup, finansial yang cukup, serta keluarga yang lengkap. Lantas apa yang perlu dikeluhkan?
YDSF melalui Program Bantuan Yatim Terdampak Covid-19, akan menyalurkan bantuan berupa dukungan pendidikan anak yatim, bantuan biaya hidup keluarga yatim, serta bantuan pendampingan yatim.
Mari berbagi kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan
