Usaha Bagus, Pendidikan Anak Terurus

Usaha Bagus, Pendidikan Anak Terurus

24 Januari 2017

Sri Hastuti, Binaan KUM-YDSF

Setiap pagi rutinitas Sri Hastuti yang utama mengurus keperluan sekolah anak. Setelah itu ia baru memasak, lalu mempersiapkan keperluan berjualan mie ayam. Usai zuhur, ibu lima anak itu barulah membuka lapak mie ayamnya yang berada tepat di depan rumahnya. Lapaknya berupa meja dan etalase mini, satu set meja kursi untuk pembeli. Sri Hastuti berharap suatu saat dapat membeli rombong untuk berjualan mie ayam di lokasi yang lebih strategis.

“Sebetulnya saya semangat untuk jualan mie ayam, Cuma masalahnya belum bisa beli rombong. Maunya jualan di depan karena di sini kurang ramai. Pembelinya hanya lingkup tetangga dan pondok di depan rumah saja,” ujar Sri.

Sri Hastuti bersama suaminya, Edi Warsito, juga bisnis sampingan menjual air terapi sehat yang diproduksi di Mojokerto. Air minum bermerek Tras itu sudah mempunyai pelanggan tetap. Mereka adalah konsumen yang sudah merasakan hasil positif bagi kesehatnnya.

“Awalnya saya hanya membawa beberapa botol dari teman mengaji. Kami sendiri lalu mencoba mengonsumsi. Dari situ akhirnya kami tertarik untuk menjadi reseller,” katanya.

Memang ada hasilnya? “Alhamdulillah, pembeli yang pernah punya keluhan sakit ginjal merasakan efek baik setelah mengonsumsi air terapi ini,” kata perempuan berumur 35 tahun itu.

Dalam seminggu, Sri Hastuti dan suami dapat menjual lebih dari dua puluh galon air minum terapi. Dari situ mereka dapat mengantongi Rp 600 ribu setiap minggunya. Penghasilan itulah yang dapat mencukupi kebutuhan lima anak mereka: Ibad, Naufal, Alya, Raif, dan Abid.

Dengan menjadi anggota Komunitas Usaha Mandiri (KUM), Sri Hastuti merasakan betul terbantu untuk melancarkan usaha yang dijalaninya. “Saya bersukur sekali dibantu YDSF.

Alhamdulillah bisa infaq dan bersedekah tiap bulan. Mudah-mudahan terus berlanjut di KUM,” harapnya.

Perempuan asal Karanganyar, Jawa Tengah itu juga senang karena pengurus KUM terus memantau para anggotanya. Bila anggota binaan KUM menghadapi kendala, akan diberi masukan dan dibantu. Pinjaman modal yang diterimanya pun membuat usahanya lancar dan berkembang.

Sebelum terjun membuka usaha sendiri, Sri Hastuti pernah bekerja sebagai guru, sedangkan suaminya menjadi agen marketing di perusahaan asuransi syariah. Menurut mereka, dengan usaha sendiri di rumah, waktu untuk berkumpul bersama keluarga lebih banyak dan juga lebih menguntungkan. Menurut pasangan suami istri yang menginginkan anak-anaknya menjadi generasi islami yang kafah ini, dibutuhkan semangat dan niat sungguh-sungguh dalam menjalankan usaha.

Selain mengurus dagangan, Sri Hastuti tiap sore mengajar mengaji anak-nak di TPA Khoirul Huda yang berada tepat di depan rumahnya. Sedangkan Edi Warsito masih kerap mengisi majelis taklim dan tausiah jika diundang ke dalam suatu acara. Menjadi orang tua teladan rupanya membawa dampak positif bagi anak-anaknya. Ibad yang merupakan anak pertama adalah hafiz Quran, sedangkan anak keduanya meraih prestasi juara di bidang olahraga pencak silat. Sri Hastuti berharap, anak-anaknya yang lain turut mencetak prestasi yang membanggakan.

naskah: ayu akrtika

foto: anggun

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: