Ketika mengerjakan suatu amal, tidak dapat dipungkiri bahwa kita juga sedang berharap dapat meraih pahala terbaik dari Allah Swt. Tak hanya sekadar agar diberikan kemudahan di dunia, tetapi juga mengharapkan agar setiap amalan yang ditunaikan dapat menjadi bekal terbaik di akhirat kelak.
Meskipun apa yang dikerjakan sama, pahala yang diterima bisa berbeda. Hal itu bergantung pada hukum perintah yang dikerjakan, apakah bersifat wajib, punya tingkat kesulitan yang lebih, atau dilakukan oleh mereka yang kekurangan.
Selain itu amal shaleh juga berbeda tingkat maupun pahalanya apabila berbeda waktu, tempat, dan kondisi saat amal tersebut dikerjakan. Ada waktu-waktu tertentu setiap amal kita dibalas ganjaran yang lebih besar, meskipun hal yang dilakukan sama. Begitu pula dengan tempat dan kondisi seseorang saat mengerjakan suatu amalan, sehingga menjadikannya demikian berharga.
Pertanyannya, tempat, waktu, dan kondisi bagaimana yang dimaksud agar amal yang dikerjakan dapat memperoleh pahala maksimal?
Waktu Terbaik Meraih Pahala Berlipat
Bulan Ramadhan
Semua amal saleh di bulan Ramadhan memiliki pahala yang berlipat ganda. Contohnya, sabda Nabi saw. kepada Ibnu Abbas, “Umrah pada bulan Ramadhan sama seperti berhaji bersamaku.” (HR. Muslim)
Malam Qadar
Ini adalah malam yang sangat istimewa. Sebab ia berada di bulan Ramadhan. Malam qadar ini nilainya lebih baik dari seribu bulan (atau 83 tahun 4 bulan) dibandingkan dengan malam-malam lainnya. Sebagaimana yang tertuang dalam surah Al-Qadr.
Hari Jumat
Allah Swt. telah menetapkan hari Jumat sebagai hari yang mulia. Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya hari yang disinari matahari adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, pada hari itu ia dikeluarkan darinya dan pada hari itu kiamat terjadi.” (HR. Muslim)
Tempat yang Dianjurkan untuk Mengerjakan Amalan Terbaik
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Shalat di Masjidil Haram Mekah, pahalanya 500 ribu kali lipat (dalam hadits lain mengatakan 100 ribu kali pahala shalat di tempat lain. Sementara shalat di Masjid Nabawi, masjid di mana Rasulullah saw. dan para sahabatnya dimakamkan, pahalanya seribu kali shalat dibandingkan di masjid lain.
Lewat Abdullah bin Zubair r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Shalat di masjidku lebih baik seribu kali daripada shalat di masjid-masjid lain kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih baik lima ratus kali daripada shalat di masjidku ini.” (HR. Ahmad).
Masjidil Aqsha
Di masjid ini, saat malam Isra’, Rasulullah saw. pernah menjadi imam shalat untuk seluruh Nabi Rasul Allah Swt. Mulai dari Nabi Adam as., sampai Nabi Isa as.
Dari Abu Dzar Al Ghifari, Rasulullah saw. bersabda, “Jarak Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha empat puluh tahun, tetapi di manapun kamu mendapati waktu shalat, shalatlah. Karena di situlah adanya keutamaan.” (HR. Bukhari)
Kondisi yang Mengantarkan Pahala Jariyah
Sebaik-baik amal adalah amal yang dapat membawa manfaat bagi manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Empat orang yang pahalanya akan mengalir terus yaitu orang yang meninggal saat berjuang di jalan Allah, orang yang mengajarkan satu ilmu maka pahalanya akan mengalir padanya selama ilmu itu diamalkan, orang yang sedekah jariyah pahalanya akan selalu mengalir kepadanya, dan orang yang meninggalkan anak yang saleh yang mendoakannya.” (HR. Ahmad)
Selain contoh di atas, masih banyak waktu, tempat, dan kondisi terbaik untuk mengeruk pahala Allah Swt. Karena itu, dalam masa hidup yang singkat ini, marilah kita lebih cerdas dalam mengerjakan amal saleh yang bernilai tinggi.
Wakaf di YDSF:
Artikel Terkait:
Tanda-Tanda Allah Memberi Hidayah | YDSF
APA ITU WAKAF? PENGERTIAN, DALIL, DAN HUKUM WAKAF | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Hukum Hadiah Undian (Quiz, Giveaway) dalam Islam | YDSF
PASTIKAN BEBAS PMK, YDSF GANDENG DINAS PERTANIAN NGANJUK DALAM PEMERIKSAAN HEWAN QURBAN
