Sayang, menjadi hal yang sangat wajar tumbuh dalam setiap insan. Apalagi, rasa sayang yang tumbuh dalam hati orangtua kepada anaknya. Pun sebaliknya. Namun, rasa sayang yang terlalu berlebihan juga tidak baik.
Sebagai contoh saat rasa sayang orangtua terlalu berlebih kepada anak, biasanya orangtua akan tidak rela dan tidak tega memberikan tugas yang berat pada anaknya. Bahkan meskipun tugas yang akan diberikan seharusnya itu bisa dilakukan oleh sang anak. Hal ini sebenarnya bisa memberikan dampak buruk pada perkembangan anak jangka panjangnya. Anak akan merasa ‘aman-aman’ saja dan mudah bermalas-malasan pun manja. Tanggung jawab pada anak akhirnya juga tidak ada.
Berikut ini pengalaman orangtua yang saat ini berusia 35 tahun ke atas. Saat masih kanak-kanak, kalau minta dibelikan pencil, orangtua kita membelikan satu atau maksimal dua batang pencil. Lalu kita berusaha mempertahankan pencil tersebut sampai akhir "hayat" hingga pendek sekali. Jika baru separo kita gunakan pencil hilang, muncul pada diri kita perasaan bersalah, bersedih, takut, dan kecewa. Perasaan ini muncul karena telah adanya rasa tanggung jawab.
Hal ini sangatlah kontras dilakukan dengan orangtua saat ini. Sekarang, berapa pencil yang akan kita berikan kepada anak kita? Mungkin akan kita belikan 1 dus yang berisi 6 pencil atau bahkan 10 pencil. Di samping karena kita bisa membelikannya, kita juga khawatir jika satu-satunya pencil anak kita tiba-tiba hilang, mereka akan terganggu belajarnya.
Pertanyaannya, jika anak kita saat ini menghilangkan satu pencil, apakah juga akan muncul pada diri mereka perasaan sedih, takut, dan kecewa? Insya Allah kita akan menjawabnya, “tidak”. Karena kita harus mengakui beberapa anak sangat santai saat pencilnya hilang, karena benak mereka berkata, “Masih ada 5 pencil atau bahkan 9 pencil yang siap mengganti yang hilang”.
Namun, hal tersebut akan menjadi berbeda. Saat kita, sebagai orangtua, sudah mulai menanamkan sifat tanggung jawab pada anak mulai dari hal sederhana. Orangtau saat ini cenderung memiliki mindset “jangan sampai anakku mengalami kesusahan seperti aku saat kecil”. Padahal, tidak demikian seharusnya rasa sayang itu kita tunjukkan kepada anak.
Ilustrasi pensil di atas merupakan salah satu contoh kecil. Ketika membelikan stock pensil yang banyak untuk anak, usahakan pensil tersebut orangtua yang menyimpan. Biarlah anak hanya membawa cukup dua atau maksimal tiga untuk bisa dipakai sehari-hari dalam bersekolah. Bukan berarti pelit, tetapi membiasakan anak terlatih tanggung jawab terhadap apa yang dimilikinya. Karena hal yang paling dekat sebenarnya merupakan sarana yang paling mudah untuk bisa menerapkan serta mendidik anak terhadap rasa tanggung jawab.
Janganlah rasa sayang yang besar kita menghambat anak-anak untuk merasakan munculnya rasa bertanggung jawab lantaran kita selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak dalam jumlah jauh lebih besar dari yang mereka butuhkan. Akibatnya anak cenderung mudah meremehkan barang-barang yang jumlahnya banyak.
Kita harus ingat bahwa seringkali keterbataaan pada anak seharusnya justru menjadikan mereka lebih bertanggung jawab terhadap apa yang telah dimilikinya.
Disadur dari: Majalah Al Falah Edisi Maret 2019
Baca juga:
Mengasuh Anak Generasi Milenial | YDSF
JANGAN TERBIASA BERBOHONG PADA ANAK | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF
INILAH KUNCI SUKSES BUNDA YATIM MENDIDIK ANAK | YDSF
Inilah 4 Cara Mendidik Anak Menjadi Pahlawan Secara Islami | YSDF
Mengenal Generasi Millenial | YDSF