Ada banyak tips
yang dapat kita gunakan untuk menjaga kesehatan sebaik mungkin. Namun, sebagai
seorang muslim tentunya kita juga harus melihat apa saja langkah yang perlu
dilakukan guna menjaga kesehatan secara islami. Mengingat, kita pun memiliki
contoh yang begitu nyata. Rasulullah saw. dan sepanjang kehidupan beliau yang selalu
memperhatinkan kondisi kesehatan baik secara jasmani dan rohani. Serta
bagaimana beliau mendidik istri dan para sahabat untuk mengikutinya.
Pada hakikatnya,
kesehatan seseorang mempunyai makna komprehensif dan utuh. Meliputi
fisik, psikis, spiritual, dan sosial. Manusia disebut memiliki kesehatan utuh,
bila keseluruhan unsur pada dirinya dalam kondisi baik dan berfungsi normal.
Iman kepada Allah kalau keseluruhan rukun iman yang enam
terpenuhi, akan membuat seorang individu menjadi pejuang yang hebat agar bisa
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menurut dr. Khairina, Sp.KJ., kebahagiaan versi Islam
maknanya seseorang mencapai kepatuhan terhadap aturan Allah Swt. Tentu
saja disesuaikan dengan potensi setiap individu. Misalnya, sikap legowo dengan
takdir Allah, selalu tawakal dan berprasangka baik terhadap Allah Swt. sehingga
posisinya selalu dalam keadaan bersyukur.
Memang bukan sesuatu yang mudah diraih. Memerlukan semangat
juang yang berkesinambungan. Tentu saja salah satu yang penting adalah
kesehatan yang prima dan stabil. Dengan iman serta kesehatan yang baik akan
membuat banyak amal sesuai perintah Allah yang bisa dilakukan.
Kesehatan manusia mencakup fisik, psikis, spiritual, dan
sosial. Seluruh unsur tersebut dapat dijaga keseimbangannya, dengan
mengupayakan masing-masing sama-sama optimal atau meningkat. Tidak ada yang
lebih didahulukan, sedangkan yang lain terabaikan.
“Apalagi keempat hal itu saling terkait, saling membantu,
dan bisa saling menjatuhkan jika tidak seimbang,” kata dokter yang menamatkan Pendidikan Subspesialis Kedokteran Jiwa di
Universitas Airlangga ini. Cara
menjaganya, lanjutnya, adalah dengan mengenali diri seperti apa kondisi fisik
yang kita miliki.
Jika ada fisik
yang lemah, bagian mananya, apa upaya agar bisa membaik dan apa yang harus
dihindari agar tidak menurun. Demikian juga dengan psikis, selalu perlu
dievaluasi dan dikenali kelebihan yang bisa dimanfaatkan secara optimal.
Evaluasi bersifat
dinamis dan perlu dilakukan terus-menerus. Kita disarankan merenung setiap hari
menjelang tidur. Atau setidaknya, lakukan muhasabah diri sekali dalam sepekan.
Kemampuan
menginternalkan dan menginherenkan nilai-nilai dari Al-Qur’an dan hadits, tergantung dari kondisi kesehatan fisik dan
psikis kita. Kehidupan sosial yang bisa dinilai dari sejauh mana individu
memberi manfaat pada sekelilingnya adalah buah dari kondisi fisik, psikis dan
spiritual individu.
Pengenalan diri,
melakukan beragam amal kebaikan, meningkatkan kondisi fisik dan psikis,
mengevaluasi berkesinambungan seperti muhasabah diri, sehingga tahu mana yang
bisa ditingkatkan dan mana yang perlu dihindari. Ini kerja panjang tiada henti
sampai akhir hidup.
Baca juga:
5
Tips Membersihkan Hati, Pikiran, dan Niat | YDSF
Tips
Meraih Pahala Terbaik dari Allah | YDSF
Berpengaruh
Tingkat
keshalihan yang diwujudkan dalam menjalankan ajaran dan ritual keagamaan
berpengaruh secara signifikan terhadap kesehatan manusia, terutama kesehatan
mental. Melaksanakan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist merupakan pekerjaan hebat
dan berat, tapi menyenangkan bagi individu yang mengejar kebahagiaan akhirat.
Lebih lanjut, dr.
Khairina, Sp.KJ., menjelaskan bahwa daya juang dipengaruhi oleh berbagai
kemampuan mental seperti kreativitas, kemandirian, rasa sayang pada sesama
sehingga ingin banyak berbuat baik, telaten, dan tidak mudah menyerah. Selain
itu, jika sempat terperosok akan bangkit dengan cepat. Kendala yang ada
dianggap tantangan untuk peningkatan diri.
Banyak lagi aspek
mental lainnya yang berpengaruh terhadap daya juang individu dalam melakoni
hidup demi kebahagiaan di akhirat.
Setiap manusia
selalu berusaha melakukan ritual agama seperti shalat, puasa, juga bersedekah. Masing-masing
perlu dilakukan seimbang, dengan pengetahuan dan rasa cinta terhadap Allah
Swt.
Memang, ada saatnya seseorang yang terlihat memiliki fisik
sempurna, namun tidak mempunyai daya juang maupun semangat untuk bertahan hidup
sehingga hanya bisa pasrah dan melakukan aktivitas sederhana saja. Dari sisi spiritual, pemahaman yang
dimilikinya baru di fase mengerjakan perintah ibadah ritual.
Bagaimana
membantu agar dirinya bisa menjalani hidup dengan mandiri dan memaksimalkan
fungsinya sebagai hamba Allah. Boleh
jadi fisiknya yang sempurna tak didukung psikisnya. Perlu dinilai oleh ahlinya
agar produktivitas hidupnya dieksplorasi lewat evaluasi dan tata laksana secara
bertahap.
Sebab, kondisi
mental yang bagus sangat dipengaruhi oleh pengasuhan orangtua dan lingkungan
pada masa perkembangannya. Dengan pengenalan diri akan terlihat bagian mana
yang bisa ditingkatkan dan bagian mana yang masih destruktif agar diminimalkan
dampak negatif dari sifat-sifat destruktif tersebut.
Kekurangan diri
yang dialami seseorang tidak sepenuhnya hanya saham pribadinya. Banyak juga
andil orangtua dan lingkungan yang mengasuhnya. Berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman, Allah Swt. akan membantu individu dengan syarat jika individu
tersebut selalu berupaya optimal sesuai potensi yang dia punya.
Bantuan Allah tidak selalu sama dengan kemauan
individu. Yakinlah apa yang Allah Swt.
berikan, maka itulah yang terbaik. “Maka berbaik sangka pada Allah sangatlah
penting,” tutur Khairina.
Sumber
Majalah Al Falah Edisi Januari 2023
Artikel Terkait:
Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF
HUTANG, BISAKAH MENJADI FAKTOR PENGURANG ZAKAT? | YDSF
Waktu Terbaik Terkabulnya Doa | YDSF
BOLEHKAH UMRAH TAPI BELUM ZAKAT MAAL? | YDSF
Ragam Penyaluran Program YDSF Desember 2022
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Sedekah di YDSF
Keutamaan Sedekah