Menjadi seorang ayah
memanglah tidak mudah. Ada tanggung jawab besar yang harus dipenuhi demi
keluarga tercintanya. Meskipun terkadang menjadi ayah yang super sibuk dalam mencari
nafkah, tak lantas membuatnya lupa membagi waktu untuk keluarganya. Terlebih waktu
untuk sang anak. Peran ayah untuk mendidiknya pun sangat dibutuhkan.
Sebagai figur
utama bagi anak, ayah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tumbuh kembang
anak, baik secara fisik, psikologis, maupun kepribadiannya. Namun sangat
disayangkan, Indonesia menduduki peringkat ke tiga sebagai fatherless
country atau negara kekurangan (peran) ayah.
Hal ini terbukti adanya
budaya patriarki yang masih kental di kalangan masyarakat Indonesia. Yakni
posisi laki-laki (termasuk ayah) harus selalu diutamakan, sebab dinilai telah
lelah dan sibuk bekerja keras mencari nafkah (secara finansial) untuk
keluarganya. Sehingga, seakan tidak perlu lagi dibebani tugas rumah tangga,
termasuk mendidik dan bermain bersama anak. Padahal budaya seperti ini tidak
dibenarkan.
Dalam Islam pun
demikian. Islam memberikan panduan dan tuntutan terkait kedudukan ayah dalam
sebuah keluarga. Bahkan, dalam Al-Qur’an, banyak menyebutkan kisah teladan
tentang peran penting ayah dalam mendidik dan mengasuh anak. Seperti, kisah
Luqman yang menasihati anaknya, Nabi Ibrahim mendidik Nabi Ismail untuk patuh
mengerjakan apapun perintah Allah, kisah Nabi Zakariya, serta Nabi Yahya yang
mencontohkan peran sentral ayah dalam mengarahkan anak-anaknya.
Baca juga: Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran | YDSF
Dalam Al-Qur’an
juga terdapat perintah bagi seorang ayah untuk menjaga keluarganya. Allah Swt.
berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ
مَا يُؤْمَرُوْنَ
“Wahai
orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.
At-Tahrim: 6)
Dalam ayat tersebut, terdapat nilai-nilai pendidikan tauhid serta tanggung jawab dan menyayangi keluarga, yang sebaiknya ditanamkan sejak anak usia dini. Sementara, perintah tersebut cenderung ditujukan kepada ayah. Sebab, dalam Al-Qur’an surah An Nisa ayat 34, disebutkan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan.
Tips Menjadi Ayah Super Sibuk
Bagi ayah yang
memiliki kesibukan yang padat sebab mencari nafkah, mungkin akan terasa sulit
membagi waktu untuk keluarga. Maka, yang perlu disadari bagi seorang ayah yaitu
menyadari bahwa tugasnya bukan hanya bekerja saja, namun juga memastikan
pendidikan bagi anak, juga peduli dan perhatian terhadap istrinya.
Baca juga: Peran Penting Ayah Di Keluarga | YDSF
Berikut ini
terdapat beberapa tips yang bisa diikuti ketika menjadi ayah yang super sibuk
dan jarang memiliki waktu bersama keluarga.
1.
Membuat
jadwal kegiatan harian atau mingguan, sehingga bisa mengetahui prioritas waktu untuk
bekerja dan untuk keluarga.
2.
Memenuhi
kebutuhan rumah tangga yang sewajarnya sesuai kemampuan, sehingga bisa meringankan
beban istri dan anak-anak di rumah.
3.
Sebisa
mungkin selalu menjalin hubungan dengan keluarga dengan berkomunikasi. Jika
sedang berjarak jauh, maka bisa lewat chat, telepon, video call, atau
media komunikasi lainnya.
4.
Menjaga
diri semaksimal mungkin sehingga tidak mudah tergoda berbagai situasi
yang bisa merenggangkan hubungan dengan istri dan anak-anak.
5.
Segera pulang dari tempat kerja bila memang pekerjaan telah selesai, dan begitu tiba di rumah berilah perhatian
setulus-tulusnya kepada istri dan
anak-anak meskipun terkadang terasa
berat karena kelelahan bekerja.
6.
Jangan lupa berdoa untuk keselamatan diri, istri, anak-anak yang ditinggalkan
dirumah. Bisa berdoa sebagaimana
yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s., dalam Al-Qur’an surah Al-Furqan ayat 74,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا
قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada
kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Sedekah Online:
Artikel Terkait:
Teladan Kepemimpinan Ayah dalam Keluarga | YDSF
Ayah, Sang Pemimpin | YDSF
Pola Pendidikan Najmuddin Ayyub, Ayah Sang Ksatria Shalahuddin Al-Ayyubi | YDSF
Peran Ayah dalam Mengajarkan Aqidah dan Keterampilan | YDSF
Tips Komunikasi Keluarga Milenial | YDSF
Merajut Kebersamaan Keluarga Membingkai Peradaban | YDSF
Potret Pendidikan Karakter Keluarga Nabi Ibrahim | YDSF